Aku, Yudi dan Rini membeli bunga terlebih dulu sebelum
memasuki halam Grand Gasing.
“Eh, sebenarnya hadiah macam apa sih yang spesial dan
bermakna di hari wisuda gini Yu?”
“Hadiah apapun yang diberikan menjadi sangat berharga di
momen seperti ini El,” jawab Yudi.
“Sihiyyy. So Sweet. Kita hadiahi aja Lia dengan puisi yuuk?”
ajakku.
“Plisss, jangan sekarang! Owhh tidaaak! Banyak kali hutang
tulisanku nii. Otakku sedang hank. Banyak tempahan dari teman-teman yang belum
selesai.”
“Sihiyy.. tempahan dank!”
“terlalu banyak momen yang berlalu dan belum sempat ku
tuliskan.”
“Makanya, nulis diary donk Yuuud!”
“Mau siih. Tapi susahhh.”
Aku jadi melamuni diri sendiri; ‘Berarti aku luar biasa
donk? Bisa nulis diary setiap hari dan ternyata ini adalah hal yang TIDAK MUDAH
bagi orang lain.’