Pagi ini, pukul 9.50 wib, acara sosialisasi MAWAPRES di Ruang Yudisium FEKON UR resmi dibuka oleh pak Wakil Dekan 3 FEKON UR. Ketika memberikan kata sambutan, beliau banyak memberi nasehat, diantaranya adalah :
1. Agar seluruh mahasiswa selalu aktif mengikuti kegiatan-kegiatan positif untuk mengisi masa mudanya
2. Jangan suka mengingat keburukan orang lain, tapi ingatlah kebaikannya
3. Jangan memaksa orang lain agar sama seperti kepribadian kita, tapi perbaikilah diri sendiri dan jangan menyakiti perasaan orang lain
4. Beliau berharap tahun ini juara umum MAWAPRES bisa diraih oleh almamater FEKON
5. Ambillah ilmu sebanyak-banyaknya dari acara hari ini
Adapun pembicara yang diundang oleh panitia pada hari ini adalah :
1. ELYSA RIZKA ARMALA (Saya sendiri, hehe) sebagai 2nd Runner Up MAWAPRES UR 2014
2. Muhammad Rokhim, sebagai Runner Up MAWAPRES 2011 dan salah satu pelopor terbentuknya UR Cendikia
Usai ditutup dengan doa, sosialisasi pun dimulai. Seperti yang dikatakan oleh Wakil Gubernur Mahasiswa FEKON, MAWAPRES itu seperti barang langka di FEKON, artinya belum familiar diperbincangkan. Maka, hari ini akan menjadi momentum penyebarluasan informasi. Seperti sebuah nasihat, Seseorang akan menjadi musuh terhadap hal yang tidak diketahuinya.
Pembicara pertama adalah aku sendiri, setelah dipersilahkan oleh moderator. Aku menyampaikan kilas balik proses perjuangan meraih MAWAPRES. Poin yang aku tekankan adalah BERANI MENCOBA. Sebab, berprestasi artinya berkontribusi, berkontribusi artinya berbagi. Untuk menjadi seseorang yang banyak manfaatnya, haruslah menjadi seseorang yang berani mencoba dan mempelajari banyak hal berguna. Tidak ada yang tidak mungkin selama kita mau berusaha.


Panitia memberi tahu bahwa ada 2 point yang paling membuat kebanyakan mahasiswa FEKON takut mencoba MAWAPRES, yaitu ;
1. Kemampuan berbahasa inggris
2. Prestasi yang minim
Untuk poin pertama, aku menjelaskan bahwa bahasa Inggris itu bisa dipoles dengan membuat kosep presentase. Misalnya, waktu presentase adalah 10 menit. Maka, pilah-pilahlah ringkasan dari setiap BAB KTI lalu transletlah ke dalam bahasa Inggris. Lewat Google translate juga nggak masalah dan aku mengakui menggunakannya. Lalu, latihanlah terus untuk mengulang-ulang konsep itu hingga seperti tidak membaca teks lagi. Pertanyaan dewan juri juga nggak bakal jauh-jauh kok dari konsep KTI kita. Percaya deh! Kalau memang kepepet banget, bolehlah di mix aja pas diskusinya. Itu tips kilat yang aku bagikan. ^_^
Untuk poin kedua, aku menjelaskan bahwa prestasi yang dimaksud itu tidak hanya yang bergelar juara. Tapi, bisa juga prestasi non juara, seperti; menjadi delegasi Riau untuk acara konferensi/musyawarah nasional/temu wilayah, menjadi ketua pelaksana even berskala nasional, menjadi kontributor terpilih sebuah buku, menjadi presiden mahasiswa. Loh? Itu kan prestasi juga. Jangan disepelein loh. Justru itu yang sangat luar biasa. Tapi, memang lebih tinggi poin untuk prestasi juara. Tipsnya adalah, lampirkan semua foto kopian seminar-seminar dan surat aktif organisasi yang kita ikuti. Karena, juri tidak hanya menilai kecerdasan intelektual kita loh, tapi juga kecerdasan sosial. Masa seorang MAWAPRES apatis? Kang nggak cocok tuh. Nah, itu tips kilat juga dari aku.
Aku menghimbau kepada peserta untuk segera melaju dengan keadaan apa adanya saat ini. Pada kesempatan selanjutnya, silahkan diperbaiki lagi! Lalu, rasakan euforia prestisius dari kompetisi ini!
Berikutnya, pemaparan dari bang Rokhim. Beliau banyak menyampaikan tentang sistem penilaian dan format penulisan. "Mawapres itu adalah seseorang yang cerdas dari berbagai sisi. Tidak hanya intelektual saja, tapi sosial dan kepribadiannya juga," papar bang Rokhim. Beliau juga menghimbau peserta untuk BERANI mencoba. "Prestasi itu bukan untuk diceritakan atau dibangga-banggakan, tapi untuk dirasakan dan dibagikan manfaatnya," tambahnya lagi.
Sebelum acara ditutup, aku sempat mempromosikan TENTANG JANUARI kepada peserta. Alhamdulillah langsung banyak yang memesan. Lagi-lagi aku menceritakan tentang latar belakang penulisan buku tersebut. Ah, semakin diceritakan semakin indah rasanya. ^_^
Acara ditutup dengan pemberian kenang-kenangan dari panitia kepada para pembicara dan foto bersama. Semoga ilmu yang telah dibagikan dapat diambil manfaatnya oleh seluruh yang mendengarkannya. Aamiin ya Allah.
1. Agar seluruh mahasiswa selalu aktif mengikuti kegiatan-kegiatan positif untuk mengisi masa mudanya
2. Jangan suka mengingat keburukan orang lain, tapi ingatlah kebaikannya
3. Jangan memaksa orang lain agar sama seperti kepribadian kita, tapi perbaikilah diri sendiri dan jangan menyakiti perasaan orang lain
4. Beliau berharap tahun ini juara umum MAWAPRES bisa diraih oleh almamater FEKON
5. Ambillah ilmu sebanyak-banyaknya dari acara hari ini
Adapun pembicara yang diundang oleh panitia pada hari ini adalah :
1. ELYSA RIZKA ARMALA (Saya sendiri, hehe) sebagai 2nd Runner Up MAWAPRES UR 2014
2. Muhammad Rokhim, sebagai Runner Up MAWAPRES 2011 dan salah satu pelopor terbentuknya UR Cendikia
Usai ditutup dengan doa, sosialisasi pun dimulai. Seperti yang dikatakan oleh Wakil Gubernur Mahasiswa FEKON, MAWAPRES itu seperti barang langka di FEKON, artinya belum familiar diperbincangkan. Maka, hari ini akan menjadi momentum penyebarluasan informasi. Seperti sebuah nasihat, Seseorang akan menjadi musuh terhadap hal yang tidak diketahuinya.
Pembicara pertama adalah aku sendiri, setelah dipersilahkan oleh moderator. Aku menyampaikan kilas balik proses perjuangan meraih MAWAPRES. Poin yang aku tekankan adalah BERANI MENCOBA. Sebab, berprestasi artinya berkontribusi, berkontribusi artinya berbagi. Untuk menjadi seseorang yang banyak manfaatnya, haruslah menjadi seseorang yang berani mencoba dan mempelajari banyak hal berguna. Tidak ada yang tidak mungkin selama kita mau berusaha.
Panitia memberi tahu bahwa ada 2 point yang paling membuat kebanyakan mahasiswa FEKON takut mencoba MAWAPRES, yaitu ;
1. Kemampuan berbahasa inggris
2. Prestasi yang minim
Untuk poin pertama, aku menjelaskan bahwa bahasa Inggris itu bisa dipoles dengan membuat kosep presentase. Misalnya, waktu presentase adalah 10 menit. Maka, pilah-pilahlah ringkasan dari setiap BAB KTI lalu transletlah ke dalam bahasa Inggris. Lewat Google translate juga nggak masalah dan aku mengakui menggunakannya. Lalu, latihanlah terus untuk mengulang-ulang konsep itu hingga seperti tidak membaca teks lagi. Pertanyaan dewan juri juga nggak bakal jauh-jauh kok dari konsep KTI kita. Percaya deh! Kalau memang kepepet banget, bolehlah di mix aja pas diskusinya. Itu tips kilat yang aku bagikan. ^_^
Untuk poin kedua, aku menjelaskan bahwa prestasi yang dimaksud itu tidak hanya yang bergelar juara. Tapi, bisa juga prestasi non juara, seperti; menjadi delegasi Riau untuk acara konferensi/musyawarah nasional/temu wilayah, menjadi ketua pelaksana even berskala nasional, menjadi kontributor terpilih sebuah buku, menjadi presiden mahasiswa. Loh? Itu kan prestasi juga. Jangan disepelein loh. Justru itu yang sangat luar biasa. Tapi, memang lebih tinggi poin untuk prestasi juara. Tipsnya adalah, lampirkan semua foto kopian seminar-seminar dan surat aktif organisasi yang kita ikuti. Karena, juri tidak hanya menilai kecerdasan intelektual kita loh, tapi juga kecerdasan sosial. Masa seorang MAWAPRES apatis? Kang nggak cocok tuh. Nah, itu tips kilat juga dari aku.
Aku menghimbau kepada peserta untuk segera melaju dengan keadaan apa adanya saat ini. Pada kesempatan selanjutnya, silahkan diperbaiki lagi! Lalu, rasakan euforia prestisius dari kompetisi ini!
Berikutnya, pemaparan dari bang Rokhim. Beliau banyak menyampaikan tentang sistem penilaian dan format penulisan. "Mawapres itu adalah seseorang yang cerdas dari berbagai sisi. Tidak hanya intelektual saja, tapi sosial dan kepribadiannya juga," papar bang Rokhim. Beliau juga menghimbau peserta untuk BERANI mencoba. "Prestasi itu bukan untuk diceritakan atau dibangga-banggakan, tapi untuk dirasakan dan dibagikan manfaatnya," tambahnya lagi.
Sebelum acara ditutup, aku sempat mempromosikan TENTANG JANUARI kepada peserta. Alhamdulillah langsung banyak yang memesan. Lagi-lagi aku menceritakan tentang latar belakang penulisan buku tersebut. Ah, semakin diceritakan semakin indah rasanya. ^_^
Acara ditutup dengan pemberian kenang-kenangan dari panitia kepada para pembicara dan foto bersama. Semoga ilmu yang telah dibagikan dapat diambil manfaatnya oleh seluruh yang mendengarkannya. Aamiin ya Allah.
Indahnya berbagi, 18 Maret 2015-Rabu
Penuh Cinta : Elysa_RA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar