Rabu, 29 April 2015

Kembali Berawal

Benarkah kita butuh alasan untuk bertemu?
Bukankah dahulunya kita tanpa begitu?
Kita hanya butuh kembali awal, di dalam baru

Lengah lelah, Mei 2015

Putihku Putihmu juga

Pagi ini ada ujian proposal dan hasil di Pendidikan Ekonomi dan aku yakin mereka adalah teman-teman se-angkatanku. Pengen banget rasanya hadir, minimal aku akan mengamati bagaimana proses yang kata mereka sulit itu berlangsung. Kalau tentang pertanyaan-pertanyaan wisuda itu aku udah kebal kok, tenang aja wahai diri! hehe. Tapi, penyakit lamaku kambuh; kecanduang ngeblog.hehe. Padahal tadi pagi niatnya bentar dan waktu lihat udah jam 07.00wib aja, aku udah ancang-ancang untuk berhenti. Tapi, ketika Rini pergi (gile nih bocah, akan bersibuk ria hari ini untuk Pemira) dan meninggalkan laptop plus modemnya, ya udah lanjut lagi coooyyyy.

Perut lama-lama teriakannya semakin kuat. Aku kelaparan, pemirsaaaa.
Mau pesan lauk, nyadar diri nggak punya uang dan Rini pun nggak ninggalin uang. hiksss, akhirnya aku nyeduh Quaker Oats. Widiiih! Kok lama-lama aku eneg ya? Aku maksain diri buat nggak mencampurinya denga susu *alasannya masih sama sih; menekan pengeluaran, hehe. Tapi, kali ini bener-bener nggak sanggup aku ngabisin porsi yang cuma sepiring kecil ini. Hueeekkk, ternyata makanan beresiko tinggi itu memang enak banget ya pemirsaaaa (kalau dibandingin dengan bubur nggak berasa ini, hiksss).

Inspirasi: Yang Membaca adalah HATI

Membaca tulisan seseorang itu membuat hati kita saling ber-JUJUR.
Siapa pun dia. Jahat atau baik, ketika kita membaca tulisannya, kita akan melihat sisi 'sebenarnya' dari dirinya. Begitu pun dengan kita, bukan lidah ataupun mata kita yang sedang bekerja, tapi HATI. Nah, kita sebagai pembaca atau dia sebagai penulis, sama-sama sedang menggunakan hati untuk berkomunikasi. So sweet kan?
This make me more desire in writing. hehe
Kita bisa membaca dengan jujur
Dia bisa mengungkap dengan jujur
itulah hikmahnya