Selasa, 24 Maret 2015

Assalamualaikum KAMPAR ^_^

Elis, tolong mintakan file spanduk MAWAPRES dengan WAROK ya. Abang butuh untuk pamflet.
Duh! Ini masih pagi banget loh, Bang! Mau keluar beli sarapan aja rasanya berat banget nih. Aku langsung minta tolong bang Dadhe minta tolong sama yang cowok aja. Eh, tapi apa balasannya?
Elis di Bina Krida kan kosnya? Kan dekat tuh, sebentar aja kok. Tolong ya!
Huaaa... baaaanggg... Grrr! Ya udah deh, dengan malas tapi dipaksa semangat, aku beranjak. Terus, cus beli lontong dan pecal dan pulang lagi ke kosan. Aku masih harus menyelesaikan proposal MAWAPRES dan hari ini harus diselesaikan. Lia belum ada kepastian jam berapa bisa berangkat, padahal sekarang udah jam 10.00wib. Dek Teguh pun bolak-balik nelvon nanyain tentang proposal keberangkatannya ke Palembang tanggal 30 Maret nanti. Aku bantu koordinasi dengan bang Nando dan sekretaris URC untuk merekomendasikan mereka didanai.
Nggak usah ditanyain lagi kak Lia dek. Kalau kak Lia nggak bisa, besok aja kita berangkat dan gunakan plan B.
Kataku. Tapi nggak nyangka, eh Lia udah di depan kos dan nglakson-nglakson. Kami langsung cusss menuju KAMPUNG PATIN, di Desa Koto Masjid. Dek Teguh nggak berhasil membawa teman supaya bisa gantian nyupir motor. Yudi pun banyak deadline dan nggak bisa ikut. Dek Jhon juga nggak bisa. Padahal ini kan sekaligus jalan-jalan seru.


Azan berkumandang ketika kami sampai di.. (lupa namanya, yang jelas sebelum kota Bangkinang). Oh, kalau nggak salah daerah Kampar Timur. Kami sholat Zuhur disebuah mushola dari rumah makan Pak Abbas. Huaaa, asli ni mushola adem banget walaupun minimalis. Rumah makannya juga nggak mirip rumah makan. Lebih kayak rumah. Di depannya ada 2 mobil patroli terparkir. Pasti enak banget makanannnya. Tapi kami nggak makan di sini. Perjalanan berlanjut dan kami makan persis di depan ISLAMIC CENTRE Kampar.
Di sebuah rumah makan sederhana dengan menu rumahan yang lezat banget ini, Lia bertemu dengan guru SMPnya. Dan hikmahnya adalah ketika kami mau bayar, alhamdulillah udah dibayarkan sama si bapak. Huaaaa,, makasih bapak. Semoga sehat dan sejahtera selalu. Masih Lia yang nyupir dan aku jadi terkantuk-kantuk di belakang. huaaa... Sambil melaju, aku jeprat-jepret sana dan sini. Indah sekali perjalanan ini  ya Allah. Suasananya kerasa kayak di Jawa, Ada bukit-bukitnya dan udara dingin. Perjalanan masih 1,5 jam lagi. Aku melewati PLTA Koto Panjang yang dulu pernah ku datangi bareng siswa-siswa di tempat PPL.

"Cin, ada spanduk di pinggir jalan dari Bupati Kampar. Tulisannya MARI LESTARIKAN LINGKUNGAN UNTUK ANAK CUCU KITA. Kenapa nggak disulap aja dengan bahasa yang ringan dan merakyat, misalnya ; JANGAN BUAH SAMPAH SEMBARANGAN YO, BEKO BANJIR. haha, itu lebih asyik rasanya, Cin. Jadi, orang-orang pun faham dan teringat-ingat. Kalau kata-katanya terlalu indah dan rapi, akhirnya hanya jadi pajangan doank. Gimana menurutmu?"

"Iya juga ya, Cin. Ide bagus tuh. Untuk masukan briliant," tanggap Lia.
Setiap dengan Lia, aku nggak pernah kehabisan bahan obrolan. Kadang juga muncul ide-ide aneh tapi masuk akal, nggak ngerti juga kenapa bisa gitu. Mungkin karena aku merasa nyaman dan yakin nggak akan diintimidasi olehnya. Ide berikutnya adalah...
"Cin, pengenlah jadi DUTA WISATA. Andaikan aja pemilihannya nggak pake ajang pagean. Asyik banget rasanya, Cin. Setiap hari kita udah dijadwalkan sama pembina kita, Elysa besok kita akan jalan-jalan ke pulau Burung ya, atau ke Istana Siak ya. Wah, pokoknya hari-hari adalah jalan-jalan melihat keindahan pake selempang Duta Wisata, Cin. Biarlah kita diminta untuk promosi lewat siaran langsung atau lewat tulisan. 2 2nya sama serunya, Cin. Lagian, pekerjaan yang paling indah itu kan ketika kita bisa kerja sambil jalan-jalan juga. Wihhh,, seru banget. Tapi, adakah wadah untuk yang tipe itu?" tanyaku.
"Ada cin... insya allah ada. Atau kita yang membuatnya ada," jawab Lia optimis.
KAMPUNG PATIN, DESA KOTO MASJID, terlihat di depan mata. Kami memasuki gapura itu dan terus memasuki jalanan yang dikelilingi pohon-pohon karet. Ngerasa kayak mau ke Waduk Sermo, Yogya. Ada pasar MINAPOLITAN juga di dekat gapura tadi. Langkah pertama, kami ke rumah pak kades tapi ternyata lagi ke Bengkalis. Cus, ke rumah pak Sekdes yang anak ceweknya ku ejekin sama Dek Teguh padahal dia masih kelas 2 SMP. haha. Lanjut ke SENTRA pengolahan PATIN setelah sholat di dekat rumah pak sekdes. Waw, komplek SENTRA ini mirip kayak PT.Diamond di samping rumah lamaku dulu. Kami dibawa si abang penjaga SENTRA melihat-lihat tempat Ikan Patin dibuat Salai, pengolahan nugget Patin, Kerupuk Patin, Bakso Patin. Tapi sayangnya mereka sedang libur kerja hari ini. Besok pagi baru bisa dilihat pengolahannya seperti apa. Tapi nggak mungkin juga kami menginap (mungkin sih ke rumah Lia), karena dek Teguh ada kuliah dan tanggung jawab moral Lia kepada asrama juga besar.

Aku dan Lia beli ikan Pating 1/2 kg untuk berdua dengan harga Rp 30.000. Hih, geram kali diriku cin mau makan nikmatnya badan Patin ini.grrrr. Pas mau pamitan, kami melihat-lihat kemasan produk Patin. Wah, ternyata ikan Salainya udah diekspor sampai ke Nigeria loh, pemirsa. Wawww!

Saat ngisi buku tamu, eh namaku ternyata setelah nama kak Nadine Chandra Winata. Sihiy,,, si kakak putri Indonesia baru berkunjung ke sini rupanya. Waw! Istimewa. Nangkepin ikan Patin juga di kolam kata si abang. Ada acara shooting acara... (aku lupa, amazing trip atau apalah gitu). Terakhir, kami berfoto bersama dan langsung nyari rumah pak Suheimi -pelopor Kampung Patin.

"Kakak mau pulang ya? Hati-hati ya?" sapa anak pak sekdes yang ternyata sedang jogin bersama teman-teman.
Dia menyebutkan rute menuju rumah pak Suheimi yang ternyata berbelit dan kami bingung.
"Adek, mau nggak ikut kami ke sana? Daripada ntar nyasar Kakak. Mau ya?" dia masih belum menjawan permintaan Lia.
"Iya, Dek. Sama abang itu goncengnya," tambahku. Tapi dia menjawab...
"Kakak ajalah yang sama abang itu. Adek sama Kakak ini ya," pintanya.
Oke, aku sama Dek teguh. Hhaa, tambah deh ku ejek Teguh karena mungkin si adek grogi.
"Mungkin di sini kalau boncengan dikira pacaran Mak. Makanya dia malu," tebak Teguh.

Pak Suheimi adalah alumni UR juga kironyo. Tapi beliau benar-benar luar biasa dan kreatif. Sudah punya 20-an pekerja untuk produk Patin maupun pemeliharaan Patin di kolam.
"Kita pakai metode penyuluhan, Nak. Pertama-tama Bapak harus sukses dulu budidaya Patinnya. Baru penduduk beli ikan sama kita dan dari sanalah kita ajarkan cara budidayanya. Akhirnya, yang sudah berhasil ini dicontoh dengan yang lainnya. Gitu caranya. Karena, kalau saya gagal, siapa yang mau dengar, kan?" jelas pak Suheimi.

Dek Teguh memborong abon Patin, nugget dan kerupuk Patin. Wew! Keceee. Harganya juga murah dan pak Suheimi memang nggak fokus di bisnis produknya karena untungnya tipis dan lebih ribet produksinya. Lebih menguntungkan lagi dibudidaya dan pembuatan pelet ikan Patinnya. Belia melakukan itu, sebagai integritinya pada pemerintah yang memerlukan industri kreatif untuk bisa bersaing di MEA. Tapi, pak Suheimi juga menyayangkan birokrasi pengurusan ini dan itu yang ribet dan berbayar cukup mahal. Harusnya bisa disubsidi atau bahkan digratiskan saja untuk UMKM.

Setelah sholat Maghrib dan berfoto bersama, kami mohon diri. Cusss, sholat Isya di mesjid tadi lagi. Karena toilet ceweknya jorki dan serem, maka kami kembali pake toilet cowok dan dek Teguh yang lagi-lagi jadi penjaga pintu.hihiii. Alhamdulillah perjalanan lancar, walaupun tidak ada cahaya sama sekali dan terasa sangat menyeramkan ketika melewati tebing-tebing tinggi penuh hutan. hiiiii. Kami dinner di tempat nasi uduk, aku Lele, Lia Nila dan Teguh Ayam. Rp 15.000 @porsi. Perjalanan berlanjut, aku yang menyupis sampai kosan. Dek Teguh dengan sabar berada di belakang sambil menerangi jalan kami.

Perjalanan macam apa ini?
Mami udah aku kasih tahu sejak tadi pagi. Tapi Lia nih yang katanya nggak bilang-bilang sama mami-papinya. Untung uninya tahu. Aku paksa dia untuk tidur dikosan supaya nggak bahaya. Entar dia ngantuk pula kan kalau dipaksa ke Gobah juga. Mending besok subuh aja dia cuss nya. Dek teguh berpamitan dan kami beristirahat segera di kamarku. Jam telah menunjukkan pukul 23.02wib.

Bismika Allahumma ahya wa amuut.

Tidak ada komentar: