Senin, 16 November 2015

Inspirasi: Belajar dari Udayana


Tiba-tiba aku melihat kelebatan sosok Teguh di depan stand. Langsung saja ku teriaki dia!
“Woyyyy! Bububuyuuuuu!”
“Eh, Yuhuuuuuu,” katanya sambil mampir.
Ia bercerita tentang pengalaman amazingnya selama mengikuti Debate Competition di Barawijaya. Aku menyimaknya dengan seksama. Di sela ceritanya, sebenarnya aku ingin menanyakan sesosok rindu padanya. Tapi, ntah karena ia terlalu antusias atau aku yang tak berkesempatan untuk menyela, akhirnya pertanyaan itu terlupa.
“Anak-anak yang dari Udayana itu keren banget loh Mak. Mereka tu di kampusnya punya UKM yang khusus pada perlombaan-perlombaan. Istilahnya gini; ‘Udah, kamu nggak usah mikirin dana, kamu nggak usah ngurusih LPJ. Fokus aja pada perlombaan yang kamu ikuti!’ gitulah Mak saking kampusnya itu mendukung prestasi mahasiswanya. Dan, bisa dipastikan setiap bulannya mereka punya PIALA baru.”
WAWWW! Aku sampai meinding karena takjub dengan cerita Teguh ini. Tiba-tiba harapanku membesar kepada URC untuk bisa mewujudkan hal yang serupa atau paling tidak mirip seperti itu.

Gara-gara tundaku

Gara-gara tundaku
Hakku tertunda
Kesadaran itu datangnya dari naluri
Seolah ada bisikan lembut
Setelah ku dengar, tersadarlah segala sudah
Gara-gara tundaku
Wajibku tertumpuk
Waktuku tertumbuk

November yang sering ditunda, 2015