
Pukul 21.14wib. Ku coba membuka FB, tapi leletnya parah! Eh, giliran buka
blog, lancarnya pake banget. Emang diwajibkan nulis nih kayaknya. Udah beberapa
hari vakum dari diary meskipun tetap ku angsurkan,hanya saja tak selesai.
Aku baru aja nangis dan cerita sama Teguh. Tentang sebuah
krisis bangsa. Tentang krisis yang mengiris-iris. Tentang rakyat ini yang
rupanya sangat miskin. Apakah kamu akan sepakat denganku atau tidak? Mari ku
ceritakan apa yang terjadi…
Tadi, setelah sholat Maghrib aku ditelvon oleh Novi. Ketika kami
sedang asyik mengobrol, kak Dewi –penjaga kosku memintaku untuk ke luar
sebentar. Ada abang iparnya yang akan menjelaskan tentang bisnis katanya. Aku menangguhkannya
sebentar untuk menuntaskan obrolanku dulu dan Novi.
“Ni Abang Ipar Kakak, El…” kata kak Dewi ketika aku sudah
berada di bibir pintu.
“Halooo?” sapa bapak itu sambil menyodorkan tangannya kepadaku.
Aku hanya balas menangkupkan tangan di dada.
“Jadi, Bapak ingin menawarkan peluang bisnis kepada Adek. Kebetulan,
Bapak memang sedang mencari partner mahasiswa karena bisnis ini modalnya kecil
tapi peluangnya sangat besar. Baru saja dilaunching semalam dan hari ini
membernya sudah lebih dari 40.000 orang.”
Mulailah si bapak menjelaskan tentang modal dan sistem kerja
bisnis ini. Persis! Persis banget dengan bisnis-bisnis lain yang pernah ku
lihat berkelebatan di internet. Teman-teman boleh buka salah satu contohnya di
sini.
Intinya gini; kita diminta transfer uang, setelah itu kita dapat web replika
persis seperti yang sedang kita baca itu dan tugas kita adalah menyebarkan link
itu ke semua orang supaya mereka pun bayar dengan jumlah yang sama, tapi kali ini
ke no.rek kita yang udah otomatis tayang di web replika tadi. Mudah kan? Kalau
kita bayarnya Rp 100.000 diawal, ya kita akan mendapatkan kelipatannya terus
menerus.