Pukul 17.54wib. Aku baru menyeka air mata setelah mengulangi
lagi menonton film bollywood yang satu 1; Peekay. Padahal udah sering ku ulang,
tapi tetap saja air mata itu mengulang. Sebenarnya, banyak sekali hal yang
wajib ku lakukan. Tapi, pilihanku justru malah memilih untuk nonton. Aku
benar-benar nggak produktif hari ini. Tadi nyaris saja aku menolak ajakan Nila
untuk mengambil sponsorship ke Azzwars parfum. Untungnya Allah menggagalkan
kemalasanku sehingga aku jadi pergi ke sana, rapat sebentar di UMRI, menemui
Nilam di pesantren dan terakhir mengantarkan Nila ke tempat mengajarnya privat.
Okta barusan menelvon. Ia mengaku belum menulis apapun untuk
KTInya. Kesibukannya di kepanitiaan MIlad UR sangat menyita waktunya. Ia sudah
terlebih dahulu meminta maaf jika nyatanya besok tidak sanggup
menyelesaikannya. Lalu aku berpura-pura mengacamnya untuk jangan lagi menyapaku
kalau KTInya gagal selesai. Mulailah ia merengek atas ancamanku itu. Teguh
ternyata sedang di sampingnya dan mengaku sudah menyelesaikan KTInya. Wawww…
aku takjub! Sekaligus geli sendiri. Andai Okta tahu bahwa aku juga belum
menulis 1 kata pun, ia pasti akan gantian menertawakanku.
Baiklah ya Allah… aku
ku tunaikan janjiku kepada-Mu malam ini. Aku akan memberimu alasan agar Engkau
menjatuhkan ‘pilihan’ itu kepadaku. Terimalah sebab ini. aamiin..