MENULIS adalah AKU; caraku beristirahat, caraku memaafkan, caraku mencintai dan caraku hidup abadi.
Jumat, 22 Mei 2015
Canda tanpa Harga
Nasehat: Atas Pedihnya Pengharapan
"Ketika
hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Allah timpakan ke atas
kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah
sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka menghalangimu
dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepadaNya."
-Imam Syafi'i-
-Imam Syafi'i-
KPN Hari ke-2: Jayalah Ikan Gembungku!
Pagi ini, aku terbangun pukul 05.25wib. meleset sangat jauh dari yang sudah ku targetkan. Salahku sebenarnya. Kenapa pula aku terlalu percaya kepada diri yang memang sulit sekali bangun? Sebenarnya, sudah ku pesankan juga kepada Rini. Tapi, karena ia pun sedang cuti Sholat, maka jadilah seperti ini.
Menyadari slide power point yang wajib dikumpulakn semalam lewat
email bahkan belum ku kerjakan, kalutku makin bertambah-tambah.
“Rin, kalau aku pakai dress batik ini dan pakai blazer, kira-kira
masalah nggak?”
“Ikuti ajalah apa yang disuruh. Jangan main api.”
Sudah ku duga akan seperti itu jawabannya. Tapi, ada
benarnya juga. Daripada gara-gara ingin tampil ‘berbeda’ malah akhirnya jadi
soal, memang lebih baik jika aku cari aman. Akhirnya, ku gunakan rok batik
sebagai baju (tentang ini, sudah pernah ku bahas di tulisan sebelumnya yaaa)
dan di padukan dengan blazer dan rok rimple hitam. Cantik!
Kalau udah siap,
duluan aja ya teman-teman. Jangan tunggu-tungguan karena kita kan udah tahu jalan.
Aku meminta
tolong kepada Rincuy untuk mengetikkan kalimat itu. Aku akan merasa bersalah
kalau waktu mereka harus terkorbankan karena menungguku yang super lelet ini.
lagian, aku pun mau ke Delima juga untuk menjemput kamera yang dipakai Nilam
kemarin. Barulah setelahnya, aku melaju menebas batas, menerobos di sela
lalu-lalang kendaraan yang tak tentu tuju.
Langganan:
Postingan (Atom)