Jumat, 23 Januari 2015

Happy Walimah bang Rokhim dan Kak Nurul

Bersama Lia, aku memenuhi undangan pernikahannya bang Rokhim. Mendadak aja beritanya kemarin. Luar biasa! Rata-rata kader yang model inilah prosesnya. Nggak ribet dan nggak bertele-tele. Dari parkiran motor, aku sudah bisa merasakan kesederhanaan resepsi ini. Hanya ada 1 tenda berwarna biru-putih di halaman rumah mempelai wanita dan beberapa papan bunga sebagai ucapan. Wah, nggak nanggung-nanggung, dari pak Wawako juga ngasih ucapan. Subhanallah!

Para tamu sudah otomatis saling memahami kondisi. Mereka tak berlama-lama. Jika sudah mencicipi hidangan yang sederhana itu dan sudah berfoto bersama pengantin di dalam rumah, mereka akan permisi dan bergantian dengan tamu yang lainnya.
"Istrinya kerja apa memangnya, Dek?" tanya seorang ibu yang duduk di sebelah kami.
"Guru TK kalau tidak salah Bu," jawab Lia.
"Suaminya belum tamat kuliah ya?"
"Udah bu, sekarang sedang S2 juga di UNRI."
"Oh.. S2 ya. Rame banget ya undangannya. Dari tadi nggak berhenti juga."
"Iya Bu, si abang itu adalah orang yang cukup berpengaruh di kampus dan pergaulannya luas. Makanya, kita bisa lihat walaupun acaranya sederhana, tapi tamu undangannya luar biasa banyaknya."

Aku menyimak obrolan mereka sambil terus menyantap sambal ikan Lele di piring. Giliran kami pula setelah ini untuk mengucapkan selamat dan berfoto bersama pengantin. Wah, jodoh memang nggak ada yang tahu dan nggak ada yang bisa nebak ya. Ternyata bang Rokhim belum tahu banyak hal tentang kak Nurul. *kok aku bisa tahu? Ya eyalah, namanya aja kemarin aku ngepoin bang Rokhim, eheh. Makanya, kalau ada yang jodohnya udah tertebak sama sebelum menikah itu kurang seru jadinya. Pasti beda rasanya! Bersanding dengan dia yang kita nggak pernah dekat/kenal sebelumnya. *cihuuuy, yang pengen cidaha.

***
Aku menemui pak Daeng di ruangannya dan beliau memintaku mengoreksi angket yang dibuat oleh Maria, mahasiswi bimbingannya. Aku akan mengoreksinya dari segi tata bahasa dan makna. Bismillah! Semoga besok juga udah kelar.