“Emangnya udah jam berapa ini?”
“Setengah 6.”
“Laa illa haillallah!. Astaghfirullahal aziim. Kok bisa
nggak terbangun sih? Ya allah.”
“Tulah, aku pun nggak sadar sama sekali.”
“Astaghfirullah. Laa illa ha illallah. Ya ampuuuun, yah,
nggak sahur berarti.”
“Cin, bangun, bangun! Udah jam setengah 6 haa.”
Lia mencolek tubuhku. Sebenarnya, tanpa dibangunkan pun aku
sudah sadar. Bahkan sejak zikir pertama yang diucapkan Lia ketika kaget.
“Bener kan feelingku semalam? Kuat kali firasatku kalau kita
nggak terbangun pagi ini,” kataku dengan mata yang masih menyipit.
“Iya ya Cin? Padahal alarm di atas kepala loh,” tambah Lia.
Hemm..alarmku pun di
atas kepalaku Cin, tapi hehe, ya beginilah aku adanya.