Rabu, 08 April 2015

Puncak Persiapan Calon MAWAPRES

Pernahkah kau merasa BAHAGIA karena sebuah KELELAHAN? Aku pernah!
Kelelahan ini insya allah menjadi PEMBERAT kebaikanku dan PENGINGAT orang lain kepadaku.

Pagi-pagi banget, dek Romi udah sms,
Mbak Jam berapa ke kampus? KTI Romi udah diperiksa, Mbak? Belum lagi Yudi yang minta tolong finishing KTInya juga. Huaah, aku direbutin hehe. Aku bersiap-siap dengan penampilanku yang kali ini bertema Casual Darkness, hehe. Aku pakai kemeja putih dipadu dengan syal hitam dan rok span bersemburat kelabu. Dapat ide setelah sambil sarapan ngeliat Pinterest. Setelah merasa kece dan keren, giliran bersujud 4 rakaat di hadapan Allah, moga hari ini penuh manfaat dan keberkahan. Aamiin.

Aku langsung menuju FEKON, nganterin Rini buat ngurusin legalisir sertifikat kak Dila. Aku melaju ke Perpus, tapi  urung dulu dan tancap ke Faperta, nemuin Kajur Agroteknologi; Pak Rusli Rustam. Beliau adalah salah satu juri MAWAPRES. Alhamdulillah beliau sangat welcome dan hangat seperti bu Tiko. Beliau juga menyarankan beberapa nama untuk dijadikan Juri juga dari rumpun ilmu sosial. Terimakasih, Bapak ^_^. Karena Yudi belum ada nelvon lagi, aku langsung capcuss ke BEM FKIP buat nemuin Romcek dan ngucapin selamat buatnya atas kemenangannya di Lomba Debat Pendidikan di Bengkulu kemarin. Eh, juara harapan 1 sih ciin, tapi tetap aja kan ruarr biasa? cap cuss

IDE: Teknologi, Membeli Waktu

Di salah satu sudut Hot Spot Perpus UR,

"Dek, tiba-tiba Mak merenungkan sesuatu semalam ketika beli paket modem. Heh, Bang dengerin aja ya, nggak usah ikut nimbrung, ehee"
"Bailah juragannnn," timpal Yudi. Tanpa berpaling dari lepinya.
"Jadi gini, harga paket modem smartfrend itu yang unlimited sekarang Rp 60.000 sedangkan yang paket sebulan tapi nggak unlimited itu Rp 50.000. Mak ragu, pilih yang 60 atau 50 aja? Nah, disitu tiba-tiba Mak meresapi sesuatu."
"Apa itu Mak?"
"Dulu, kalau kita mau berkomunikasi dengan orang jauh, kita hanya bisa bersurat-suratan. Sekarang? Tinggal tekan tombol kirim, 1 detik udah sampek ke tujuan. Bukan cuma itu, paket internetnya pun beraneka ragam. Ada yang lancar dan anti lelet tapi dengan harga yang lebih tinggi dibanding yang ber-quota. Dulu, kalau mau berpindah tempat orang akan mengendarai hewan atau berjalan kaki. Sekarang? Bisa pakai motor, mobil atau pesawat. Nah, kenapa pesawat harganya bisa jauh lebih mahal dibandingkan dengan bus? Kenapa paket yang anti lelet tadi lebih mahal? Apa sebenarnya yang sedang kita beli/bayar?" tanya Elysa dengan serius.
"Perasaan!" jawab Yudi degan semangat dan disusul dengan sorakan dari adiknya.
"Apalaaaah daeng nih. Dikit-dikit perasaan," Teguh terdiam sejenak.
"Power, Mak. Kekuasaan!" jawab Teguh.
"Itu pendapat kalian yaa. Kalau menurut Mak sih, kita sedang membeli WAKTU," jawabku dengan mantap. "Coba kita perhatikan lagi. Kenapa orang rela bayar mahal, yang penting cepat sampai ketujuan. Orang lebih memilih bayar 1juta untuk bisa sampai dalam waktu 2 jam dibanding bayar 3000ribu tapi sampainya setelah 24 jam. see? Mereka sedang membeli WAKTU. Nah, ternyata teknologi diciptakan agar kita bisa mengoptimalkan waktu, kan? Maka, kenapa kita justru bisa dengan mudah membuang-buang waktu?" tuturku dengan mimik penuh ekspresi.
"Nggak juga lah Mak. Contohnya kasus bom. Mereka make bom untuk membunuh orang. Nggak positif tuh tujuannya," sanggah Teguh.
"Loh? Bukankah itu juga sebenarnya bukti bahwa penjahat itu sedang membeli waktu. Lebih mudah membunuh dengan bom kan daripada satu per satu dengan peluru? Masalah negatif atau positif tergantung si pemakai sih, Dek. Gimana? Luar biasa kan pelajaran ini?"

Menyapa Dini

Malam semakin terpekur
Jangkri bergemerisik di pepohonan ntah bagian mana
Nyamuk-nyamuk nakal menggigiti kulit
Cicak baru saja mengudarakan decak
Sementara aku?
Aku menggenamakan bunyi tap-tap-tap dari mesin tik ini
Baru saja usai menuliskan curhat hati
Sebab, bahagia penuh menghadiriku hari tadi
Siapa tidak bangga melihat saudaranya bahagia?
Apalagi tak lupa menyebut namanya dalam terimakasih mereka
Siapa tidak suka?
Siapa bisa duka?

April, tolong jawab tanyaku. 2015