Senin, 20 April 2015

Body Taller Program

Membuka mata di sisi Lia. ^_^
Setelah sholat Subuh dan menggemakan ayat-ayat agung, aku melanjutkan film New York yang baru semalam ku tonton. Takjub! Luar biasa banget. Film ini mengisahkan tentang FBI yang salah kaprah menyiksa muslim dari berbagai negara yang tinggal di New York dan menuduh mereka sebagai pelaku pemboman gedung WTC, 11 September 2003. Ah, aku miris. Samir terpaksa menjadi teroris untuk membalaskan dendamnya, sakit hatinya dan memperjuangkan hak-hak saudara muslimnya untuk melawan penindasan. Omar, sahabat lamanya terpaksa harus menyelidiki kebenaran sahabatnya yang dicurigai FBI memiliki jaringan teroris. Maya, istrinya yang ternyata tahu pekerjaan suaminya itu sangat ingin suaminya berhenti. Tapi, bagaimana caranya ia menghentikan sementara suaminya tidak pernah bercerita dan dirinya pun harus tetap seperti tidak tahu apa-apa. Akhirnya, FBI kembali melakukan kesalahan dengan menembak Samir dan Maya ketika Samir telah menyerahkan diri. Intinya, membalas kejahatan dengan kejahatan juga hanya akan melahirkan kejahatan-kejahatan selanjutnya. Ah, islam demikian damainya maka kita seharusnya mampu menjadi agen muslim yang baik (kutipan kalimat di film 99 cahaya di Langit Eropa).


Setelah nonton dan Lia udah selesai nyuci baju, kami berenang. yeyeeee!
Oh ya, bocorannya adalah: aku sedang menjalani program penambah tinggi badan. Doain semoga sukses ya. Tinggiku sekarang 158cm, kita lihat aja selama 10 hari ke depan, bertambah berapa kira-kira? Aku berharap besar bisa bertambah 5cm. So, i got 163cm perfectly. hehe. Itu aja udah amazing menurutku. Bukan buat apa-apa sih, cuma takut zolim aja dengan diri sendiri karena nggak maksimal ngasih makanan buat tulang dimasa pertumbuhan ini. Loh? Bener kan apa yang kau bilang ini? Bukan hanya perbuatan kita terhadap orang lain yang akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah kelak, tapi perlakuan kita terhadap diri kita sendiri.

Aku tetap aja nggak berhasil melatih diri untuk bisa sesekali timbul ketika berenang. Huhhh! Susah dan capek rasanya mengandalkan 1 nafas. Kalau di kolam besar, tekanan air kan semakin besar juga. Aku harus bisa survive dengan mencuri nafas. Lia kece banget, santai tapi sampek tujuan. Oh ya, bocorannya adalah: kami berenangnya nggak di kolam renang loh, gratis pula. Hahaha, karena berenangnya di bak mandi besar di asramanya Lia. Ini Lia yang ngajarin awalnya. Doi hobi berenang dan diem-diem setelah semua anak-anak asrama go to school. hehe. Solanya kata bu dokter, berenang adalah cara terampuh untuk memaksimalkan pertumbuhan tulang. Lia cuma sebentar, sementara aku setelah menggigil baru udahan. hehe

Jam udah menunjukkan puku 10.00wib ketika kami sarapan.
"Ah, nggak jadi kita lihat kampanye di kampus gobah, Cin? Udah jam setengah 11 pula ya?"
Tanya Lia kepadaku. Dan aku mengiyakannya. Ah, sudahlah nanti kan ada kampanye di Panam juga, tanggal 23 April ini.
"Cin, Dubai tuh di India juga ya?" tanyaku.
"Nggak deh. Dia itu beda negara dengan India, Cin," jawab Lia.
"Oh. Kalau rumbai, Cin? Itu di India juga kan?" aku mulai bercanda dan Lia memonyongkan bibirnya.
"Itu di Pekanbaru city, Cin!"
Menuju planning berikutnya, yaitu nemenin Lia nemui guru bahasa Inggris di SMK 2. Tapi, nanti dulu, Lia masih sibuk merekap keuangan (ntah keuangan apa). Aku membiarkannya berkutat dengan kertas-kertas dan latopnya. Aku suntuk. Pengen ngetik tapi nggak bawa laptop, maklumlah penginap dadakan. hehe. Akhirnya aku tertidur.
"Cin, siap-siap yuk? Bentar lagi azan Zuhur!" kata Lia membangunkanku.

Setelah sholat Zuhur, aku dan Lia menuju SMK 2 dengan pesawat masing-masing. Ternyata si bapak yang akan ditemuinya itu sudah pulang dan bu guru cantik yang kami tanyai ini menganjurkan besok untuk datang ke sini sebelum jam 13.00wib. Niat hati ingin berfoto di halaman depan yang luar biasa kecenya ini, tapi malah kelupaan karena terik matahari memaksa kami untuk segera capcusss.

Planning berikutnya adalah berburu buku murah di Gramedia.
Yuhuuuu... aku sudah menggendonng banyak buku selama kurang dari 1 jam muter-muter.
Itu udah lumayan loh, biasanya aku bisa lebih dari 1 jam tapi buku yang ku beli mungkin hanya 1 atau dua. hiksss. Jadi, yang terjadi hari ini adalah kemajuan pesat: 8 buku dengan total harga Rp 108.000 saja pemirsaaa. Gimana? Murah kan? eittsss tunggu dulu, buku yang tebal ada 4 buah loh dan yang 4 lagi tipis-tipis. Eh, tapi pas mau bayar baru nyadar kalau uangku udah nggak ada lagi di tas. hiksss, akhirnya aku narik di ATM, tapi malah jaringannya broke. Akhirnya nyebrang jalan menuju Alfamart, eh jaringannya broke juga. Coba deh pakai ATM BNInya Lia, eh ternyata bisa dan aku memalakinya hari ini. Sudah pasti aku meminta difoto-foto olehnya ketika melewati pinggiran jalan, serasa kayak lagi jalan kaki dimana gituuu. ehhe
"Cin, bayangkan aja kita sedang berjalan kaki di Eropa sekarang. Keren kan?"
"Iya ya? Jarang-jarang kita jalan kaki di pinggir lalu lalang kendaraan gini. Kalau di Panam kan biasanya kita naik motor terus. hiksss" tambah Lia.

Setelah membayar semua buku-buku itu, kami beringsut ke mushola Gramedia, di dekat parkiran motor. Mau sholat Ashar? Kagak! Kan belum waktunya sholat. Kami mau makan kue dulu sekaligus ngelurusin kaki. heehe, foto-foto lagi. hehe. Oh ya, mau tahu kan judul buku-buku yang udah ku beli tadi apa aja? Yang jelas, didominasi oleh tema MENULIS dan lebih spesifiknya Travel Writer. Nggak tahu nih, semenjak tahu mbak Asma Nadia itu travel writer lewat film Assalamualaikum Beijing, aku jadi tertarik dengan profesi yang satu ini. Will me? ^_^

1. Panduan Hemat ke Rusia (yang ini berniat ku kasihin ke dek Teguh, soalnya doi ngebet banget  pengen S2 di sonoh)
2. Travel in Love, forgeting you-finding you (cerita perjalanan berkeliling Indonesia. Harganya RP 20.000 bro, klik deh!)
3. PHENOMENON of Laskar Pelangi (dibalik buku terlaris dalam sejarah Indonesia. Cuma Rp 9000 pula, sikaaat!)
4. Nasibmu di Dompetmu (yang ini rencananya untuk dek Jhon. Dia suka dengan buku-buku motivasi. Semoga buku ini bermanfaat sampai dia berkeluarga kelak ya. aamiin)
5. TE-WE (Travel Writer), karya kan Gol A Gong (ini lebih spesifik tentang bagaimana menjadi seorang travel writer seperti dirinya. Semoga bisa jadi akselerasi buat tulisan dan motivasi berjalan di muka bumi Allah ini. Oh ya, harganya cuma Rp 10.000. hajaaaarrr!)
6. Be a Writer (ini rencananya mau ku kasihkan ke Yudi. Doi adalah calon penerus atuk Tennas Efendi, aamiin. Jadi, semoga buku ini bermanfaat untuknya. aamiin)
7. The Top Untold Stories (ini buku yang berisi kisah-kisah di Nurdin M Top, teroris paling dicari di Asia Tenggara. hiiii serem. Tapi, adrenalinku tertantang untuk melahap habis isi buku ini. Eh, bukan untuk jadi terorisnya loh ya! Cuma Rp 20.000 loh bukunya cuyyy!)
8. The DestinASEAN (kumpulan cerita perjalanan dari pengalaman 11 penulisnya. Ah, aku sedang merindukan Tahiland so much. Semoga ketajaman intuisiku terasah setelah membacanya sehingga aku pun bisa menuliskan seluurh kisah perjalananku. aamiin. Harganya Rp 20.000 saja kok! ^_^)

"Cin, aku ambil semua nggak yah nih buku? Tapi bagus-bagus banget loohhh," keluhku ketika menyadari kondidi keuangan nggak seluas hasratku. hiksss.
"Ini kan niatnya buat sedekah ilmu ke dirimu dan orang lain juga, insyaallah akan dibalas oleh Allah Cin," jelas Lia. ah, lega sekali mendengarnya berkata demikian. Akhirnya, bismillah aku beli!

"Pak, ini uang parkir teman saya sekalian. Tapi, uangnya kurang seratus rupiah lagi, Pak. Gimana tuh, pak? ujarku mengiba.
"Ya udah nggak apa-apa. Keluarnya satu-satu dulu ya. Mbak yang ini duluan, silahkan."
Alhamdulillah masnya baik. hihii.. Semoga rezekinya bertambah ya Allah. Aamiin.

Kami membelah Tambusai.
Tiba di UR setelah azan Azhar berkumandang dan Lia mengajakku untuk solat di Mushola Rektorat.
"Kayaknya belum azan deh, Cin," kataku ketika melihat mushola sepi.
"Nggak apa-apa. Sekali-kali kita yang menunggu azan nggak apa-apa kan?" tanyanya lembut sambil tersenyum. Ah, nada bicara itu! Senyuman itu! Aku nggak punya daya untuk melawan kata. Aku menyerah! (dalam keindahan dan cinta).

"Kita makan di Pondok Hijau yuk?" ajak Lia. Aku mengangguk setuju.
Melewati BEM FKIP dan teringat bahwa Androidku masih dalam genggaaman Novi. Tapi, sepertinya mereka sedang rapat dan aku batal singgah. Besok sajalah! fikirku.
"Mu mau buah nggak?" tanya Lia ketika sampai di depan PH.
"Buah apa?" aku mulai nggak nyambung. Bukankah kita mau makan nasi? Kok jadi ke buah?, fikirku.
"Buah apa ajalah! Pepaya kek, atau bengkuang atau apa gitu."
"Emangnya dimana beliknya?"
"Situ loooh, Cin....." aku baru ngeh kalau di dekat PH ada gerobak buah sedang mangkal. haha, aku menduga Lia akan berkendara untuk membeli buah duku atau semacamnya di pinggiran Subrantas. hahah, ketidaknyambungan macam apa ini?
"Ohhhh... nenas aja!" teriakku.

Sambil menikmati ayam rica-rica,
"Cin, kita kasih kado yuk buat mama kita. Nggak usah semuanya kita ceritain. Maksudnya, kita ambil aja sesuatu yang unik dan luar biasa dari mama dan itulah yang kita ceritakan. yah, sekilas seperti kumpulan cerpen sih tapi tokoh utamanya tetap ibu kita. Gimana?"
"Setuju banget Cin. mamaku kan ulang tahun tanggal 12 Mei ini dan biar sekaligus juga kan aku hadiahi itu. Hiksss, tapi aku belum sempat nulisnya nih."
"Makanya dimulai dari sekarang, Cin," timpalku. "Contohnya gini, mamaku itu Cin kalau jemurin pakaiana pake teori loh. haha. Pakaian yang kecil-kecil itu dijemur paling depan supaya matahari juga bisa mengenai pakaian yang besar-besar di belakangnya. Terus, kalau udah tengah hari itu pakaian yang kering diangkatin dan yang belum kering dibalik. Supaya cepat kering katanya. Dan, sekarang aku baru menyadari kalau itu benar dan luar biasa," lanjutku.
Mengalirlah beberapa cerita tentang mamaku dan mamanya. Sampai-sampai si ibu penjual makanan udah bersiap-siap mau nutup warungnya. hiksss, nggak terasa hari ternyata sudah ranum.
"Temenin aku dul belik kartu modem, Cin," pinta Lia.
Aku menemaninya ke 2 counter dan akhirnya dapat!
Semoga modemnya yang hanya seharg a Rp 30.000 dari Lusi itu bisa berguna dan tahan lama untukkya. Semoga Lia juga senantiasa standby dengan koneksi internet sehingga dia bisa membaca blogku setiap hari. *hueeekkkk hehe.

***
".... ya aku bilang aja sama dia bahwa sebenarnya dia belum siap mencintai. Aku bilang juga kalimat Mario Teguh bahwa kalau kita hanya ingin merasakan hal-hal bahagia dengan pasangan kita dan memaksa dia melakukan segala sesuatu yang membuat kita bahagia, itu artinya kita hanya sedang mencintai diri kita. Bukan mencintainya sebagai pasangan kita. Gitulah aku bilang sama dia El, semoga dia faham dan sadar," tutur Andin dengan raut serius. Aku tertegun. Itu adalah sebuah nasihat yang maha dahsyat dan terkesan sepele tapi mungkin sering tanpa sadar kita lakukan.

Oh ya, aku lupa mengirimkan kode aktivasi paket unlimited selama sebulan ke Lia.
Udah dulu ya Cin cerita-ceritanya semoga bermanfaat.
Dan, jangan lupa doakan saya semoga cepat tinggi. ehhe aamiin ^_^

Tidak ada komentar: