Kamis, 17 September 2015

Milad UR; Nikmat dan Hebat jika Aku Bisa Terlibat



Pukul 17.54wib. Aku baru menyeka air mata setelah mengulangi lagi menonton film bollywood yang satu 1; Peekay. Padahal udah sering ku ulang, tapi tetap saja air mata itu mengulang. Sebenarnya, banyak sekali hal yang wajib ku lakukan. Tapi, pilihanku justru malah memilih untuk nonton. Aku benar-benar nggak produktif hari ini. Tadi nyaris saja aku menolak ajakan Nila untuk mengambil sponsorship ke Azzwars parfum. Untungnya Allah menggagalkan kemalasanku sehingga aku jadi pergi ke sana, rapat sebentar di UMRI, menemui Nilam di pesantren dan terakhir mengantarkan Nila ke tempat mengajarnya privat. 

Okta barusan menelvon. Ia mengaku belum menulis apapun untuk KTInya. Kesibukannya di kepanitiaan MIlad UR sangat menyita waktunya. Ia sudah terlebih dahulu meminta maaf jika nyatanya besok tidak sanggup menyelesaikannya. Lalu aku berpura-pura mengacamnya untuk jangan lagi menyapaku kalau KTInya gagal selesai. Mulailah ia merengek atas ancamanku itu. Teguh ternyata sedang di sampingnya dan mengaku sudah menyelesaikan KTInya. Wawww… aku takjub! Sekaligus geli sendiri. Andai Okta tahu bahwa aku juga belum menulis 1 kata pun, ia pasti akan gantian menertawakanku. 

Baiklah ya Allah… aku ku tunaikan janjiku kepada-Mu malam ini. Aku akan memberimu alasan agar Engkau menjatuhkan ‘pilihan’ itu kepadaku. Terimalah sebab ini. aamiin..