Sabtu, 22 Februari 2014

Pembicara Temu dan Diskusi Penulis FLP

Nama Acara : Temu dan Diskusi Penulis sempena Millad FLP ke-16
Penyelenggara : FLP Wilayah Riau
Waktu : 22 Februari 2014
Judul Karya : -

Tentang Pencapaian :
Baru aja pulang dari Malang, bang Alam langsung memintaku untuk menjadi salah satu pembicara dalam acara talkshow FLP. Jujur, ini adalah kehormatan bagiku dan mana mungkin aku bisa menolaknya. Itung-itung belajar menjadi pembicara sebelum nantinya diundang ke hotel-hotel berbintang untuk berbicara dan menginspirasi. Aamiin.
Dalam acara itu, aku berbicara tentang sepak terjangku dalam meraih mimpi dan mengapresiasi FLP sebagai wadahku menimba ilmu kepenulisan. Grogi banget rasanya sewaktu mulai berbicara, karena yang mendengarkanku pun adalah para senior FLP. Yap, mereka lah yang membuatku grogi. Hehe. Makanya, ini ku sebut sebagai kesempatan terhormat untukku. Alhamdulillah.

___Kita hanya perlu melakukan hal-hal kecil dengan sungguh-sungguh sehingga kita pantas dianugerahi hal besar (Truly Elysa)

Selasa, 11 Februari 2014

Pemenang 2 Cerpen Inspiratif tentang Mentoring

Nama Acara : SIMPOSIUM Mentoring Nasional
Penyelenggara : UAKI Universitas Brawijaya, Malang
Waktu : 11-13 Februari 2014
Judul Karya : Karena Kita adalah Gugusan Planet

Tentang Pencapaian :
2 hari sebelum pengumuman kemenangan itu, aku baru aja curhat ke Lia, “Cin, sejauh ini aku bersyukur banget udah pernah ngerasain kemenangan dari berbagai jenis kompetisi. Tapi, ada 1 yang belum pernah sama sekali ku raih, yaitu lomba cerpen. Rasanya pengen sekaliiiii aja menang Cin. Kadang aku mikir, emang belum rezeki atau ada sesuatu yang harus ku pelajari lagi ya tentang cara menulis cerpen yang WOW itu gimana.” Dan, hanya selisih beberapa menit saja setelah curhat konyol dipagi hari itu, aku menerima SMS kemenangan. Bukan hanya menang, aku pun diundang secara terhormat oleh UAKI Universitas Brawijaya, Malang untuk mengikuti Simposium Mentoring nasional. Alhamdulillah pemenang dibebaskan dari biaya registrasi kegiatan dan aku tinggal mikirin gimana caranya dapat ongkos pulang-pergi ke Malang.
Sempat putus asa ketika menyadari waktu yang begitu mepet dan aku belum pernah juga berurusan dengan permohonan dana ke kampus. Udah sempat nyerah, udah sempat bilang juga ke Lia dan orang tua bahwa aku mundur untuk berangkat. Karena, kalau soal piala sih bisa dititipkan sama teman-teman UNRI yang berangkat ke sana. Tapi, aku mendengar 2 kalimat yang akhirnya mengubah segalanya; 1. Kalimat dari Lia, “Memang sih Cin, mu nggak harus ke sana kalau hanya untuk jemput piala, tapi masalahnya kapan lagi mu berkesempatan ke sana? Kesempatan belum tentu datang 2 kali Cin. Kalaupun datang, belum tentu sama.” Dan, 1 kalimat lagi dari bang Ridwan, “Belum dicoba kok Elysa udah yakin kalau nggak bisa? Coba dululah.” Simple but deepest.
Dan, akhirnya berkat pertolongan Allah, niat hati yang kuat dan bantuan dari orang-orang terdekat akhirnya Malang jadi pijakan pertamaku dalam perjalanan ini. fabiayyi ‘alaa irobbikumma tukadzibaan. Kejutan dari Tuhan belum berhenti sampai di situ, tiket pulangku dari Malang ke Pekanbaru dirolling ke kelas Eksekutif Garuda Indonesia karena insiden Meletusnya Gunung Kelud. Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah. Kalau ditanya bagaimana rasanya duduk di kelas eksekutif seperti orang-orang yang ‘mampu’ itu? Aku menjawabnya dengan air mata dan kalimat “Nikmat Allah yang mana yang bisa ku dustakan?”

___Kamu hanya butuh meneguhkan niat sebelum Allah akan menunjukkan jalan (Truly Elysa)