Jumat, 08 Januari 2016

Nelvon Allah dulu Yuk?



Aku sangat was-was. Berulang kali ku lihat jam di HP. Aku tidak boleh terlambat hari ini! Ada kepercayaan besar yang harus aku laksanakan; Mengawas Ujian mata kuliah Profesi Pendidikan. Aku masih terus menulis. Yap, beginilah rupaku kalau sudah kecanduan. Ku lirik lagi jam di HP. Sudah pukul 06.40wib. Aku segera mandi dan bersiap-siap untuk berangkat. Aku pakai jilbab pemberian Okta hari ini plus white long blazer dan rok hitam. Ready to go!
“Huft! Kirain udah jam berapa. Syukurlah masih jam 07.25wib,” legaku dalam perjalanan menuju fotokopian di Bina Krida.
Aku memilih jalan kaki hari ini supaya berkeringat dan lebih aktif. Ku foto kopi soal ujian ini sebanyak 33 rangkap.
“Semuanya Rp 3.800,” kata si abang FC Mandala.
Setelah membayar, ku lanjutkan langkahku. Aku melangkah besar-besar, persis seperti langkahnya orang-orang Jepang yang sering ku lihat di film-film. Ah, bukankah seharusnya Bina Krida ini sesak dengan mahasiswa yang ramai berjalan kaki? Yang terjadi justru ramai dengan pengendara motor. Hhehe, apa bedanya dengan aku? Bukankah baru hari ini saja aku berjalan kaki? Hehe. Aku jadi mengkhayal tentang Bina Krida yang seperti di film-film Jepang gitu. Keyen pastinya.

Suara santun

Telah ku dengar kembali suaramu
setelah tahun kembar ini
Ini benar-benar terasa baru
Tersadar bahwa sapa kita dulu adalah awal dan akhir
Sebelum sapa yang barusan ada setelah tiada

Ternyata kita dekat
Tapi tak merasa sebab tersekat
Oleh teknologi pemberi kabar
Mengabari sesuai kehendak pemiliknya

Telah ku dengar kembali suaramu
yang kali ini lebih terasa begitu
seolah kita baru berbincang
Waktu telah menyeka suara

ini adalah Januari, 2016