Sabtu, 30 Mei 2015

Inspirasi: Tidak Sempat atau Tidak Menyempat?

“El tuh, sediakanlah waktu dalam sehari untuk Quality Time dengan Nilam. Ini sibuuuk terus.”
“Kan biasanya juga 2 minggu sekali dia pasti ku jemput Rin… Ini nggak bisa karena besok ada kegiatan.”
“Iya tahu. Maksudku pergi gitu loh, ntah ke mana gituuu. Ntah ajak si Nilam ke Gramedia, atau ke Alam Mayang atau ke Puswiiill. Banyak kok tempat yang bisa didatangi. Jalan berdua aja gitu. Ini Cuma di rumah aja, disuruh pula tuh nyuci baju. Keja m x lah Kakak yang satu ini.”
Aku memikirkan cermat-cermat kalimat Rini itu. Benar. Aku memang terlalu sibuk atau memang tidak mau meluangkan waktu? Ini baru Nilam, gimana kalau seandainya ada Salsa atau Moza juga? Atau ada keluargaku yang lain di sini? Bisa nggak aku meluangkan waktuku untuk mereka? Ini baru masa kuliah loh, gimana kalau ntar aku beneran sukses dan jam terbangku tinggi? Hiksss, jangan-jangan ngangkat telvon pun aku nggak sempat? hiksssss,
“Rin? Gitu ya?” aku bertanya setelah diamku.
Rini membalas dengan anggukan.
Pernahkah kamu merasa tersentil dengan hal-hal yang sepele dan remeh-temeh? Aku pernah dan inilah kejadiannya. Ya Allah, ternyata aku belum selesai dengan diriku. Ini ujian ‘waktu’ darimu dan pelajaran untukku tentang akhlak kepada keluarga. Aku harus memperbaiki diri dengan yang 1 ini terlebih dahulu. Agar ketika telah tiba masanya, aku telah pantas dan tahu ‘bersikap.
“Pi, setelah Maghrib El jemput Adek.”
“Katanya besok mau pergi?”
“El ajak aja Nilam ikut besok, Pi,” ini atas saran Rini.
“Nah..gitu kan sedaaappp…” Sampai segitu legakah papi? hiksss, maaf pi.

Kita Memang Harus Keliling Dunia!


"Rin, kita harus selesaikan KTI ini sebelum jam 4 sore, sebelum TM.”
Jadilah pagi ini berubah menjadi pagi penuh pemerasan fikiran. Sempat kehilangan fokus dan feeling ketika baru membahas dan mulai menuliskan KTI ini kembali. Untung aja udah ada beberapa coretan dan rancangan yang sempat kami bahas bertiga lebih dari 2 minggu lalu.
Cin, jam berapa ke sini?, tanyaku kepada Lia.
Pagi ini belum bisa Cin. Aku harus ikut DM1 dulu nih.
Aku dan Rini tetap lanjut. Sesekali aku mengajaknya berdiskusi ketika idenya mulai buyar dan nggak tentu arah. Sesekali juga aku ngomel-ngomel kalau kerjanya nggak rapi. hihihiii.
“Hallo?”
“Cek, aku di luar. Cepet ku luar! Assalamualaikum.”
Ih, ngapain sih nih bocah pagi-pagi udah ke sini? Beberapa saat, aku masih belum juga bergerak. Tapi, lama-lama kasihan karena dia manggilin terus, hiksss.
“Apanya!” tanyaku sok ketus.
“Pasti baru bangun tidur kan?”
“Kok tahu sih?” padahal dalam hatiku, sok tempe banget nih bocah!

Tanyakan Tentangku Kepada Aku

"Tanyakan tentangku kepada aku," cetus Okta
tak ku iyakan, tapi tak juga ku tidakkan
ini hanya soal pemandang, bukan?
kadang kita lebih tahu
kadang juga kita tidak lebih tahu
ada aku-aku lainnya yang lebih laku
tapi tidak dengan AKU yang Satu itu

Aku-aku, Juni 2015