Senin, 23 November 2015

Selamat Ulang Tahun Susi

Aku ingat padamu.
Sejak kemarin.
Sejak tanggal lahirmu muncul di beranda
Dan aku sengaja tidak menjadi orang pertama
Sebab yang pertama, sudah pasti ditunggu adanya
Tapi yang terlambat, belum tentu ditunggu apalagi diingat

Hai Si, apakabar?
Aku ingin selalu tahu kabarmu
Tolong jangan hanya datang padaku dimusimnya saja
Berbagilah cerita denganku
Termasuk tentang ulang tahunmu ini.

Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu
Kini, sudah semakin wajib masanya untukmu menjadi semakin sholeha
Barangkali sebentar lagi agamamu akan menyempurna
Aku doakan semoga prosesnya mudah lagi berkah
Yang baik, baiknya disegerakan
Jangan ditunda dan diperlama
Semoga kita selamanya... hingga ke jannah-Nya.. aamiiin.

Untuk Susi, 22 November 2015

Sebagaimana aku Memperlakukan, Seperti itu aku ingin Diperlakukan



Aku sangat menghargai orang yang sedang berbicara. Apalagi jika pembicaraannya itu adalah sebuah curhat, tentu ia bukan hanya membutuhkan telinga untuk mendengar, tetapi juga hati untuk memahami. Demikianlah aku pun ingin diperlakukan. Aku paling tidak suka ketika aku sedang curhat, orang yang sedang ku ajak cerita itu tidak fokus memandangku. Seperti aku memperlakukan, seperti itulah aku ingin diperlakukan. Makanya, tidak ke sembarang orang aku tertarik bercerita. Aku lebih menyukai komunikasi interpersonal daripada kelompok.  Karena ya itu tadi… karena aku tidak suka tidak diperhatikan.

Dan… sore ini aku marah pada Okta. Bisa-bisanya ketika aku sedang serius bercerita, matanya melihat keberbagai arah, sempat pula dia menertawakan tingkah laku orang lain yang menurutnya lucu. Bahkan, ia pun sempat mengusili mbak-mbak yang phobia pada ayam. Grrrrrrrr! Sekali, masih ku biarkan. Dua kali, masih ku biarkan. Yang ketiga kalinya…