"Mamake pernah ikut acaranya Ahmad Fuadi kemarin?”
“Nggak Mil. Di rekorat kan acaranya?”
“Iya Mamake. Nah, dia itu motivasi menulisnya luar
biasa loh Mamake.”
“Apa yang disampaikannya Mil?”
“Apa yaaa.. ada sih di catatan Umil tu Mamake..hehee. Dia
itu kan dulu sering banget nulis surat untuk Mamaknya di kampung, karena dulu
kan belum ada teknologi kayak sekarang ini. Jadi, surat-surat itulah yang
dikumpulinnya untuk bahan nulis novelnya tu Mamakeee. Ternyata benar ya apa
yang Mamake bilang, nulis diary itu memang bermanfaat kali. Diary itu bisa jadi
berkas kita, jadi kapanpun kita butuh inspirasi, kita tinggal ngumpulkan
berkas-berkas itu ajaa. Umil udah membiasakan diri sekarang nulis-nulis catatan
Mamake.. Meskipun masih berserak, tapi awak bikin tanggalnya terus. Supaya
nanti kalau awak butuh, awak langsung tahu kapan itu umil tulis.”
“Bener bangetttttt.”
“Waku ikut workshopnya Ahamd Fuadi itu Umil berfikir,
ternyata setiap orang itu berpeluang ya jadi seorang penulis.”
“Iya! Bener banget tuh Milll! Nah, salah satu penyebab
Mamake sangat mencintai nulis diary ini ya itu. Mamake yakin, kebaikan yang
dilakukan terus menerus itu pasti akan ada puncaknya, hasilnya. Meskipun
sekarang kita masih belum tahu akan menjadi apa tulisan-tulisan ini. Tapi, Mamake percaya tulisan-tulisan Mamake
ini akan menemukan takdirnya sendiri nanti. Sama halnya seperti kejahatan yang
nggak pernah dibiarkan oleh Allah tanpa ada akibatnya, begitu juga kebaikan
Mil.”
“Benerrrr..”
“Dalam sehari aja Mil, Mamake bisa menulis tentang banyak
ide loh di diary ini. Ide-ide itu ya kadang datangnya juga dari orang-orang
terdekat, nggak melulu dari Mamake. Dan, Mamake sangat semangat untuk
menuliskannya dengan rapi. Hari ini aja udah banyaaaaak banget loh pelajaran
yang bisa Mamake ambil Mill. Coba kalikan selama setahun, udah ribuan ide yang
kita tuliskan. Masa Allah membiarkannya begitu saja? nggak mungkin kan? Pasti
ada kesenangan di ujung sana.”
“Wahh…Mamake luar biasaa. Itu aja yang barusan Mamake
omongkan motivasi semua isinya. Hahaa. Ah, coba aja Umil di rumah, ntah
hapa-hapa yang Umil lakukan sekarang tuh. Makin melamun awak jadinya.”
“Untung aja ya Umil di sini sekarang.”
“Ih, bagus kali kata-katanya nih Mamake… Tuntutlah ilmu. Saat kita miskin, ia akan
menjadi harta kita. Dan, saat kita kaya, ia akan menjadi perhiasan kita.”
“Dari mana Umil lihatnya? FB?”
“Instagram.”