Minggu, 08 November 2015

Juri Lomba Menulis Cerpen Almaidan FKIP UR

      Nama Acara : Pekan Kreativitas Muslimah (PRESLIM)
Tema : “Muslimah Kreatif Pencetak Sejuta Karya”
Penyelenggara : LSO LSI Al-Maidan FKIP UR
Waktu : 08 November 2015

Tentang Pencapaian :
Adalah kebanggaan dan kesyukuran tersendiri ketika aku dipercaya untuk menjadi pengisi suatu acara, baik sebagai juri, MC, pembicara, moderator dan lainnya. Termasuk kali ini. Ini bukan yang pertama kalinya Al-Maidan mempercayaiku sebagai juri, sebelumnya bahkan sudah beberapa kali juga aku diminta. Sebenarnya aku sudah sempat menolak kali ini karena deadline penjurian sangat mepet dengan agenda lainnya yang juga penting. Tapi, panitia memang sangat mengharapkanku. Akhirnya aku membagi waktu dengan bijak untuk tetap bisa mengikuti keduanya. Alhamdulillah, semuanya terikuti dengan baik. Ternyata yang aku butuhkan hanya 1 saja; FOKUS menyelesaikan 1 dahulu. 

____Kita terlalu ambisius. Sering kali ingin menyelesaikan banyak kewajiban dalam waktu yang berdekatan. Padahal yang harus kita lakukan adalah mengerjakan 1 dahulu, setelah selesai barulah mengerjakan yang berikutnya. Kita butuh FOKUS dan TOTALITAS, kawan! (Truly Elysa).

Menuju 100% Elysa Rizka Armala


Aku belajar 1 hal lagi hari ini. Ternyata, cara setiap orang mengisi waktu itu berbeda-beda sesuai kesukaannya. Ada orang yang merasa terbuang waktunya kalau tidak membaca buku, ada orang yang merasa waktunya terbuang kalau nggak nulis, ada orang yang merasa terbuang waktunya kalau tidak berbisnis, contohnya bang Daus. Kita (termasuk aku) sering banget berkata; ‘Jangan buang-buang waktu kayak gitu!’ padahal bisa jadi justru orang tersebut sedang bermaksud mengisi waktu. Ternyata, kita sering menyamakan ukuran kita dengan ukuran orang lain. Aku semakin tahu. Semoga bertambah lagi  tahuku esok.

(Elysa Rizka Armala - Tentang Mengisi Luang)

Inspirasi: Nasehat itu ada di mana-mana


“Gimana lagi tuh Mamake? Umil kan baru cerita tentang masalah aja. Belum ada solusinya.”
“Ya udah, tinggal Umil tuliskan aja gimana caranya bahagia itu!”
“Emmm..tapi malu kali awak. Awak aja masih ntah hapa-hapa, mau sok-sok pula nuliskan tentang cara-cara itu. Gimana ya Mamake?”
“Iya juga sih, terkadang itu adalah konflik bathin penulis Mil, mau menuliskan sesuatu yang ideal sementara dirinya sendiri belum ideal. Eh, tapi sebenarnya Umil tu nggak perlu loh membahasakan solusinya secara terpisah. Karena, apa yang Umil tuliskan ini kan adalah pengalaman pribadi Umil, keluh-kesah Umil, ya udah silahkan aja pembaca yang mengambil hikmahnya. Nasehat itu kan nggak harus dibahasakan secara khusus Mil, karena sebenarnya semua cerita itu adalah nasehat yang tersirat.”

Selamat Ulang Tahun bang Aditya Fernando

Dari jauh ku kirim doa
Sebuah lirih-lirih takzim
Tak biasa dari yang biasa
Untukmu wahai pengayom cita
Mari aamiinkan doa ini...

Semoga segala seteru hidupmu segera sudah
Semoga segala harapan muliamu segera wujud
Semoga segala ketaatan pada-Nya segera utuh

aamiiin...
Dalam harap yang teramat
Semoga yang diharap serba ber-rahmat
Dalam doa yang tertulis
Semoga yang dicita serba ber-aammiin.
Sebab, tiada kata terlambat untuk sebuah DOA


Untuk bang Aditya Fernando, November 2015