
Untuk adik-adik yang dekat
denganku…
Dek, sejujurnya Kakak nggak selalu SIAP dengan CEMOOHANMU sekalipun itu
hanya CANDAANMU saja. Kakak juga tidak selalu SANGGUP berdebat denganmu
(sebenarnya). Apalagi jika itu semakin memperlihatkan bahwa kakak tidak LEBIH
tahu darimu. Bahkan sejujurnya Kakak tidak menyukai perdebatan. Hati ini tetap
hati manusia Dek; Bisa merasa tersinggung, sedih, marah atau kecewa.
Kakak tahu kamu hanya bercanda. Tapi, tidak bisakah kau pilih candaan
yang lebih RAMAH? Beruntung saat ini Kakak sudah jauh lebih stabil daripada
Kakak yang dulu, sebelum kita saling mengenal. Dulu, Kakak bisa dengan tega
membalas KETERSINGGUNGAN Kakak kepada seseorang sekalipun itu di tempat umum
dan ia adalah orang terdekat.
Kita tidak sedang bersaing kan Dek? Maka tolong jangan MERENDAHKAN
Kakak ketika posisimu lebih tinggi. Jangan pula DENGKI kepada Kakak manakala
posisi kakak lebih tinggi darimu. Kita kan saudara? Kenapa mesti membawa
kedengkian dalam persaudaraan ini?
Dan satu lagi. Perbanyaklah MERENDAHKAN hatimu. Ada saatnya tak jadi
masalah jika kamu MENINGGIKAN diri. Tapi akan jadi masalah jika kamu selalu
begitu dan tak tahu WAKTU. Kakak hanya ingin kamu tumbuh dewasa sebagai sosok
yang tak hanya CERDAS Pemikirannya tapi juga CERDAS perasaannya. Orang tua kita
mungkin tak tahu sampai sebegini detilnya tentang keadaan jiwa kita.
Sebaliknya, teman-teman di sekitar kita lah yang paling bisa merasakan karakter
kita. Maka, merasa beruntunglah jika ada teman yang suka MENASEHATIMU. Itu pun
nantinya akan berguna untuk kehidupanmu. Ingat Dek, kadang kita tak perlu
menunjukkan KEPINTARAN yang kita punya kepada orang lain. Tetapi sikap yang
HANGAT dan BERSAHABAT adalah hal yang dirindukan kapanpun dan dimana pun kita
berada.
Tapi, ketahuilah Dek.
Kakak berbicara seperti ini bukan berarti rasa sayang kakak berkurang padamu.
Ia tetap dan akan selalu tumbuh di sana. Di hati.
*Surat untuk Adik - Metamor(Prosa)