Rabu, 24 Februari 2016

Ternyata Tidak Semua orang Mampu menulis Diary



Aku, Yudi dan Rini membeli bunga terlebih dulu sebelum memasuki halam Grand Gasing.
“Eh, sebenarnya hadiah macam apa sih yang spesial dan bermakna di hari wisuda gini Yu?”
“Hadiah apapun yang diberikan menjadi sangat berharga di momen seperti ini El,” jawab Yudi.
“Sihiyyy. So Sweet. Kita hadiahi aja Lia dengan puisi yuuk?” ajakku.
“Plisss, jangan sekarang! Owhh tidaaak! Banyak kali hutang tulisanku nii. Otakku sedang hank. Banyak tempahan dari teman-teman yang belum selesai.”
“Sihiyy.. tempahan dank!”
“terlalu banyak momen yang berlalu dan belum sempat ku tuliskan.”
“Makanya, nulis diary donk Yuuud!”
“Mau siih. Tapi susahhh.”
Aku jadi melamuni diri sendiri; ‘Berarti aku luar biasa donk? Bisa nulis diary setiap hari dan ternyata ini adalah hal yang TIDAK MUDAH bagi orang lain.’

Apa adanya kamu, sudah Melengkapiku



Setiap manusia yang hidup di muka bumi ini sejatinya sedang hidup bersama TAKDIR yang telah ditakdirkan baginya. Ada jenis takdir yang bisa kita otak-atik lewat doa dan upaya. Ada pula jenis takdir yang hanya perlu kita terima dengan segala keikhlasan dan kesabaran. Dan tentang yang satu ini, setiap orang mempunyai jalan ceritanya masing-masing. Bagi kita yang saat ini merasa bahagia, syukurilah kebahagiaan ini sebelum ia berubah menjadi duka. Bagi kita yang saat ini sedang berduka, bersabarlah karena sebentar lagi kebahagiaan akan menjelang. Di mana pun kita berada saat ini, syukurilah segalanya. Kita tidak perlu menunggu duka sehingga mampu menghargai bahagia. Sebaliknya, kita tidak perlu menunggu bahagia barulah kemudian belajar memaknai duka. Segalanya terjadi untuk kita ambil pelajarannya. Dan hanya mereka yang BELAJARLAH yang akan menjadi seberuntung-beruntungnya manusia

*Takdir - Metamor(Prosa)