Minggu, 13 September 2015

Seharian Sendiri Bersama Diri



“Kak, Kak Elisaaa. Kaakkk…”
Suara Fajri membangunkanku. Mimpiku barusan seolah terhubung dengan suara ini, tapi ketika aku beranjak dari tempat tidur, seketika mimpiku terlupa. Ntah tentang apa tadi.
“Ya, ada apa Dek?”
“Kak, pinjam motor.”
“Mau ke mana memangnya?”
“Mama mau jumpain Papa.”
Wahhh….gaswat nih. Don’t-don’t (baca: Jangan-jangan) akan ada perkelahian lagi setelahnya. Ah, syudahlah, itu bukan urusanku.
“Nih kuncinya. Nanti pegang aja dulu ya Fajri, Kakak mau lanjut tidur nih.”
Ku picingkan mata, menatap ke layar HP. Ternyata jam 1 dini hari. Huaammmm… ada baiknya kalau aku lanjutkan tidur dulu. Alarm ku set ke jam 3. Kalau sekarang aku ngetiknya, badanku yang bakal sakit ntar. Tapi, untuk beberapa menit selanjutnya, aku belum juga berhasil tertidur. Fikiranku menembus tembok dan menelusuri jalan di sekita kosan ini. Yap, fikiranku terjaga dan berjaga di luar sana, seolah akan menyaksikan apa yang sebentar lagi terjadi.

1 hari setelah Kepergianmu

Ini adalah hari pertamaku setelah kepergianmu
Beda
Memang demikian berbeda
Sosokmu memang adalah 1
Tapi segala sesuatu tentangmu ada demikian banyak
Aku sendirian sekarang
Diamku sempurna diamnya
Keheningan ini menjadi genap
Kalau ku turuti hati, tentulah mata akan ber-air lagi
Kalau ku hayati rasa, tentulah sepi yang akan kian terasa
Aku hanya berupaya menikmati kini-ku
Tidak merasa-rasa sepi
Tidak mereka-reka rindu
Tidak meraba-raba mengapa

September, 13- 2015 di kamar ungu