"Rin,” aku menepuk paha Rini, pelan, ketika dia hendak
meraih Al-Quran. Rini gagal bergerak. “Rini mungkin udah pernah dengar atau
membaca bahwa sesungguhnya kita nggak pernah tahu amal mana yang menyebabkan
kita masuk syurga. Bisa jadi itu senyum tulus kita, sedekah kita atau Dhuha
kita. Nah, makanya apa yang udah terpola dari ibadah harian kita, usahakan itu
tetap kita laksanakan sampai akhir hidup kita.”
“Hee..emmm,” Rini setuju. Ia sedang menggaruk-garuk
tangannya.
“Karena, sebenarnya yang paling tinggi nilainya itu bukan
semata-mata tentang banyaknya amal kita, tapi tentang kesungguhan dan
keistiqomahan kita dalam beramal, walaupun sedikit. Misalnya, kita udah
terbiasa baca Al-Quran 2 halaman diwaktu maghrib dan subuh, kalau seandainya
suatu waktu kita nggak bisa ngaji di waktu itu artinya kita masih punya hutang.
Berarti kita harus tetap melunasinya pada waktu yang lain ketika kita sempat.
Jadi, target itu tetap tercapai Rin dalam sehari.”
“Hee..ehh,” angguk Rini lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar