Mampu memampukan baik padahal mampu memburukkan adalah kemewahan hati yang mampu. Tiadalah mampu jika bukan yang Maha mampu yang memampukannya. Sebab, banyak yang masih mampu baik tapi lebih memampukan diri memburuk. Hingga yang di sekitar memburuk karena buruk memburukkannya. Tidak ada penularan selain pemburukan yang dimampukan. Sudahkan kita memampukan diri membaik? Atau sengaja pasrah pada ketidakmampuan yang dimampukan?
Januari kusut, 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar