Kamis, 18 Juni 2015

Ramadhan ke-1; Buncit, Gendut, Cebol

Sahur pertama di tahun ini masih sama nuansananya dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada 20 menit menuju pukul 04.00wib, Rini akan terjaga lebih dulu daripada aku. Biasanya, Rini harus membangunkanku berkali-kali dan berkali-kali pula aku menolak untuk cepat bangun. Karena, aku tidak butuh waktu lama untuk makan; hanya kurang dari 10 menit, pasti aku berhasil mendahului Rini yang jauh lebih dulu memulai.
Kali ini, ada Nilam yang melengkapi sahurku. Tahun lalu, aku berdua dengan Rini dan 2 hari setelahnya aku lebih dulu berangkat ke Desa Pengabdian untuk KKN. Hanya dengan 1 kali guncangan dari Rini, aku sudah berhasil dibangunkan. Nilam dan Rini sedang menikmati sahurnya ketika aku sedang berdoa dan lanjut mengaji.
“Jam berapa Rin?” tanyaku ketika alarm HPku berdering. Aku khawatir alarm yang ku stel itu menunjukkan pukul 04.30wib.
“Masih jam 4 kok!” jawab Rini. Ia seolah berkata, Masih lama buat seorang Elysa nih.
Kira-kira pukul 4.20wib, barulah aku sahur sementara Rini dan Nilam sudah selesai tapi padangan mereka masih menekuni serial kartun Detectif Conan dair laptop Rini.
“Kok tinggal dikit nih nasinya? Kayaknya aku nggak cukup deh.”
“Menurut ngana? Aku makan banyak tadi?” tanya Rini.
Haha. Aku bersyukur sebenarnya, karena nafsu ‘tambah-nasi’ku terkendalikan secara alami. Hehe.
Usai sahur, HPku bergetar. Teguh menelvonku ternyata,