Rabu, 23 Desember 2015

Inspirasi: Pembaca tak mau Tahu Bagaimana Penulis Menulis


Aku memburu senja. Berusaha mendahului petang sebelum petang sampai di peraduan. Masih ada jejak-jejak senja yang tertinggal di langit Pekanbaru, pertanda masih ada harapan untuk menandingi datangnya petang. Aku sudah tiba di pembelokan tugu Songket, Panam sudah menyambutku. Okta dan Nova mungkin sudah ketinggalan jauh di belakang. Lajuku memang ku pacu, demi sebuah demi.
“Pembaca tak pernah mau TAHU bagaimana Penulis Menulis.”
Ntah ilham dari mana ini. Belakangan aku baru menyadari bahwa ternyata aku selalu ngobrol dengan fikiran dan hatiku sendiri. Maka, tak heran jika kalimat-kalimat ‘supranatural’ seperti yang barusan itu bermunculan.  Untungnya aku selalu sadar dan segera mememenjarakannya dalam ingatan. Adapun maksud kalimat itu seperti ini…
“Pembaca tulisan-tulisanku yang rajin banget nagih tulisanku setiap kali aku terlambat update itu tidak pernah bertanya; ‘Kenapa terlambat meng-up-date? Apa kendalanya?’. Tidak pernah. Mereka tidak pernah mau tahu itu. Yang terpenting adalah TULISANKU HARUS SELALU TERHIDANG. Tak peduli, betapa sibuknya aku, betapa tidak sempatnya aku, betapa lelahnya aku dan betapa aku pun sering kali ‘kalah’ dan dipecundangi oleh diriku sendiri.”
Ah…. Tapi tak apa. Aku justru menikmati semua momen indah bersama tulisan dan segala resiko ‘tagihan’ yang mengiringinya. Aku suka sekali dipaksa oleh keadaan seperti ini.

Tidak ada komentar: