Sabtu, 14 November 2015

Investasi Abadi, Jariyah Sejati



Hari ini, kemalasan tidak boleh mendahului semangatku! Meskipun sebenarnya, aku masih ingin lebih lama lagi duduk diam, sendirian  di kamar ini. Memang, menyendiri bersama tulisan adalah hobiku. Aku betah seharian suntuk nggak ke mana-mana asalkan berdua bersama tulisan. Pukul 08.00wib, aku sudah bersiap untuk mandi tapi lagi-lagi kekhawatiranku tentang Whatsap yang selalu gagal ku download malah semakn menjadi-jadi. Akhirnya, beberapa menit masih berlalu bersama pencarian sebab dan solusi. Barulah setelah itu aku beranjak dari dudukku…
“Assalamualikum… Mamakeee…?”
“Mamakeee…”
Aku hafal betul dengan suara itu. Pasti itu adalah Umil. Huft, untuk aja aku udah ready dan tinggal pakai jibab aja. Ku buka pintu dan ku persilahkan Yaumil untuk masuk.
“Mamake mau ke manaa?”
“Ke stand URC kita donk.”
“Alhamdulillah.. awak kita Mamake ntah mau pergi ke manaa. Awak malu kali sejak kemarin sendirian terus. Macam nggak punya kawan aja awak jadinya. Segan kali sama Ar-Royan, mereka ramai terus loh Mamakeee.”
Duh, Milll… maafin Mamake yang nggak becus ini yaaa.

Inspirasi: The Power of Recommendation

"Dulu, Mamake pernah nulis di blog tentang The Power of Recommendation.
“Apa itu maksudnya Mamake?”
“Maksudnya gini…. Kadang, ketika ada orang yang meminta kita menjadi pembicara, itu belum tentu karena kita ahli Mil, tapi karena ada yang MEREKOMENDASIKAN. Contohnya Mamake barusan, kenapa Mamake diminta? Ya karena Mamake dekat sama Reza. Kalau nggak, mungkin bukan Mamake yang dimintanya. Karena kalau bicara siapa yang ahli, mungkin ada yang lebih ahli daripada Mamake. Ngerti kan poinnya Mil?”
“Iya yaaa Mamakeee. Ngerti. Umil pun gitu Mamake, waktu Umil dipercaya jadi pemateri dulu Umil paksaian juga supaya mau, karena kalau nggak gitu kapan lagi awak belajar kan?”

“Betul tu Milll.. Adek-adek di FKIP kemarin ni kan ada yang jadi penerus Mamake; LKTI di Yogya dapat juara 3 tahun ini. Nah, salah satu dari mereka diminta untuk jadi pembicara di Prodi Sejarah. Tapi, dia ngadu gini ke Mamake; ‘Kak, Adek nggak seberapa nih ilmunya, Kakak ajalah ya yang jadi pembicaranya?’. Terus Mamake bilang gini; ‘Adeeeekk, nggak boleh gitu. Kalau kita diminta, berarti kita dipercaya. Kan Adek masih bisa nanya ke Kakak apa aja yang mesti disampaikan’. Kesempatan yang kayak gini ni mahal loh Mil, makanya nggak boleh kita sia-siakan. Tugas kita ya selalu memperluas silaturahmi supaya REKOMENDASI yang datang ke kita juga semakin banyak.”
“Iya ya Mamake. Awak ni lah yang susahnya Mamake.. pergaulan awak masih di Fakultas aja. Belum ke mana-mana kayak Mamake.”
“Lah Mill.. Nggak perlu terlalu memaksa diri untu bergaul di luar kebiasaan. Biarkan semua itu berjalana secara natural dan alamai aja. Yang penting, kita harus ramah dan welcome kepada semua orang yang datang kepada kita. Itu aja kalau diterapin terus menerus hasilnya bakal luar biasa.”
“Iya yaa Mamake… kalau kita paksain ntar hasilnya malah nggak baik pula karena niatnya salah.”

Berkabar setiap waktu

Aku mencaritahumu setiap waktu
Waktuku adalah malam
Diam-diam tanpa terdeteksimu aku memburu
Sekedar terbaca tulisan setengah alenia
pun sudah cukup bagiku
Lega nian setelahnya
Setidaknya aku telah membacamu
Sekarang, giliranku berkabar!

November berkabar, 2015