Rabu, 15 Juli 2015

Sudah Memangku Mimpi

Teman-teman sudah memangku mimpi. Masing-masing terus berlari. Menaklukkan diri ternyata tak semudah memanen padi. Kadang aku mengalahkan. Kadang aku terkalahkan. Tapi pagi selalu tawarkan barunya hari. Siapapun yang terlambat masih berkesempatan tertamat.

Juli dalam tunggu tamat, 2015

Ramadhan ke-28; Henna Ala Moza

“Mbak Elaaa…cepetlah banguuun! Bantuin Ummi di dapur tu,” pinta Nilam.
Aku teringat doaku semalam, Ya Allah ringankan aku untuk terbangun esok pagi dan ingatkan aku untuk lebih banyak mengaji dan lebih banyak menulis, maka aku segera bangun meskipun sudah pasti ini bukan lagi waktu senggang untuk mewujudkan itu semua.
“Masak apa Mi?” aku melongok ke dalam kuali yang berisi tumisan kol, kacang panjang dan tempe yang diiris kecil-kecil itu.
Segera ku siapkan nasi, air minum dan lauk ke tengah ruang makan. Setelah sayur matang, kami segera menyantapnya dengan nikmat dan hangat. Ekor yang semalam disisihkan oleh mami akhirnya dinikmati juga oleh para pecinta ekor ini. eheheh.
“Fi, omongan orang di sini pada aneh-aneh kan? Banyak bilang ‘la jadi?’nya gitu kan?”
“Mana pula, koe tok ngono loh (mana pula, kamu sendiri aja pun),” kata mami.
“Nggak ah, cuma Mbak Ela aja,” jawab Alfi.
“La jadi Fi?”
“Udahlah Mbak, pekak telingaku dengar Mbak Ela ngomong ‘La jadi?’ terus,” pinta Alfi sambil belagak nutup telinga dengan telunjuk kirinya.

IDE: Film Horor Nggak Mesti Gelap-gelapan

Kenapa sih film-film horor itu selalu gelap-gelapan suasananya? Diibaratkan kalau ada orang yang nggak tahu judulnya, nggak tahu asal mulanya, tiba-tiba ngelihat kita sedang nonton tuh film, pasti dia udah tahu kalau itu film horor. Nggak seru kan? Gampang banget ditebak sih. Coba deh bikin yang terang-terangan, tapi ternyata isinya horor. Kan kece tuh! Hehe.