
Baju kotor di ember sudah menumpuk. Saatnya aku mencuci
baju. Lia bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Katanya mau ngurus ujian
TOEFELnya.
“Cin, uangnya udah ada belum?” tanya Lia.
“Udah Cin. Alhamdulillah semalam udah dikirim sama Papi.
Bawa aja ATM aku ini, ntar ambil aja. passwordnya…”
“Masa aku yang ngambilin Cin? Mu nggak curiga?”
“Ya enggaklah! Haahha.”
Setelah Lia pergi, aku menunggu rendaman sambil menulis
cerpen. Sudah cukup lama rasanya aku tidak menulis cerpen dengan serius.
Kemarin siang, aku membaca kumpul cerpen majalah TEMPO dan aku benar-benar
dibuatnya terkesima. Itu cerpen keren bingitsss cin. Nggak salah kalau Tempo
menerbitkannya. Nah, sekarang aku ingin memanfaatkan nuansa hatiku untuk
mengasah cerpen ini. Tokoh utamanya bukan aku, tapi Okta. Aku mengangkat
konfliknya dari perpaduan konflikku dan konfliknya. Bismillah..semoga kece
badai.