Senin, 29 Juni 2015

Kita yang Baru

"Tahun depan, aku akan menggenapi agama ini."
Sudah ntah kali keberapa kau mengulang hajat itu
Belum tahu siapa yang akan menjadi penggenap memang
Tapi niatmu sudah dulu menggenap
Ingat, kita adalah penunggu penjemput!

Aku berusaha biasa saja mendengarmu
Tapi tak bisa.
Inginmu itu sudah mencederai persahabatan ini
Bukan maksudku itu tak pantas
Bukan
Hanya pasti setiap saat akan berubah jadi resah
Kau bisa meninggalkanku tiba-tiba

Banyak mimpi yang ingin ku raih bersamamu
Tapi kini mungkin tak terlalu lagi
Aku memilih sendiri
Kau sudah punya pilihan sendiri
Tak kan bisa lagi 100% bersamaku di sisi
Kuputuskan menjadi baru, Juni 2015

Nasehat: 2 Pusaka dari Lia


“Sebagai temanmu, aku pengen ngasih tahu beberapa hal Cin. Yang pertama, mu harus belajar memahami respon orang. Pernah kemarin ada orang yang ngadu ke aku bahwa mu marah-marah sama dia padahal hari masih pagi.”
“Hah? Siapa? Cewek atau cowok?” tanyaku.
“Iya, bener Liii. Elysa itu sering salah respon. Orang marah, dikiranya biasa aja. Orang biasa aja, dikiranya marah,” celetuk Rini.
“Cowok. Misalnya nih, mu minta seseorang untuk baca blogmu dan setelah dia baca, mu tanya, ‘Gimana komentarnya?’ dan ternyata dia jawab, ‘Nggak ada komentar’ seharusnya mu nggak perlu marah sama dia. Ooh, ya udah, gitu aja Cin ngeresponnya. Intinya, kita nggak berhak marah kepada orang yang nggak punya tanggung jawab lebih kepada kita. Ya, meskipun kita merasa dekat sama dia atau gimana, tapi itu kan hak dia mau berkomentar atau nggak. Ingat kan kemarin waktu mu marah-marah sama kak **s gara-gara dia tumben nggak mau ngasih komentar ke tulisanmu? Mu pernah bilang bahwa setelah mu marah, mu bisa lupa sama sakit hatimu, tapi mungkin orang itu nggak bisa begitu aja lupa Cin. Hati orang siapa yang tahu Cin?”

Ramadhan ke-12; We Are for Our UR

"Cin, mu mau nggak nemenin aku nggak?” tanya Lia setelah kami sahur.
“Ke mana?”
“Kita jangan tidur ya, temenin aku jalan-jalan pagi yuk?”
“Hemm..tapi aku tidur bentar dulu nggak apa-apa ya?”
“Emmm… jangaaan. Nanti aku ikut-ikutan tidur! Kan ntar aku udah pulang, Cin. Sekali aja kita jalan pagi.”
“Nanti mu udah balik ke asrama?”
“Iya. Kan besok anak-anak udah mulai MOS.”
Aku dan Rini mengamini permintaan Lia. pukul 06.00wib, kami meninggalkan kosan.
“Kan, udah teraaang Cin. Apa ku bilang?” kata Lia.
Kesempatan emas bersama pagi ini nggak kami lewatkan begitu saja. Udara segar dan sejuk menyambut kami romantis sekali. Aku menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskanya perlahan. Nikmat sekali pagi-Mu ini ya Allah.