Cek di mana?
Masih di Balai
Bahasa Cek. Cek di mana?
Kakak di Perpus.
Ngapain di sana?
Ntar kalau Novi udah ke luar, Novi kabari cek.
Aku masih mengerjakan hal yang sama dengan kemarin;
melengkapi kolom Truly Elysa. Proposal SKRIPSI udah meneriakiku sejak kemarin,
tapi sampai detik ini belum juga ku angsur satu kata pun. Ya Allah, maafkan
hamba-Mu yang belum juga pandai memenejemen rasa semangat ini.
Pukul 12.00wib aku bergerak menuju Balai Bahasa. Ada Novi
dan Dek Fitri di serambinya.
“Ceeekk? Haaiiii? Sama-sama merah nih kita bertiga.”
“Wahh, iya ya kok bisa kebetulan gini kita?”
Ternyata suara azan telah lebih dulu terdengar. 2 nasi kotak
milik Novi dan Fitri terpaksa harus ditunda dulu penyantapannya. Kami bertiga
sholat di mushola Balai Bahasa.
“Cek, Alhamdulillah Kakak lolos yang ke Bangladesh looh Cek.
Barusan tadi Kakak lihat pengumumannya di email. Ya Allah, sampek gemetaran
tangan Kakak baca pengumuman itu. Cek cobalah ikut juga Cek, siapa tahu lolos
juga. Terbang rame-rame kita bareng Kak Lia dan Kak Rincuy.”
“Kok Kakak udah tahu duluan kalau lolos Kak?”