“Cek, kuncinya kalau
Cek ngeMC non formal, Cek harus pandai-pandai improvisasi.”
“Con…tohnya?”
“Contohnya, ada Bapak-bapak lewat, tanyain dia tentang
tanggapannya terhadap acara kita, atau pandangannya atau apa yang dia tahu. Kalau
dia bilang nggak tahu, kita jelaskan. Kalau dia salah, terakhirnya kita
luruskan dan kalau dia tahu, kita kasih penghargaan. Pokoknya, jadikan apapun
yang ada di depan mata kita itu sebagai mainan kita Cek. Nantik kalau kita
ketemu, Cek harus banyak tanya sama Okta. Okta nggak berkata Okta pandai ya, Okta
cuma punya sedikit ilmu tentang itu.”
“Yuhuuuu Cek. Makaciih yaw.”
“Dulu Kak, Okta awalnya Cuma ngeMC di Prodi pas acara Pekan
Bahasa. Eh, ternyata ada orang Balai Bahasa yang lihat Okta dan tertarik dengan
Okta. Terus, Okta dilihat sama orang fakultas dan akhirnya Okta ngeMC di
fakultas. Dilihat sama orang universitas akhirnya ngeMC di Universitas. Sampai ngeMC
di SKA dan Grand central pun udah.”
“Ciyeeee. Kereeen Cek.”
“Cek, percayalah ketika besok Cek ngeMC, akan banyak orang
besar yang melihat Cek dan mereka akan bergumam, ‘Bagus juga ya dia’ Cek,
percayalah Cek bahwa Cek adalah Kak Vivien yang kedua. Siapa tahu nanti Kak
Vivien nggak ngeMC lagi, Cek pula yang diminta selanjutnya. Cek pasti bisa Cek!
Dan ketika itu, Cek akan bener-bener jadi PAKET KOMPLIT; pandai menulis dan
pandai berbicara. Tapi tolong ya, perbaiki yang kemarin itu dan jangan pakai ‘aku’.
Oke Cek?”
#Inspirasi dari dek Okta
#Inspirasi dari dek Okta