Bagaimana rasanya menunggu giliran tampil dalam suatu
pertunjukan/perlombaan? Tentunya deg-degan ya. Aku pernah merasakannya. Bahkan
sering. Tapi yang aku alami kali ini berbeda karena aku sedang menunggu giliran
dalam pengajuan judul penelitian. Mungkin nggak akan sebegini berdebarnya kalau
kenyataannya aku hanya sendirian di ruang tunggu. Kondisinya sekarang, aku
berada di antara teman-teman yang sedang mengajukan diri mengikuti sidang
skripsi, atau minimal mengikuti ujian hasil. Lah aku? Baru akan mengajukan
judul. Perbedaan ini sangat kontras. Aku seperti orang yang asing dengan proses
wajib bagi seluruh mahasiswa ini. Sudah pasti karena selama ini aku memilih
berjalan dahulu ke tempat berbeda, ke proses yang lain.
“Eh, Lina itu mau ngajuin apa?”
“Dia mau sidang skripsi lagi El.”
“Ohhhh…”
“Eh, Dian itu mau ujian apa besok?”
“Dia juga sidang skripsi El.”
“Oooohhh. Kalau kamu ujian apa setelah ini?”
“Aku mau ujian Hasil lagi El.”
Aku hanya ber-oooo panjang setiap kali mengetahui proses
teman-teman di sekitarku. Ntah sudah sejauh mana selama ini aku melangkah sehingga aku tidak tahu menahu tentang
mereka. lebih tepatnya aku yang tidak mau tahu dan mencari tahu. Ya, tentu
saja, bukankah aku sendiri yang memilih untuk berbelok arah dulu? Kini, aku
tersadar bahwa ternyata aku tidak pernah benar-benar berlari, jangankan untuk
melompat tinggi. Karena, di bahuku ada tugas besar yang belum ku selesaikan dan
ku pikul ke mana pergi.