MENULIS adalah AKU; caraku beristirahat, caraku memaafkan, caraku mencintai dan caraku hidup abadi.
Sabtu, 26 Desember 2015
Sampai Ia Berkata IYA kepada Dirinya
Motor melaju dalam kemudiku…
“Ini kita udah sampai desa apa
Cin?”
“Koto Tuo.”
“Koto Tuo? Ini kan tempat KKNnya
Bang *** kan?”
“Iyeeee.”
“Walaupun orangnya udah nggak di
sini lagi, tapi kok rasanya senang banget ya Cin walaupun cuma ngelewati
desanya aja? hehe. Lobay kan?”
“Sihiyyyyyyy.. walaupun dia nggak
ada, tapi seolah-olah masih ada ya Cin?”
“Yuhuuuu. Eh, Abang tu kan
perokok Cin. Jadi, aku tu udah nawarin dia minum kopi Radix. Kan bisa berguna
juga tuh untuk mengurangi tingkat kecanduannya. Tapi, dia malah jawabnya gini; ‘Emmm…
Gitu ya Lis? Tapi, Abang belum ingin dulu untuk sekarang’, artinya, secara
sadar dia tu memilih untuk nggak menyembuhkan dirinya sesegera mungkin kan Cin?”
Nasehat: Sadar lewat Kebaikan orang
Aku jadi teringat lagi dengan
Rini dan bernostalgia tentang kenangan bersama Rini dengan menceritakannya
kepada Lia.
“…intinya Cin, Rini itu adalah
orang yang nggak butuh orang yang bersalah kepadanya meminta maaf kepadanya.
Dia udah memaafkan orang itu sebelum orang yang bersangkutan minta maaf. Mulia
banget kan Cin? Setelah bertahun-tahun sekamar sama Rini, aku baru sadar kalau
aku ini jahat banget. Kadang itulah yaa, kita justru tersadarkan bahwa diri
kita ini jahat lewat kebaikan orang lain kepada kita. Benarlah kalau ada yang
bilang; ‘Dibalik suami yang sukses, ada perempuan yang hebat’, nah kalau aku
dan Rini gini kalimatnya; ‘Dibalik sosok yang sukses, ada teman sekamar yang
hebat!’. Hehe.”
“Waaahhh… iya yaaa Cin. Bener
banget tuuuhhhh! Luar biasa banget si Cin Rini tu yaaa.”
“Iya Cin. 80% dari kesuksesanku
itu ya karena dia udah melengkapiku Cin. Aku nol besar deh kalau nggak ada dia
Cin. Pengen banget suatu hari nanti ku tulis di FB atau Instagram tentang Rini;
‘Rin, aku Rindu dengan keajaiban bersamamu. Aku rindu ketika aku pergi, kosan
dalam keadaan berantakan dan ketika aku kembali semuanya udah bersih. Aku rindu
ketika kamu selalu setia duduk di motorku untuk ikut ke mana pun aku pergi. Aku
rindu untuk bercerita konyol ke Rini dan dia nggak pernah marah. Pokoknya aku
kangen semua keajaiban ketika aku bersamanya , Ciiiin.”
Langganan:
Postingan (Atom)