Setelah
selesai mencuci piring, aku beranjak ke ruang keluarga, ternyata mami sedang menelvon mbah.
Ini hal yang paling aku kagumi dari mami; hampir setiap hari ia menelvon mbah
dan yang lebih menakjubkan lagi ia seolah tak pernah kehabisan bahan
pembicaraan. Kadang, aku bertanya di dalam hati; “Mampukah aku seperti Mami
ketika kelak aku sudah berumah tangga dan tinggak berjauhan dengannya?” Aku berharap;
aku mampu. Karena sebenarnya kita nggak harus berlama-lama meluangkan waktu
untuk bisa menyapa; hanya beberapa menit pun sudah sangat berharga lagi
bernilai.