Senin, 11 Mei 2015

Si Putih Ngambek, Aku Sedih!

Aku berhutang 2 hari dengan tulisan-tulisanku. Pagi ini, aku berniat menggenapi. Alhamdulillah, modem ini mempercepat koneksi dan aktualisasi diri (ini ngomongi apa yak?). Setelah menunaikan kewajiban Subuh, dengan sigap ku raih laptop dan mulailah aku berolahraga jari. Sumprit dah! Asyik banget rasanya. Aku kangeeeeen banget ngeblog. Wah, jangan-jangan aku kayak bu Tiko yang kecanduan kopi. Hemmm, kalau pun iya, insya allah ini sangat bermanfaat. *ehem, judul kapan mau diajuin coy? hiksss, inilah penyakitnya. Tapi, semoga ntar setelah Zuhur, aku nggak ngebandel. Bismillah.

"El, lafarrr! Sarapan ke tempat yang belum pernah kita cobain yuk?."
"Ayuk! Tapi, masa kita masih busuk-busuk gini pergi?"
"Nantilah! kita mandi dululah, baru sarapan."
Aku ngeblog dan Rini baca bukunya bang Assad.
"Ringan banget loh Rin bahasanya. Sumprit dah! Persis kayak gayaku ngeblog, kayak gitulah dia menuturkan cerita," kataku, memulai pengulasan. Rini hanya manggut dan melanjutkan membaca, mungkin dia hanya menganggapku butiran debu semata *eyaaakkk.

Inspirasi: Kita TER-Silaturahmi-kan Lewat Teknologi

"Rin, teknologi ini luar biasa ya. Nyadar nggak kalau sebenarnya kita secara otomatis Ter-silaturahmikan antar yang satu dengan yang lain lewat medsos aja? Contoh, waktu Andin bikin PM atau status sedang di SKA, saat itu otomatis kita akan tahu bahwa Andin sedang di SKA. Memang, kita belum tentu saling menyapa setelah membaca status itu. Tapi, setidaknya kita sudah tersilaturahmikan karena status tadi. Kita jadi tahu teman kita gimana kabarnya, sedang di mana atau sedang merasakan apa. Bayangkanlah seperti zaman surat-menyurat dulu Rin, kita nggak pernah tahu kabar orang lain yang jauh di sana kalau nggak saling berkirim surat. Ya kan?"
"Hemm...arassooh."

Kamu sombong!

"Kamu sombong! Masa mampir sebentar aja ke sini nggak sempat! Orang sibuuuk!"

Aku tidak menangkis tohokan itu. Sombong. Sok sibuk. Nggak nyempetin mampir. Semuanya memang benar. Tidak ada yang akan ku pungkiri. Mulut terkunci, hati meratapi. Andai jujur itu semudah kita bernafas. Andai saja.

Senin, 11 Mei 2015

Efri Hardiannursyah (Mahasiswa Kriminologi di UI Riau)


Elysa yang saya kenal memiliki jiwa arif dan baik. Bijaksana dan mistis. Tidak mudah putus asa, selalu bertujuan. Hidupnya penuh tantangan. Sosok wanita soleha, harapan semua pria. Tidak sombng dan mudah tersenyum. Adakala menyebalkan namun semua itu tak tertandingi dengan auranya. (Sabtu, 160515)

Sambutanku:
Aku mengenal Efri sejak bimbel SNMPTN Di Quantum Revolution Pekanbaru. Dia lucu, cerdas, kritis dan kadang suka menyebalkan juga. Sudah 4 tahun berlalu tapi kami tetap keep in contact. Nah, silahkan berteman dengannya di FB: https://www.facebook.com/friboy32?fref=ufi