“Astaghfirullah!” Pekikku ketika melihat ke luar jendela
kamar, sudah mulai terang. Aku terduduk di pinggir kasur mendapati
Rini pun masih pulas.
“Rin! Cepat bangun! Udah pagi.”
Kami berdua sama tunggang langgangnya. Sekarang, pukul
5.25wib pun sudah terang begini ternyata. Hiksss. HPku bergetar-getar terus
selama detik tungguku kepada Rini.
“Halooo Mi… El baru bangun nih,” kataku seketika.
“Halooo.Assalamualaikum,” mami bernada seperti suara yang
tempo hari ku buat-buat.
“Waalaikumsalam, Mi.”
“Nilam jangan lupa dijemput jam 7 nanti ya. Kalau kelamaan,
marah dia ntar.”
“Motor El kehabisan minyak loh, Mi dan harus didorong ke
depan. Jam 7 belum buka penjual minyaknya.”
“Biasanya omongan orang yang baru bangun tidur itu ya gini.
Ngigau nggak jangan-jangan?”
Aku terperanga. Aku yang nggak nyambung? Atau mami yang
memang sedang ngawur?
“Maksudnya Mi?”
“Nggak apa-apa kok. Hehe. Ada kegiatan hari ini?”
“Mi, El ini belum sholat loh. Nanti dulu yaaa..”
“Owalah.iyalah iyaaa,” tutup mami.
Aku segera mengejar kebut Subuh bersama Rini dan setelahnya
aku tidak langsung bergegas untuk mengeluarkan motor. Ini masih pagi. Kembali
ku tegaskan. Aku akan sekaligus bersiap-siap untuk beraktivitas sambil
menjemput Nilam, makanya menurutku jam 8 adalah waktu yang ideal.