"El, lapeeerrr," keluh Rini pada pukul 08.00wib.
Biasanya dia akan merengek lebih cepat daripada ini.
"Sejak tadi malam belum makan, makanya perih banget nih," lanjutnya lagi.
Aku juga. Semalam, kami sama-sama nggak makan malam. Kenyang dari ayam penyet yang dibawakan Lia sorenya untungnya masih bisa bertahan hingga jam 12.35wib, menjelang aku tidur. Pagi ini, aku pun merasakan lapar yang sama dengan Rini.
"Uangku ada nih Rp 4000 Rin. Kita makan apa dengan uang segini? Ngerebus mie aja?"
"Terserah kalau El mau. Aku nggak deh, takut sakit perut karena kemarin kan udah makan mie juga."
Akhirnya, kami putuskan untuk membeli 5 buah gorengan di tempat biasa.
3 bakwan + 1 risol +1 tempe goreng. Lumayan deh buat ganjal perut. Semoga nanti siang bisa makan dengan layak ya Allah.
"Aku singgahin di perpus dulu ntar baru ku jemput, gimana?"
"Aku ikut ke FMIPA ajalah. Lagian aku belum pernah maen ke sana. Sekalian lihat-lihat suasana di FMIPA juga."
Sesampainya di FMIPA, aku meninggalkan Rini di bawah dan aku segera naik ke lantai 2 di DEKANAT FMIPA ini. Tapi, kok ngga ada orang sih? Ah, tapi lantai 2 yang mana lagi kalau bukan yang ini? Aku sms bang Rokhim dan tak lama kemudian dia muncul dengan langkah gesit.
"Di mana ni ruangannya, Bang?"
"Di sini, sebelah kiri."
Biasanya dia akan merengek lebih cepat daripada ini.
"Sejak tadi malam belum makan, makanya perih banget nih," lanjutnya lagi.
Aku juga. Semalam, kami sama-sama nggak makan malam. Kenyang dari ayam penyet yang dibawakan Lia sorenya untungnya masih bisa bertahan hingga jam 12.35wib, menjelang aku tidur. Pagi ini, aku pun merasakan lapar yang sama dengan Rini.
"Uangku ada nih Rp 4000 Rin. Kita makan apa dengan uang segini? Ngerebus mie aja?"
"Terserah kalau El mau. Aku nggak deh, takut sakit perut karena kemarin kan udah makan mie juga."
Akhirnya, kami putuskan untuk membeli 5 buah gorengan di tempat biasa.
3 bakwan + 1 risol +1 tempe goreng. Lumayan deh buat ganjal perut. Semoga nanti siang bisa makan dengan layak ya Allah.
"Aku singgahin di perpus dulu ntar baru ku jemput, gimana?"
"Aku ikut ke FMIPA ajalah. Lagian aku belum pernah maen ke sana. Sekalian lihat-lihat suasana di FMIPA juga."
Sesampainya di FMIPA, aku meninggalkan Rini di bawah dan aku segera naik ke lantai 2 di DEKANAT FMIPA ini. Tapi, kok ngga ada orang sih? Ah, tapi lantai 2 yang mana lagi kalau bukan yang ini? Aku sms bang Rokhim dan tak lama kemudian dia muncul dengan langkah gesit.
"Di mana ni ruangannya, Bang?"
"Di sini, sebelah kiri."