Rabu, 06 Januari 2016

Kita tidak Selalu Sama dan bisa Bersama



Kita tidak bisa membuat orang lain selalu menyukai kita. Karena, perasaan itu ibarat angin; bisa berpindah-pindah dan berubah arah. Ia ada, tapi tak terlihat nyata. Yang bisa kita lakukan adalah memastikan diri kita untuk selalu TIDAK PANTAS dibenci oleh orang lain. Karena, yang satu ini sangat mungkin untuk dilakukan. Bukankah kita adalah RAJA bagi diri kita sendiri? Maka, jadilah raja yang bijaksana.

Suatu waktu , mungkin kita akan merasa terasing dengan seseorang sebenarnya sangat dekat. Tapi, sebenarnya kita tidak pernah benar-benar asing sampai kita berhenti bersikap seperti biasa kepadanya.

***

Seharian ini aku di rumah aja. Makan, tinggal pesan-antar aja. Aku sedang fokus ngisi blog dan ngitung nilai angket. Jadi, seharian ini aku memang nggak ke mana-mana. Postingan di armalaa.blogspot.co.id yang bintang tamunya kali ini adalah dek Eri pun baru ku selesaikan dan langsung ku berikan linknya kepadanya. Dia suka. Alhamdulillah. Ini adalah cara sederhana membuat orang lain bahagia. Sekarang sudah pukul 19.00wib. Sebentar lagi dek Yana akan menjemputku. Kami akan makan malam bersama.
“Kak Ciiiinnnnnn!” seseorang memanggilku sambil menyalakan klaksonnya dari luar pagar.
Aku segera berlarian ke luar dan melaju bersama dek Yana. Tujuan pertama adalah ke ATM rektorat UR.
“Deeekkk…udah lihat kan fotonya Kak Oll* yang  tadi sore Kakak kirimkan?”
“Udah Kak.”

“Kakak shock banget loh waktu ngelihat FBnya. Nggak nyangka kalau Kakak tu pakai foto nggak berjilbab di FBnya. Ntahlah yaa selama ini dia memang buka-tutup gitu atau nggak. Tapi, sama seperti pendapat Adek tadi, menurut Kakak, sebelumnya Kakak tu pakai jilbab selalu walaupun nggak terlalu longgar. Yaaa.. kayak Dian Pelangi laaah. Dan yang lebih bikin Kakak shock itu adalah ketika Kakak mencoga menyapa sekaligus menegurnya, eh, malah kayak gitu jawabannya. Nyesek Dek!”

Assalamualaikum Kak…
Kak, masih ingat nggak sama aku?
Kita udah pernah chattingan loh sebelumnya..
Aku fans Kakak dari Pekanbaru.
Barusan aku lihat FB Kakak kok Kakak nggak pakai jilbab sih?
Agak kaget ngelihatnya.
Apapun yang terjadi, plisss Kak tetaplah berjilbab yaaa. ^_^

Aku tetap sama.
Hanya tidak memakai selembar kain di kepala.

“Nanti, kalimat; Hanya tidak memakai selembar kain di kepala itulah yang akan disesalinya Kak, ketika hari akhir.”
“Hiksssss…iya Dek. Padahal dibuku-bukunya itu dia pernah jelasin kan tentang ‘memperbaiki hubungan sebagai dasar meraih cita-cita kita’, ya kan? Terus, dibukunya yang kedua, dia pernah nyeritain pengalamannya ke US dank arena ia berjilbab, teman-temannya faham kalau dia muslim dan mereka menghargainya. Hemmm…memang, hanya Allah yang Maha membolak-balikkan hati manusia ya Dek! Semoga Kakak tu kembali kepada kebenaran. Kita doakan saja dari kejauhan. Aamiin.”
“Aamiin Kak Cin.”

Aku segera masuk ke dalam ATM ketika antrian sebelumku sudah selesai. Setelah itu, kami langsung menuju Bangau Sakti. Kami memilih Pondok Ikan Asin sebagai menu makan malam kami. Huammmm… lezat banget loh ternyata! Harganya pun serba Rp 10.000. Recommended deh pokoknya! Terakhir kali aku makan ikan asin ya ketika masih PPL kemarin. Itupun harganya mahal banget, padahal rumah makannya biasa aja dan nasinya agak keras pula. Kecewa banget waktu itu.
“…Kak, Na tu merasa ketika dia sedang ngumpul dengan teman-temannya, Na itu bukan bagian dari mereka Kak. Makanya, kalau dia ketemu Na, ya memang hanya ketemu Na doank. Nggak pernah Na tu digabungin dengan teman-temannya yang lain. Na pun ngerasa nggak nyaman juga sih kalau gabung dengan mereka. Karena emang udah beda kali Kak semuanya; tema cerita, candaan, semuanya beda.”

Aku terbelalak mendengar curhatan Yana barusan. Karena, dalam kondisi yang hampir sama, aku pun merasakannya.
“Kak juga pernah merasakan hal itu Dek. Rasanya, kita bersahabat dengannya itu nggak sepenuhnya bersahabat. Karena, temannya nggak bisa menjadi teman Kakak dan Kakak nggak bisa disatuin dengan mereka. Makanya, Kakak pernah bilang gini ke dia; Ada saatnya aku tidak bisa bersamamu dan kau pun tidak akan membawaku bersamamu. Kita tidak selalu sama dan bisa bersama-sama. Sihiyyyyyyyy.”
“Sihiyyyyy. Kalau kita kan nggak gitu ya Kak. Teman Na, teman Kakak juga. jadinya kita sama-sama enak. Benar-benar menyatu rasanya. Nggak ada sekat-sekat gitu. Apalagi kalau jenis sahabatnya beda; ketika dia sama kita, sifatnya seperti ini. Tapi, ketika dia sama teman-temannya yang lain, sifatny beda lagi.”
“Bener banget Dek! Di satu keadaan, Kakak merasa hanya seperti ‘orang singgah’ di kehidupannya. Dan, otomatis, kalau dia udah sama teman-temannya, biasanya dia lupa sama Kakak. Hal yang tadinya biasa kita lakukan bersama pun pasti terlupa olehnya.”
“Hhuhuuu..ternyata nasih kita sama ya Kak Ciiin. Hhehe.”

Tidak ada komentar: