Jumat, 26 Juni 2015

Ramadhan ke-9; Bureng Keluarga Besar FLP

Aku terjaga pukul 08.00wib. Bangun perlahan, nyabut cas laptop dan kemudian meneruskan kantuk yang masih tersisa. Barulah aku terbangun lagi pukul 08.30wib. *hoaaammm…  selamat pagi dunia. Seketika, aku teringat akan pak Riadi. Kemarin, beliau menyuruhku datang sebelum pukul 9 kalau mau mengajukan judul. Tapi, kali ini aku benar-benar enggan dulu bertemu dengannya. Aku pernah berkata kepada Rini begini, “Rin, ngerasa ngak sih kalau hari Jumat itu adalah hari yang pendek dan singkat?” Kadang, yang mengecewakan hati itu adalah terlau cepatnya staff pelayanan di kampus itu hengkang sebelum jam kantor usai. Intinya, hari ini aku sedang tidak ingin dikecewakan.
Baju kotor di ember sudah menumpuk. Saatnya aku mencuci baju. Lia bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Katanya mau ngurus ujian TOEFELnya.
“Cin, uangnya udah ada belum?” tanya Lia.
“Udah Cin. Alhamdulillah semalam udah dikirim sama Papi. Bawa aja ATM aku ini, ntar ambil aja. passwordnya…”
“Masa aku yang ngambilin Cin? Mu nggak curiga?”
“Ya enggaklah! Haahha.”
Setelah Lia pergi, aku menunggu rendaman sambil menulis cerpen. Sudah cukup lama rasanya aku tidak menulis cerpen dengan serius. Kemarin siang, aku membaca kumpul cerpen majalah TEMPO dan aku benar-benar dibuatnya terkesima. Itu cerpen keren bingitsss cin. Nggak salah kalau Tempo menerbitkannya. Nah, sekarang aku ingin memanfaatkan nuansa hatiku untuk mengasah cerpen ini. Tokoh utamanya bukan aku, tapi Okta. Aku mengangkat konfliknya dari perpaduan konflikku dan konfliknya. Bismillah..semoga kece badai.