Nafas jadi patah-patah
Degub jantung terbata-bata
Dikejar amuk dan kutuk marut
Lantaran salah sangka pada
tanggap
Siapa yang kebal marah jika
maksud baik ditelantarkan tak terurus
Siapa mampu mengelak gelegak
kalau kata jadi tergelak basi
Dipijak-pijak lalu-lalang acuh
terlalu sering
Alfa kemaafan
Oh… tapi untungkah diri atas
semua?
Bukan menjadi mulia, malah marwah
tambah sirna
Marilah kemari kita pasrahkan
pada dingin diam. Lebih baik
Biar diam menjadi bahasa sandaran
Bagi jiwa-jiwa perindu maklum
dari kefahaman
#Pelajaran dari Sesal karena Kesal
Januari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar