Kamis, 09 April 2015

Penundaan yang Disyukuri

Adakah pernah dirimu tidak merasa lelah padahal keadaan pantas untuk dilelahi? Jawabannya pasti: PERNAH. Terutama ketika deadline, apa pun pasti akan kamu lakukan demi memenuhi target. Biarpun tidur sehari semalam hanya 3 jam. Everything is going to be alright. Lelah dirasa tak singgah, padahal kalau boleh jujur tubuh pasti ingin menyerah. Haha, itulah yang disebut The Power of Deadline!

Pagi ini, aku Lia dan Yuni kembali menggesa KTI dan berkas-berkas lain yang belum selesai. Aku baru tahu bahwa mereka tidur jam 03.30-an semalam. hiksss, kacihaann. Tapi, semoga maksimal. Menyentuh sarapan pun Lia tak sempat, aku menyuapinya ditengah kekalutannya. Yuni sudah beranjak dari Asrama sekita pukul 07.40wib setelah semua KTInya fix dan sudah diprint di printernya Lia.
"Ciinnn. Udah jam 08.00wib ternyata. Gimana ini?" tanya Lia.
Aku membathin: mungkin kalau aku tidak di sini bersama Lia pasti aku sudah bisa stay di Dekanat FKIP untuk bantu pak Agus dan teman-teman BEM dalam persiapan seleksi. Ah, tapi apakah pantas aku meninggalkan Lia yang sedang kalang kabut begini? Aku hanya ingin membantunya menyempurnakan persiapan.

Telvon berkali-kali berdering.
Ada Putri, ada Anggi, ada Romi, ada Iza dan yang terakhir adalah telvon dari Putri lagi.
"Kak, kata pak Agus seleksinya nggak jadi hari ini karena berkasnya baru 4 orang yang ngumpulkan dan harus didata dulu untuk diserahkan sama juri. Jadi, besok pagi sampai jam 12.00 wib aja seleksinya dan hari ini paling lambat jam 12.00wib pengumpulan berkas langsung kepada pak Agus, Kak," demikian penjelasan dek Putri dan seketika Lia menangis terharu.