Jumat, 03 Juli 2015

Ramadhan ke-16; Happy Shopping with Mommy

Obrolanku bersama mami tentang pernikahan membuat kantukku terhalang hadirnya. Perasaanku jadi tak enak. Ada gelisah. Ada kekhawatiran. Ada rasa ragu. Apalagi setelah teringat dengan usia yang hampir memasuki 22 tahun, aku semakin gundah. Untungnya mami-papi nggak mengharuskanku menikah diumur tertentu, setidaknya ini membuatku cukup lega. Melihat teman di kiri-kanan udah menikah ternyata tidak membuatku iri untuk menyusul segera. Ah, saat ini aku justru ingin punya waktu lebih lama dan berkualiti time bersama mami-papi, Moza, Nilam dan Salsa. Tentang pernikahan, aku serahkan itu kepada-Nya. Semoga Ia mendatangkannya dengan penuh keajaiban dan saat itu aku tidak tahu harus berkata apa kecuali menerimanya dengan suka cita. aamiin.

Menjadi dewasa tak mudah rupanya. Sudah banyak hal yang menanti diputuskan di depan sana. Tak hanya pernikahan sebenarnya, karir pun begitu kiranya. Percayakah dirimu, bahwa sebenarnya saat ini aku sedang serba tidak tahu. Tidak tahu akan ke mana setelah ini. Tidak tahu akan menikah diusia berapa. Bahkan, aku tidak tahu akan berkarir sebagai apa. Yah, inilah aku; rumit, sulit. Di satu waktu, aku bisa menjadi perancang masa depan dengan garapan yang jelas dan real.Tapi, di satu sisi, aku sering kali meragu dan kembali mempertanyakan, 'benarkah itu benar-benar inginku?'.

Mami sudah tertidur sejak akhir pembahasan tentang rencana S2-ku. Begini katanya, "Kata Abi, Ela tu nggak perlu ngejar-ngejar S2 setelah wisuda. Lebih baik langsung memulai karir aja. Contohnya Bu Mita, setelah S1 langsung kerja di PT tempat abi kerja ini sedangkan temannya ngejar S2 dan sekarang jabatannya jauh di bawah Bu Mita."

Aku menanggapinya seperti ini, "Ada benarnya yang Papi bilang, Mi. Kemarin El pun kembali mempertanyakan apa tujuan El S2. Kalau memang El pengen jadi dosen, peneliti, ilmuan ya S2 adalah pilihan yang tepat. Tapi, kalau mau jadi pengusaha, guru atau penulis, ya rasanya S2 itu kurang tepat."
El malah nggak pengen kerja Mi setelah wisuda. Maksudnya, kerja secara teratur dan terukur seperti guru atau pegawai. El pengen menghabiskan waktu untuk lebih banyak menulis dan berpetualang. El pengen wujudkan mimpi El jadi Travel Writer. Memang, akan terlihat seperti orang yang nganggur karena kerjanya suka-suka. Tapi, yang penting kan El menikmati itu dan rezeki tetap mengalir.  Aku melanjutkan kalimatku sendiri di dalam hati. Aku mempersilahkan mami berlabuh di alam mimpi. Sementara aku, masih merenungi maunya hati dan mengeja inginnya diri. Menjadi orang dewasa, serumit inikah?

Ikan Besar di Laut Besar

"Dek, ikan yang besar itu letaknya bukan di dalam Ember. Tapi, di laut luas."
Katamu. Menyemangatiku. Sulur-sulur syukur menghatur untuk maha Pengatur. Disela sesak sesal masih ada asa yang layak ditanya. Terimakasih tanpa spasi.

Juli di sini, 2015

Ghost Writer Buku Hujan Berwarna Ungu

Pemilik kisah : Okta Hari Mulya
Penerbit : -
Hari peluncuran : 3 Juni 2015
Tebal buku : 80 Halaman
Harga Buku : Rp – (belum termasuk ongkir)

Tentang pencapaian :
Buku ini berisi tentang puisi-puisi okta Hai Mulya yang pernah dipostingnya di media sosial. Aku mencoba menghimpun dan merapikan tulisannya itu menjadi sebuah buku berjudul Hujan Berwarna Ungu. Sudah saatnya Okta berkarya dengan sungguh-sungguh. Dia memiliki potensi dalam merangkai tulisan tapi ia tak pernah percaya diri dengan itu semua. Passionnya yang sasungguhnya adalah menjadi pembawa acara, MC, moderator atau penyiar radio. Itulah kecintaannya. Aku mencoba menggiring bakatnya yang lain melalui buku ini. Karena, mau tidak mau ketika semua orang telah menyebutnya sebagai penulis, ia akan terus menulis dan ditagih tulisannya.
Buku ini juga sebagai ungkapan terimakasihku atas semua semangat yang tak disadari bahwa itu miliknya. Dia selalu menyebutku dan banyak yang lainnya sebagai orang yang luar biasa. 2 kata; Luar Biasa, yang sering diucapkan Okta itu bukan kata-kata biasa bagiku. Itu adalah 2 kata ajaib yang ‘nyetrum’ banget, sehingga aku selalu berfikir untuk lebih baik lagi supaya gelar Luar Biasa darinya itu tidak sia-sia. Terimakasih dek Okta.

___Mungkin belum sekarang. Tapi percayalah, perbuatan baikmu akan mempercepat suksesmu. (Truly Elysa)

Inspirasi: Mastering Your Habbit

Tahap pembelajaran itu ada 5 :
1. TAHU
2. FAHAM
3. KETIKA DIPANCING, DIA AKAN MUNCUL
4. TANPA DIPANCING, DIA AKAN MUNCUL
5. MASTER
Aku dapatkan ilmu itu dari bang Wira Ramli, Trainer no.1 di Riau. *katanya sih gitu hehe. Peace bang!!! Gak tahu deh kalau ada teori lain yang berbeda. Tapi menurutku, 5 langkah ini sangat real.Tahap tersulit memang adalah MASTER, tapi sekaligus TERINDAH. Untuk mencapai itu, kita harus melewati 4 tahap sebelumnya. Pernah nggak mumamu bilang, "Wah, ini kurang garam" ke masakanmu? Padahal mama gak nyobain tuh masakan, cuma diliat aja. Ada juga yang pernah berkata kepadaku, "Wah, kamu kurang baca buku nih," kata seorang master puisi. Padahal, dia baru baca beberapa detik puisiku yang panjang banget. Waktu itu aku nggak ngerti kenapa ia bisa segitu fahamnya, ternyata mama dan si pujangga tersebut sudah sampai level MASTER; bisa menilai sesuatu karena ia sudah ahli di situ.

Hayookk.. mau jadi master atau master-masteran?
Mari kita masterkan diri kita.^_^
Pilih Hobimu lalu asah. Karena pekerjaan terindah itu adalah HOBI yang DIBAYAR.^_^