“Rin, aku bener-bener nggak bisa ikut Musyma nih ternyata.
Jam 9 ini aku ada acara FLP juga. Hemmm… setidaknya aku udah datang bentar
kemarin walaupun sebelum acaranya mulai. Hehe.”
“Arassoohh. Aku duluan pergi ya. Daaa,” Kata Rincuy.
Giliran aku yang bergegas setelah menulis beberapa postingan
yang belum lengkap. Eh, pas aku mau ke luar pintu kosan, masih ada Rincuy di
teras, “El, antarinlah aku. Ntah kapan pun aku dijemputnya nih!”
Niatku untuk berjalan kaki aja ke kampus berubah. Tanpa
mengiyakan Rincuy, aku segera masuk ke dalam lagi untuk mengambil kunci motor.
Eh, ketika aku kembali mengunci pintu kamar, Rini berteriak, “El, aku
duluaaaaaaan.” Huh! Kepiye toh ndukkk?
Aku fikir aku sudah terlambat, ku lirik jam di HP, 08.55wib.
Huft syukurlah!
Barusan aku nerima sms dari nomor tak bernama, katanya acara
FLPnya di saung MTK. Padahal semalam aku dapat sms acaranya di saung Bahasa
Indonesia. Aku mampir ke MTK dan ternyata belum ada orang di sana. Ku lanjutkan
langkah ke Bahasa Indonesia dan ternyata tidak ada orang juga. Ku putuskan
untuk menunggu kepastian sambil mengetik di koridor di dekat HIMA PBSI. Tempat
ini punya kenangan, ketika Okta menjelaskan teknis pemilihan Duta FKIP setahun
yang lalu kepadaku, Lia dan Inur.