Minggu, 28 Juni 2015

Ramadhan ke-11; Menyayangi yang Ada di Sisi


“Emangnya udah jam berapa ini?”
“Setengah 6.”
“Laa illa haillallah!. Astaghfirullahal aziim. Kok bisa nggak terbangun sih? Ya allah.”
“Tulah, aku pun nggak sadar sama sekali.”
“Astaghfirullah. Laa illa ha illallah. Ya ampuuuun, yah, nggak sahur berarti.”
“Cin, bangun, bangun! Udah jam setengah 6 haa.”
Lia mencolek tubuhku. Sebenarnya, tanpa dibangunkan pun aku sudah sadar. Bahkan sejak zikir pertama yang diucapkan Lia ketika kaget.
“Bener kan feelingku semalam? Kuat kali firasatku kalau kita nggak terbangun pagi ini,” kataku dengan mata yang masih menyipit.
“Iya ya Cin? Padahal alarm di atas kepala loh,” tambah Lia.
Hemm..alarmku pun di atas kepalaku Cin, tapi hehe, ya beginilah aku adanya.