Rabu, 06 Mei 2015

Inspirasi: Jomblo Berpura Tabah

Dibalik setiap pernikahan, selalu ada jomblo yang pura pura tersenyum,
dan memberi selamat.Tapi tolong jangan hakimi mereka, apalagi dibully. Jika ada yang menikah karena Allah, saya yakin juga ada yang menjomblo karena Allah. Hati seorang jomblo begitu dalam, mungkin tak ada yang sanggup menyelaminya hingga relung yang paling dasar. Kalaupun diluar terlihat cengengesan dan menjawab maybe yes maybe no dengan nada bercanda saat ditanya kapan nikah, tapi percayalah, jauh di dalam sana ada gemuruh yang sedang melanda.

Oleh karena itu, jangan perberat hidup mereka dengan pertanyaan pertanyaan yang menghakimi. Tanyakan apa yang bisa anda bantu untuk meringankan kehidupan mereka sebagai jomblo, motivasi mereka, doakan mereka agar dimudahkan ikhtiar nya, diringankan ganjalannya, dilancarkan restu orang tuanya. Jadi jika ada jomblo di dekat anda, jabat tangan nya, dan katakan : "Kawanku, yakinlah bahwa sesungguhnya di suatu sudut di belahan bumi ini ada seorang jomblo lain, yang sedang menanti jomblo sepertimu untuk jadi pasangannya, berusahalah... Lebih keras !".
Jika Anda sendiri masih jomblo, maka segeralah bersembunyi sebelum saya menjabat tangan anda dan mengatakan hal yang sama hehehe.
#Inspirasi dari bang Mono

Gadis Bensin, Kuansing dan Landing

Senja kali ini adalah dalam rangka mengenang sebuah perjalanan (dulu). Deru gas pesawat yang sedang memisahkan diri dari pijakan bumi membuatku iri masa-masa itu. Ingin! Sungguh aku ingin sekali lagi. Lagi. Lagi. Dan lagi merasakannya. Sebab, bukan main rasanya bagi pemuda sepertiku yang mendapatkan kesempatan terbang, buah dari kejar peluang. Pun bahagia itu kontras tergambar jelas dari wajah Yudi dan Mawar yang kami sambut kedatangannya dengan sedikit lebay. Tulisan Selamat Datang Kembali di Pekanbaru Yudi dan Melati, kami pecah ke atas 3 kertas dan kami pegang bertiga. Ketika Yudi dan Melati bergerak menuju pintu sambut dengan mendorong troli berisi banyak tas, kami mengangkat tinggi kertas itu sambil membalas lambaian tangan mereka. Ah, indah sekali! Aku pernah merasakan di sambut -mirip seperti ini- dengan senyuman bang Aan (LO delegasi Indonesia dalam ASC, Bangkok-Thailand), Juni tahun lalu. Di sini, aku belum pernah disambut seperti ini, oleh sebab itu aku ingin mewujudkan harapan itu kepada orang lain terlebih dahulu. Agar kelak, alam memperlakukanku sesuai mauku. aamiin.

"Teman-teman, maaf ya kayaknya aku harus pulang duluan. Karena anak-anakku kasihan, terlantar. Maklumlah, bapaknya nggak ada hehe" jelas Lia, dengan ekspresi tak terdeskripsi, haha.
"Kode keras tuh! (sambungku). Penyambut macam apa kita ini? Yang disambut belum pulang, malah kita yang pulang duluan? heheh."
"Nggak apa-apa, Kak. Kami udah sangat terharu disambut seperti ini."

Di Asrama, Lia mulai beraksi. Sekarang, hari hampir maghrib dan dia akan menasehati sambil bernyanyi, menghimbau sambil melagu dan mengingatkan lewat permintaan yang tak serupa suruhan. Diperuntukkan untuk para penghuni asrama putri yang berjumlah 44 orang. Hiksss, dia memang luar biasa. Seorang kakak, ibu sekaligus teman bagi mereka.

Nika Astuti (Alumni SSYEAP 39th/Indonesia-Jepang-ASEAN)

Kamu itu enerjik, penuh semangat, suka mencoba, pemimpi besar, suka menulis, motivator, pembelajar yang pantang menyerah. Kalo ibarat gelas berisi, kami itu penuh. Tapi aku yakin kamu bisa beradaptasi dengan lingkungan untuk kemudian menyesuaikan isi gelasmu *emot cium. (Thursday, May 16th 2015)


Sambutanku :
Terimakasih cin telah menjadi sahabatku selama 2 tahun ini. Nika adalah sosok luar biasa yang mau berteman dengan orang biasa *buktinya aku bisa dekat dengan dia dari hasil SKSD-ku hehe. Dia adalah guruku. Ia mengajariku banyak hikmah dari sebuah KEGAGALAN dalam proses pencapaian. Saat ini dia masih menempuh studi di Jurusan Akuntansi UR 2011. Mari berteman dengannya di FB: https://www.facebook.com/nikaastuti

Jika Memang Benar Sudah

Benarkah hati sudah menjaga hati?
Benarkah ia telah menjadi semurni ikhlas?
Lalu, kenapa kau masih mewajibkanku akan milikmu?

Sebuah Tanya, April 2015