Senin, 20 Juli 2015

Inspirasi: Pertanyaan tentang siapa Pacar kita

"Kak, itu pacar Kakak ya yang di teras?”
“Iya El,” jawab kak Dina.
“Kakak udah tunangan sama dia?”
“Udah El. Sekitar bulan Maret akhir kemarin.”
“Jadi, kapan nikahnya Kak?”
“Hemm… Masih nanti dululah itu El. Ntah kapan, belum tadi lagi El.”
Inilah kebiasaan masyarakat yang aku nggak pernah setuju. Tunangan seolah menjadi alasan penghalalan hubungan 2 orang yang sudah lama pacaran atau disalahartikan juga sebagai setengah langkah dari pernikahan yang sah. Kemaksiatan semakin terbuka lebar karena bisikan syetan semakin lancar.
Sebenarnya, udah banyak contoh dari kasus gagalnya pernikahan karena rentang pertunangan-pernikahan yang terlalu lama. Tapi, mungkin masyarakat tidak mengambil poin dari kesalahan pertunangan itu melainkan hanya menganggapkanya sebagai ‘kecelakaan’ atau kasus langka.

Pertanyaanku cuma 1 sih, “Kalau memang belum siap untuk serius nikah, ngapain tunangan?” pertanyaan sejeni pernah juga ku ajukan untuk kader yang ngaku belum siap nikah tapi pengen taaruf, “Kalau memang belum siap nikah, ngapain ngajak taaruf?” See? *Fahami!
“Elysa sama siapa sekarang?” tanya kak Dina, gantian.
“Sama siapa apanya Kak?”
“Halaah, cowok Elysa loh. Siapa sekarang?”
Ini pula yang sering membuatku gigit jari; ditanyai tentang pacar, padahal jilbab udah lebar. *loe nggak ngelihat itu sist? Kalau di kampus mah enak ya pemirsa, teman-teman kebanyakan udah pada faham kalau yang disebut akhwat itu kayak gimana. Minimal nih; nggak pacaran. Tapi di masyarakat umumnya, mereka belum faham begituan. *lalu, tugasnya siapa memahamkan? Ya, tentu aja tugasnya kita bersama; yang udah faham.

Tidak ada komentar: