Senin, 21 September 2015

Untukmu yang Telah Tuntas Berkuliah

Hari ini adalah tentang kemarin
Tentang 3 atau 4 tahun yang lalu
Ketika sama-sama berada di permulaan
Tapi berbeda dalam pengakhiran

Hari ini masih tetap milik kita
Hanya waktu yang berbeda
Ada yang terdahului dan terbelakangi
Tapi bukan berarti tentang menang atau kalah

Setelah ini, masa depan akan seutuhnya menjadi milikmu
Ada kewajiban baru yang silih menagih
Dan segala cinta baru yang mungkin belum kamu tahu
Di mana pun dirimu, semoga ingatmu tetaplah aku
Selamat berusai studi, kawan...
Semoga jalanmu damai, hidupmu permai.
Dan di syurga kita saling bertemu
aamiinn..


September dalam balutan Syukur, 2015

Sebuah Doa sebagai Penutup Hari



Mungkin karena kita terlalu dekat, kita tidak pandai lagi membedakan mana hal yang harus dipuji dan mana hal yang harus diperingati. Semua hal tentangnya seolah-olah menjadi biasa saja dimata kita; obrolan yang biasa, prestasi yang biasa, perjuangan yang biasa, bahkan luar biasa pun dianggap biasa. Itulah kita. Mungkin kita melihat terlalu dekat dan butuh mundur sedikit supaya bisa melihat kesempurnaan itu.

Aku bukan orang yang haus pujian. Tapi itu tidak berlaku untuk orang-orang yang dekat denganku. Kekuatanku ada pada mereka. Maka, ketika tiba saatnya aku lelah, aku sangat berharap mereka mendukungku. Kalaupun mengkritik, silahkan saja! Tapi bukan kritikan asal jadi yang semakin merendahkan hati. Karena, aku tidak pernah main-main dengan pertanyaanku; “Bagaimana penampilanku tadi? Apa yang harus diperbaiki? Bagian mana yang bagus dariku?” Sejak kecil, aku memang selalu ingin ditunjukkan tentang ‘kelebihanku’ disamping pengkritikan terhadap ‘kekuranganku’.