Rabu, 24 Februari 2016

Ternyata Tidak Semua orang Mampu menulis Diary



Aku, Yudi dan Rini membeli bunga terlebih dulu sebelum memasuki halam Grand Gasing.
“Eh, sebenarnya hadiah macam apa sih yang spesial dan bermakna di hari wisuda gini Yu?”
“Hadiah apapun yang diberikan menjadi sangat berharga di momen seperti ini El,” jawab Yudi.
“Sihiyyy. So Sweet. Kita hadiahi aja Lia dengan puisi yuuk?” ajakku.
“Plisss, jangan sekarang! Owhh tidaaak! Banyak kali hutang tulisanku nii. Otakku sedang hank. Banyak tempahan dari teman-teman yang belum selesai.”
“Sihiyy.. tempahan dank!”
“terlalu banyak momen yang berlalu dan belum sempat ku tuliskan.”
“Makanya, nulis diary donk Yuuud!”
“Mau siih. Tapi susahhh.”
Aku jadi melamuni diri sendiri; ‘Berarti aku luar biasa donk? Bisa nulis diary setiap hari dan ternyata ini adalah hal yang TIDAK MUDAH bagi orang lain.’