Senin, 17 Agustus 2015

Inspirasi: Menjadi Orang Tua Romantis

“Duhhh,, Tiaraa… Ayahmu kok so sweet banget gitu sih ucapannyaa?” kata Lia.
“Iya, Papa memang romantis gitu orangnya Li,” jawab Tiara.
“Emang mu tahu dari mana Cin?” tanyaku.
“Baca PMnya Tiara semalam dengan screenshoot SMS Papanya. Papanya bilang; 22 tahun yang lalu Tiara terlahir ke dunia, Papa mengazankanmu dan mamamu terharu. Kini, di usiamu yang sudah 22 tahun ini, Tiara tetaplah gadis kecil Papa. Ya Allah Ciinn, aku terharuu kali bacanya.”
Iya Cin, aku juga terharu banget dengarnya. Sungguh lembut hati papanya Tiara. Kalau nurutin haru, tentu air mataku sudah turut.
“Kita harus jadi orang tua yang romantis juga ya Cin untuk anak-anak kita kelas.”
“Ammiin.”

70 Tahun Indonesiaku

"Rin, siap-siap. Kita upacara di Kampus aja yuk?”
“Boleh.”
“Berarti pas ya Rin, kita upacaranya di awal kuliah dulu sama di akhir kuliah ini. Genap!”
“Iya ya?”
Kok aku ngerasa pagi ini kayak lebaran ya Rin? Suasananya beda banget. Special. Ini aku sedang merangkai status di FB, hehe.”
Nggak tahu apa keajaiban HUT RI ke 70 ini, yang jelas aku merasa pagi ini seperti IDUL FITRI. Kicau burung pun nggak pernah sekuat ini suaranya di samping kamar. Syahdu banget. Mohon maaf lahir bathin ya INDONESIA…
Hanya muncul 1 pertanyaan atas umurnya yang sudah 70 tahun ini;
"Andai Indonesia bersosok IBU, apakah aku sudah mendapat RESTU?"

Rasanya BELUM dan masih sangat jauh dari kata SUDAH. Sebab baktiku belum jadi sebenar-benar bakti...
Udah jam 08.30wib waktu aku dan Rini meninggalkan kosan. Waduh! Upacara macam apa jam segini? Sempat berfikir untuk nggak jadi aja berangkat, tapi mikir lagi, kalau nggak sekarang kapan lagi? Ini kan tahun terakhir di kampus biru langit.

Jangan Menunggu Orang, untuk Bahagia

Jangan tunggu orang lain.
Upayakanlah tidak menunggu orang lain.
Sebisa mungkin jangan tunggu orang lain.
Benar-benar jangan tunggu orang lain.
Bahagiamu ada di tanganmu.
Bahagialah karena dirimu.
Orang lain tidak akan pernah mencukupi.



Bahagialah wahai diriku, Agustus 2015