Senin, 30 November 2015

MC di Pascasarjana Pend. Ekonomi UR

Nama acara : Workshop dan Lokakarya Visi-Misi serta Evaluasi Kurikulum Program Studi Magister
Pendidikan Ekonomi Universitas Riau
Native Speaker : Dr. Cipto Wardoyo, SE., AK., M.Pd., M.Si., CA
Penyelenggara : Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi Universitas Riau
Waktu : 30 November 2015

Tentang Pencapaian :
Sebenarnya sejak bangun tidur, aku sudah merasa kurang enak badan. Tapi, janji tetaplah JANJI. Aku harus menepatinya meski mungkin tubuh ingin menjauhinya. Akhirnya, ku paksakan juga melaju ke Gobah, Pascasarjana Pend.Ekonomi. Aku disambut oleh pak Suarman dan ia langsung memberitahuku tentang role of agenda. Alhamdulillah, aku bisa tampil totalitas bahkan native speakernya sampai memuji Riau karenaku. Pak Suarman juga sangat puas dengan kinerjaku. Alhamdulillah, bahagia sekali rasanya. Bukan hanya itu, hari ini aku pun mendapat kemaafan dari seseorang yang telah ku doa=doakan selama 4 bulan yang lalu. Puji syukur pada-Mu. Sepulangnya dari sini, barulah aku istirahat total demi mengusir demam.


____PERBUATAN adalah wujud DOA terbaik. (Truly Elysa)

jika DOAMU adalah DIRIMU

Akan lebih baik jika DOAMU adalah DIRIMU
Supaya doa lebih sempurna
Dan diri menjadi sepadan atasnya

Banyak yang belum memantaskan diri
Tapi sudah menuntut Sang Pemberi

Banyak yang tak membaca diri
Tapi lebih dulu menuntu BERI

Jangan
Jangan seperti itu.

Hujung November sebagai koreksi diri, 2015

Minggu, 29 November 2015

Selamat Ulang Tahun kak Fanii

Dari jarak ribuan mil
Sebuah doa telah teralamatkan
Ke sebuah jiwa yang penuh suka
Sebab ini adalah hari bahagianya

Untuk kak Fani yang senantiasa menginspirasi
Ku kirim doa sederhana untuknya
Sebuah doa yang banyak juga diucapkan oleh sesama
Sebab doa ini adalah doa semesta

Selamat bersempurna usia untuk kesekian kalinya
Semoga umurmu senantiasa berkah
Segala susah segera memudah
Dan yang jauh semoga segera mendekat
Aamiin ya Rabb..

untuk kak Tafanni Ayunda Maghfira...
29 November 2015

Sabtu, 28 November 2015

Janji terhadap 1

Meski hanya 1 setiap hari
Tapi 1 tak selalu jadi 1
Sering kali waktu tersita untuk 1 yang lain
1 yang membuat 1 yang awal teringkari
Terlalaikan dan tertumpuk-tumpuk
Menjadi hutang deretan 1

Ternyata yang 1 itu tidak selalu mudah
Dan sesederhana lurus bentuk tubuhnya
1
1
1

November menjelang Desember, 2015

Jumat, 27 November 2015

Grand Final Pemilihan Duta Lingkungan



Aku sadar, ada begitu banyak kisi-kisi soal yang harus dimantapkan jawabannya. Tapi, aku lebih ingin mendahulukan nulis blog. Karena, aku merasa lebih bebas di sana. Sedangkan mencari jawaban seperti ini sensasinya jadi mirip sekali dengan zamannya ujian di semester muda dulu. Sejujurnya, otakku sudah jenuh untuk berfikir terlalu serius seperti itu lagi. Memang, hanya menulis yang bisa membutku lupa waktu. Setelah mandi, sholat Dhuha dan Al-Kahfi time, barulah pada pukul 09.10wib aku mulai fokus dan totalitas untuk belajar.
Rinnn… coba aja kamu masih di sini, aku pasti akan merepotkanmu untuk membantuku. Aku akan memintamu menanyaiku dengan sembarang soal  dan aku akan berlatih menjawabnya.
Ku tulis semua jawabanku di dalam buku, supaya lebih mudah diingat dan difahami. Pada setiap penjelasannya, ku pecahkan menjadi 3 point. Ilmu The power of Three ini sudah setahun lalu ku dapatkan dari bang Wira, eh ternyata kemarin sewaktu acara di Grand Cokro Hotel, pembicaranya juga mengatakan hal yang sama. 3 memang jumlah yang sangat mudah diingat.

Penulis adalah Pelukis tak Berkuas

PENULIS
adalah PELUKIS yang tak butuh kuas dan cat berwarna-warni
Ia hanya butuh PENA
Untuk menggambar dan memberi segala warna

Penulis November, 2015

Duta Bank Sampah kota Pekanbaru 2015

Nama Acara : Pemilihan Duta Lingkungan kota Pekanbaru 2015
Penyelenggara : Badan Lingkungan Hidup kota Pekanbaru
Waktu : 27 November 2015
Judul Karya : Panen Air Tanah dan Panen Air Hujan sebagai Upaya Konservasi Sumber Daya Air guna Mewujudkan Pekanbaru sebagai Green City.

Tentang Pencapaian :
Aku percaya bahwa keputusan Allah adalah keputusan yang tidak pernah SALAH. Ketika namaku dipanggil dan digelari sebagai Duta Bank Sampah kota Pekanbaru 2015, yang ku rasakan hanyalah KEBAHAGIAAN. Karena, sejak mendengar penjelasan bu Elma tentang Bank Sampah sewaktu pembekalan, aku langsung bercita-cita untuk menjadi pegiat Bank Sampah juga seperti bu Elma. Dan, malam ini Allah mengijabahnya. Aku sudah melakukan usaha terbaik, doa terbaik dan persiapan terbaik untuk bisa sampai ke titik ini. Maka, ini adalah hasil TERBAIK yang ku dapatkan atas segala yang tadi. Terimakasih ya Allah.

____Bukan tentang KEMILAU PIALA, tapi tentang bagaimana MEMBERI manfaat kepada SESAMA. (Truly Elysa).

Kamis, 26 November 2015

Selamat Ulang Tahun bang Agung

Seketika terbelalak ketika ku lihat namamu
Di beranda penuh rupa, tapi tak riuh suara
Bergegas ingin ku ucapkan selamat padamu
Meski ntah apa namanya ini
Puisi atau bukan
Yang jelas aku ingin segera mengucap selamat

Selamat ulang tahun bang Agung...
Aku mengenalmu, tanpa berkenalan
Semoga pada pengulangan usiamu yang ke sekian
Rezeki baikmu selalu berdatangan
Semoga segala yang belum lengkap
Bersegera digenap
Semoga segala yang masih terhalang
Bersegera memudah.
Juga mohon maafkan aku
Jika pernah tersalah dan bersalah
aammminn ya roob..
Maafkan puisi prematur ini bang.

November, 24-2015
Untuk bang Agung Prasetyo Wibowo.

Rabu, 25 November 2015

Selamat Ulang Tahun Sakal

Tak terasa sudah setahun lebih berlalu
Ketika kita dalam kesatuan tuju
Seatap
Serumah dalam senang dan susah
Hari ini adalah harimu
Peringatan yang kesekian dari umurmu
Aku ingin berucap
Terimakasih telah menjadi sahabatku
Besar harapanku untuk kita tetap seperti dulu
Sempat menyapa
Sempat bercerita
Sempat berbagi bahagi...
Semoga umurmu terus bermakna
Semakin dewasa dan dekat dengan cita-cita
cita-cita kita, cita-cita-Nya

untuk Opung sakal, 25 November 2015

Berterimakasihlah kepada Mereka yang Peduli



“Aaduuuuuuuuuuuuhhhhhh! Ya Allaahhhhhhhhhhhhhh..!” teriakku sambil memegang betis. Seperti ada gumpalan di betis yang mengeras dan bergerak semakin ke atas. Otot betisku serasa sedang dipilin saja. Ku tekuk kakiku sampai meringkuk, demi mencegahnya menjalar tak terkendali.
“Aduuuuuuuuuhhh!” aku masih mengaduh. Sakitnya benar-benar tak tertanggungkan. Kucing yang tidur di sebelahku pun sampai terbangung karena suara gaduhku. Mataku masih tertutup, hanya rautku yang meringis.
Perlahan… aku kembali tak sadarkan diri. Rasa sakit tadi perlahan mereda sementara badanku masih ku ringkuk.

Selasa, 24 November 2015

Selamat Ulang Tahun pak Asep

Padahal, beberapa sahabat yang berulang tahun sebelum tanggal ini tapi belum sempat juga ku buatkan puisi. Tapi, ketika melihat nama bapak, aku seperti seorang murid yang sedang diminta mengerjakan soal; cepat melaksanakan perintah. Jemariku bergerak seketika..

Selamat berbaru umur wahai pendidik
Meski tak langsung mendidikku
Selamat berbiru waktu wahai pendidik
Meski aku bukan murid yang engkau didik
Selamat berterus usia wahai pendidik
Meski yang didik belum tentu juga menjadi pendidik

Puisi kah ini?
Ntahlah.
Aku tak terlalu pandai memaknai makna
Yang ku tahu hanyalah
Puisi adalah semua pena
Seluruh jiwa

Untuk pak Asep Odang Kurnia, 24 November 2015

"Karena kamu sudah menjemputnya, Dek!"



Heemmm.. ternyata begini caranya. Kalau mau fokus ngetik, aku harus mencabut modem dari laptop. Karena, kalau nggak kayak gini, aku pasti akan sering banget ngelihat berbagai notif atau ngedit-ngedit blog lagi. Hhehee. Ternyata begini ya rasanya bahagia ketika berhasil membaca diri sendiri.
“Ya Allah, tanganku kok gemetaran ginii?”
Kayaknya aku sedang kelaparan parah deh! Owalah, udah jam 2 ya ternyata pemirsa? Huahhh, pantesan. Tapi kemarin siang kok nggak terasa kayak gini ya? Duuuhhh,, nulis pun jadi agak susah nih! Karena gemetaran banget dan salah-salah neka
n tuts keyboard. Hiksss.
Kak, pesan nasi bungkus 1. Lauknya telur dadar ya kak. Di pondokan Chichi, kamar nomor 2. Makasih kak.
Untung aja ada si kakak pengantar lauk yang selalu siap antar setiap saat. Bahkan, walaupun aku nggak punya pulsa, SMSku selalu dibiayainya. Jadi nggak perlu khawatir deh! Alhamdulillah...

Senin, 23 November 2015

Selamat Ulang Tahun Susi

Aku ingat padamu.
Sejak kemarin.
Sejak tanggal lahirmu muncul di beranda
Dan aku sengaja tidak menjadi orang pertama
Sebab yang pertama, sudah pasti ditunggu adanya
Tapi yang terlambat, belum tentu ditunggu apalagi diingat

Hai Si, apakabar?
Aku ingin selalu tahu kabarmu
Tolong jangan hanya datang padaku dimusimnya saja
Berbagilah cerita denganku
Termasuk tentang ulang tahunmu ini.

Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu
Kini, sudah semakin wajib masanya untukmu menjadi semakin sholeha
Barangkali sebentar lagi agamamu akan menyempurna
Aku doakan semoga prosesnya mudah lagi berkah
Yang baik, baiknya disegerakan
Jangan ditunda dan diperlama
Semoga kita selamanya... hingga ke jannah-Nya.. aamiiin.

Untuk Susi, 22 November 2015

Sebagaimana aku Memperlakukan, Seperti itu aku ingin Diperlakukan



Aku sangat menghargai orang yang sedang berbicara. Apalagi jika pembicaraannya itu adalah sebuah curhat, tentu ia bukan hanya membutuhkan telinga untuk mendengar, tetapi juga hati untuk memahami. Demikianlah aku pun ingin diperlakukan. Aku paling tidak suka ketika aku sedang curhat, orang yang sedang ku ajak cerita itu tidak fokus memandangku. Seperti aku memperlakukan, seperti itulah aku ingin diperlakukan. Makanya, tidak ke sembarang orang aku tertarik bercerita. Aku lebih menyukai komunikasi interpersonal daripada kelompok.  Karena ya itu tadi… karena aku tidak suka tidak diperhatikan.

Dan… sore ini aku marah pada Okta. Bisa-bisanya ketika aku sedang serius bercerita, matanya melihat keberbagai arah, sempat pula dia menertawakan tingkah laku orang lain yang menurutnya lucu. Bahkan, ia pun sempat mengusili mbak-mbak yang phobia pada ayam. Grrrrrrrr! Sekali, masih ku biarkan. Dua kali, masih ku biarkan. Yang ketiga kalinya…

Minggu, 22 November 2015

Inspirasi: Pemimpin itu Penggerak

"Bagi aku… Ardi ini adalah sosok pemimpin. Ada karakter leadership dalam dirimu dan ada juga wawasan yang luar biasa, tapi kadang itu redup bahkan nggak kelihatan. Kalau bagi aku, kamu punya looks untuk dipilih sebagai leader di komunitas Duta Lingkungan ini. Tapi, ini harus kalian bicarakan bersama yang lainnya juga tentang struktur komunitas sehingga nanti kalau BLH ingin menginfokan sesuatu, nggak susah payah lagi ngirimin SMS ke semuanya. Cukup ke ketuanya dan dialah yang menyampaikan ke yang lainnya.”
“Kak, aku mau klarifikasi tentang penilaian Kakak tadi,” kata bang Ardi.
“Oh, silahkan.”
“Aku tu tipe orang yang kalau sudah diberi posisi sebagai leader, aku akan langsung bagiin job desk sama anggota supaya bisa segera dieksekusi. Dan, kalau ternyata aku lihat ada yang nggak bergerak atau lambat geraknya, biasanya aku yang akan langsung turun untuk nanganinnya Kak. Itu tuh masalahnya. Intinya, aku sangat nggak bisa tenang kalau apa yang ku tugasin itu nggak selesai. Jadi, seolah-olah aku tu nggak percaya sepenuhnya kalau anggotaku itu mampu menyelesaikannya kan Kak?”
Bang, tugas pemimpin itu adalah MENGGERAKKAN sebenarnya. Jadi, Abang harus pandai MENGGERAKKAN orang-orang yang nggak mau gerak itu untuk BERGERAK.

Selamat Ulang Tahun Andinitria

Bukankah ini yang kau tunggu dariku, Ndin?
Aku tahu.
Aku menyegaja menjadi yang ter-akhir dari yang akhir
Adakah selainku yang seterlambat ini?
Mungkin tidak.
Tidak mungkin.
Terlambatku semoga menjadi tertambatmu.

Kapan kita berjumpa lagi?
Untuk menikmati makan siang bersama barangkali?
Atau sekedar merebahkan lelah bersebelahan.
Atau sekedar saling sapa sejenak.
Aku rindu.

Di pengulangan ke 22 ini semoga terulang segala berkah
Terbuang segala gundah
Tersempurna segala sudah
Tertuntas segala resah
aku mendoakanku dari jarak sekian dan sekian.
Dariku yang mencintaimu karena mencintai-Nya...

Untuk saudariku, Andin...
22 November 2015

Sabtu, 21 November 2015

Inspirasi: Tentang Pilihan

"Cek! Kakak mau tanya nih!” kataku ketika kami melintas di depan gedung Gasing.
Okta melambatkan laju motornya supaya mengiringiku.
“Kalau seandainya Cek memenangkan sesuatu, atau habis terbang ke manaaa gitu, atau sedang ulang tahun, terus ada seseorang yang nggak ngucapkan selamat ke Cek padahal dia cukup tahu Cek dan Cek yakin dia tahu tentang kisah Cek tadi, nah gimana sikap Cek ke dia?”
“Emmm…biasa aja sih. Okta tu tipenya kalau orang ngasih selamat ya Okta bahagia, kalau nggak dapat ucapan selamat ya nggak apa-apa.”
“Ini bukan tentang apa-apa atau nggak apa-apanya Cek. Tapi ini lebih kepada gimana Cek ‘membalas’ orang tersebut. Sederhananya gini, ketika dia tahu ulang tahun Cek tapi ntah karena alasan apa ternyata dia nggak ngucapin selamat, maukah Cek nanti ngucapin di hari ulang tahunnya?” tanyaku dengan intonasi dan ekspresi power full sehingga Okta mudah memahaminya.
“Nggak! Okta nggak mau ngucapin!” jawab Okta akhirnya.
“Iya. Sama. Kakak juga! Ini bukan tentang benar dan salah kan Cek? Ini hanya soal PILIHAN. Lagian, kita nggak SALAH kan kalau kita memilih untuk nggak ngucapin ke dia?”
“Iya, bener tuh! Kita kan nggak berhutang apa-apa sama dia. Ucapan itu pun adalah pilihan kita. Kalau mau ngucapin ya silahkan, kalau nggak mau ya itu pilihan kita.”

Selamat Ulang Tahun Harry dan Haggy

Kadang, aku mencintai KETERLAMBATAN
Meski lebih mulia jika mencintai KETEPATAN.
Tapi, keterlambatan yang kali ini ku akui
semoga mendapat tempat indah
dan tetap mencipta senyum.

Selamat berulang tahun duhai adindaaa...
Semoga semakin sholeh
Sesuai jalan yang harapan yang dirancang-Nya
Semoga apa-apa yang sedang diupayakan
Selalu beroleh kemudahan dan kesudahan
Yang baik lagi terbaik
Bersaudaralah karena-Nya
Bersama jua karena-Nya

Tiadalah harap selain semoga-semoga yang terbaik
Moga adinda senantiasa mengingat kakak
Dalam segala daya dan sempat
aamiinn...

untuk dek Hari Novar dan dek Hagi Novar
November 2015

Jumat, 20 November 2015

Inspirasi: Menulisku, Istirahatku


“Ya Allah, izinkan hamba hidup dalam ‘kemewahan’ hati, rasa dan cinta dalam tulisan dan persahabatan yang menghebatkan. Aamiin.”
Aku jadi teringat dengan pertanyaan seorang junior setelah membaca blogku…
                “Kakak nggak capek nulis terus Kak?”
“Nggak. Justru seneeeng banget. Hehee,” jawabku. Sebuah kalimat pun berlanjut diam-diam di dalam hati; Dek, justru MENULIS ini adalah cara kakak BERISTIRAHAT.

Taubat itu tidak Sebatas atas Maksiat



Aku terbangun karena eongan kucing. Tumben banget sepagi ini dia udah bangun dan mengeong-ngeong. Aku curiga dia mau eek. Akhirnya, segera ku buka jendela dan mengeluarkannya. Kembali ku dapati kamar ini benar-benar kayak kapal pecah. Sambil mengucek mata, ku lipat selimut tebal yang menjadi alasku tidur semalam. Aku memang sengaja tidak tidur di atas kasur karena kasur pun berantakan oleh barang-barang pecah belah (?). hehee.
“Alhamdulillahilladzi akhyanaa ba’damaa ‘amatanaa wailayhinnushuur..”
Setelah sholat Subuh, aku berdoa memohon ketetapan hati kepada Allah; sebaiknya aku pergi ke Kampar bersama Lia atau tidak.
Cin… jam 07.30wib kita berangkat ya dari Panaam… See u.
Pesan singkat dari Lia barusan semakin menambah gelisahku. Memang, semalam secara tersirat mami sudah mengizinkanku. Pertimbangannya sekarang tergantung padaku. Karena, biasanya sekalipun sudah direstui, aku tetap wajib mempertimbangkan segala sesuatunya kembali. *ciyeee..yang udah dewasaaa.

November Novel

Searah lika-liku jalan
Terjarah berbagai khayal

Aku suka kamu menyuka
Tapi lebih suka jika kamu tak menyuka

Cinta selalu sempurna
Kita yang tak pernah sempurna


Kita tak serupa cinta
Kita tak sesempurna cinta

NAMIRA
(Ketika cinta jatuh, utuh lalu menjauh)

Tentang beberapa judul rancangan
Ntahlah!
Masih entah
Terpenjarakan khayal kesempurnaan

November Novel, 2015

Kamis, 19 November 2015

DOA: Jauhkan kami dari Kecelakaan



Tiba-tiba.. BRUUUKKKKKKK!
2 motor di depanku sam-sama jatuh ntah bagaimana ceritanya. Mungkin, aku terlalu fokus untuk berhati-hati mengitari tugu Songket ini dan kejadiannya pun sangat cepat terjadinya. Aku hanya melintas perlahan lalu kembali melaju. Maaf yaaa Allah, hamba benar-benar buru-buruu. Ada beberapa orang yang sigap menolong mereka. Aku menduga salah satu dari pengendara motor itu ada yang berbelok mendadak sementara yang satunya lagi ngebut. Tiba-tiba aku teringat dengan keluargaku nun jauh di sana…
“Ya Allah, hamba mohon jagalah keluargaku dari segala macam bentuk KECELAKAAN dalam PERJALANAN dan PEKERJAAN. Izinkan kami menghadapmu dalam kondisi tubuh yang baik, terpuji dan dengan hati yang RIDHO lagi Engkau RIDHOI. Aamiin.”

Selain Menuliskanmu

Adakah cara yang lebih indah untuk membahasakanmu selain menuliskanmu?
Aku belum menemukannya!

November penuh cinta, 2015

Rabu, 18 November 2015

Inspirasi: Pendengar adalah Profesi mulia

"….Cek, ada 3 skill yang bisa mengalahkan kecerdasan kayak apapun kalau ini dikuasai oleh seseorang. Menulis, Berbicara, Mendengarkan. Nah, mendengarkan itu adalah SKILL dasar yang harusnya dimiliki oleh semua orang. Tapi, justru itu yang jarang banget dibahas dan nggak ada teorinya. Padahal, kuncinya justru di sana. Semua orang bisa saja belajar dan berhasil menjadi Pembicara atau Penulis hebat, tapi hanya sedikit yang bisa menjadi Pendengar yang hebat. Dan memang, hanya MENDENGARLAH yang nggak ada kompetisinya, kecuali di TOEFEL, ehhee.”
“Hemmm…iya ya Cek.”
Aku melanjutkan lagi ceritaku. “Ketika kita berada di lingkungan baru, lepaslah semua atribut kemenangan yang udah pernah kita sandang. Masukilah lingkungan baru itu sebagai orang baru yang ingin belajar dan ketika telah tiba saatnya, DUNIA yang akan MENJELASKAN siapa dirimu yang sebenarnya Cek.”

Selain Merindukanmu

Adakah yang lebih elegan dalam merindukanmu selain dengan mendoakanmu?
Aku belum menemukannya!

Ingin ku bicara, -November, 2015

Selasa, 17 November 2015

Inspirasi: Kebahagiaan adalah Keseimbangan

"Umil akhir-akhir ini tu agak malas loh Mamake. Kadang, awak pun bingung dengan diri awak sendiri. Habis sholat subuh tu nggak ada ngapa-ngapain lagi, tidru-tiduran, guling-guling nggak jelas. Hati kecil Umil sampai berbisik; ‘Mil, kamu tahu loh kalau malas-malasan kayak gini ni nggak boleh, tapi kok kamu tetap aja malas?’ Alhamdulillah sih Mamake, walaupun Umil sering malas-malasan, Umil bisa mengendalikannya untuk rajin lagi.”
“Alhamdulillah… tapi alangkah jauh lebih baik lagi kalau kita nggak perlu memperbaiki yang salah itu ya kan, Mil?”
“Iya Mamakeee,. Betul tuh!”
Cerita Yaumil itu sebenarnya menuntunku untuk membaca diri sendiri. Apa yang dialami Yaumil adalah nasehat bagiku juga. Ya Allah, bantu kami untuk selalu pandai menjaga dan membaca diri. Aamiin.

“Kadang awak sedih loh Mamake kalau larut dalam kemalasan gituu…”
Mil, Mamakee juga gituuu… pekikku dalam hati.
“Benar-benar nggak bertambah bahagia Umil karena kemalasan itu. Kadang, awak juga berfikir; sebenarnya apa sih ukuran kebahagiaan itu? Menurut Mamake, apa ukurannya?”
Aku terdiam. Berfikir. Lalu bingung.  Ntah bagaimana caraku menjawabnya.
“Kata orang, kebahagiaan itu adalah ketika kita bisa SEIMBANG,” lanjut Yaumil lagi.
“Ahaaa! Benerrrr banget tuh Millll. Kuncinya memang KESEIMBANGAN.”

‘Itulah kan Mamakee… memang keseimbangan itu kuncinya. Tapi, itu yang paling berat untuk kita lakukan. Awak pun kadang berusaha menyemangati diri; ‘Mil, malas-malasan aja Umil udah bisa kayak sekarang ini, gimana kalau Umil nggak malas-malasa? Makanya, Umil harus bangkit! Semangat!!!’ Inilah yang diajarkan di Tarbiyah kan Mamake… ketika ukuran amalan yang udah diajarkan di Tarbiyah itu kita kurangi sedikiiiiit aja dari yang seharusnya, memang terasa kali efeknya kan Mamake? Karena kita udah terbiasa dengan ukuran dan kebiasaan itu. makanya, awak berusahaaa kali untuk terus menjaganya Mamakee..”
“Aamiiinnn, semangat buat kitaaaaaa!” teriakku, penuh semangat.
Mil, penyesalan Mamake sebenarnya jauh lebih besar daripadamu (kalau kamu tahu kekurangan Mamake). Jangan terlalu mengagumi Mamake, miiill.. nanti kamu kecewa.

Selain mencintaimu

Adakah cara terbaik dalam mencintaimu selain dengan menuliskanmu?
Ku rasa tidak ada.

Novemberku, 2015

Senin, 16 November 2015

Inspirasi: Belajar dari Udayana


Tiba-tiba aku melihat kelebatan sosok Teguh di depan stand. Langsung saja ku teriaki dia!
“Woyyyy! Bububuyuuuuu!”
“Eh, Yuhuuuuuu,” katanya sambil mampir.
Ia bercerita tentang pengalaman amazingnya selama mengikuti Debate Competition di Barawijaya. Aku menyimaknya dengan seksama. Di sela ceritanya, sebenarnya aku ingin menanyakan sesosok rindu padanya. Tapi, ntah karena ia terlalu antusias atau aku yang tak berkesempatan untuk menyela, akhirnya pertanyaan itu terlupa.
“Anak-anak yang dari Udayana itu keren banget loh Mak. Mereka tu di kampusnya punya UKM yang khusus pada perlombaan-perlombaan. Istilahnya gini; ‘Udah, kamu nggak usah mikirin dana, kamu nggak usah ngurusih LPJ. Fokus aja pada perlombaan yang kamu ikuti!’ gitulah Mak saking kampusnya itu mendukung prestasi mahasiswanya. Dan, bisa dipastikan setiap bulannya mereka punya PIALA baru.”
WAWWW! Aku sampai meinding karena takjub dengan cerita Teguh ini. Tiba-tiba harapanku membesar kepada URC untuk bisa mewujudkan hal yang serupa atau paling tidak mirip seperti itu.

Gara-gara tundaku

Gara-gara tundaku
Hakku tertunda
Kesadaran itu datangnya dari naluri
Seolah ada bisikan lembut
Setelah ku dengar, tersadarlah segala sudah
Gara-gara tundaku
Wajibku tertumpuk
Waktuku tertumbuk

November yang sering ditunda, 2015

Minggu, 15 November 2015

Tim Penyaji Mie Sagu untuk Pemecahan Rekor MURI

Nama Acara : Harmony Sejuta Karya
Penyelenggara : BEM Universitas Riau
Waktu : 11-15 November 2015 di Venue Climbing UR

Tentang Pencapaian :
Sebenarnya ini di luar kesengajaan dan tanpa perencanaan sebelumnya. Niatnya cuma mau lihat-lihat dapur persiapan pemcahan rekor MURI di puncak acara nanti. Tapi, panitia kekurangan orang untuk mengemas mie sagu yang sudah selesai dimasak. Akhirnya, aku ikut nimbrung. *sekalian nyolong mie sagunya juga, hehee. Aku bangga banget bisa menjadi bagian dari persiapan rekor kece ini. Mungkin puluhan teman-teman yang terlibat dalam penyajian masakan khas Riau ini nggak ada yang kefikiran untuk mengarsipkan momen seperti apa yang ku lakukan ini. Bahkan, aku memasukkannya ke dalam salah satu deret prestasiku juga nih!. Bukankah prestasi yang sesungguhnya adalah ketika kita mampu BERMANFAAT untuk orang lain? Ini adalah salah satu wujudnya.

____Bukan tentang apa yang kamu RAIH, tapi tentang apa yang ORANG LAIN raih karena melihat caramu MERAIH. (Truly Elysa)

INFO: Kita harus kenal Syiah

Di tengah santap siang dalam suasana yang hening karena terpa terik mentari yang meninggi…
“Mil, tadi pagi kan Mamake status orang tentang mantan istrinya Jalaludin Rakhmat gini; ‘Kami sudah biasa melukai diri sendiri. Apalagi untuk melukai orang lain? Kan ngeri banget Mil, miris. Terus, Mamake langsung ganti DP  dengan foto itu dan Mamake tulis PM yang isinya supaya kita berhati-hati dengan Syiah. Eh, tiba-tiba ada yang ngomen dengan emot bingung. Dia itu salah satu finalis MAWAPRES 2014 juga loh Mil, tapi yang sangat Mamake sayangkan itu karena dia sama sekali nggak tahu Syiah itu apa.”
“Ya ampuuunn.. itukan udah jadi isu hangat sekarang ya Mamake. Awak walaupun malas baca buku, tapi tahu jugalah informasi tentang itu. Siapa dia Mamake? Anak faperika?”
“Ada deh, nanti kalau Mamake kasih tahu, Umil kenal pula sama dia. Sengaja nih nggak disebutin inisialnya supaya Umil nggak tahu.”
“Oh, iyalah. Terus, Mamake?”
“Ya gituuu.. Dia malah minta diajarkan sama Mamake. Ya mamake nggak maulah, nanti ‘dekat’ pula jadinya sama dia. Mamake kasih aja link www.syiahindonesia.com ke dia, biar dipelajarinya. Alhamdulillah Mil, orangtua Mamake udah faham banget dengan persoalan ini. Semoga keluarga kita selalu dijaga dan terjaga ya Milll..”
“Amiinnn. Mamak awak pun gitu Mamake.. Udah jauh lebih faham daripada awak, karena Mamak awak tu rajin baca, rajin lihat berita, rajin ikut pengajian. Kayak anak kuliahan gitu Mamake kalau ikut pengajian, dicatatnya semua yang disampaikan sama ustadnya.”
“Waaawww..”

1 tahun aku

Sudah ditunjukkan jalan, tapi tak laju melangkah
Pula melaju
Malah tetap diam dalam sekam
Tak usah menunggu 5 tahun
1 tahun pun aku akan menjadi debu
Diterbangkan angin
Dimusnahkan hujan
1 tahun lagi aku adalah onggokan
Relakah wahai aku?

November dan rela, 2015

Sabtu, 14 November 2015

Investasi Abadi, Jariyah Sejati



Hari ini, kemalasan tidak boleh mendahului semangatku! Meskipun sebenarnya, aku masih ingin lebih lama lagi duduk diam, sendirian  di kamar ini. Memang, menyendiri bersama tulisan adalah hobiku. Aku betah seharian suntuk nggak ke mana-mana asalkan berdua bersama tulisan. Pukul 08.00wib, aku sudah bersiap untuk mandi tapi lagi-lagi kekhawatiranku tentang Whatsap yang selalu gagal ku download malah semakn menjadi-jadi. Akhirnya, beberapa menit masih berlalu bersama pencarian sebab dan solusi. Barulah setelah itu aku beranjak dari dudukku…
“Assalamualikum… Mamakeee…?”
“Mamakeee…”
Aku hafal betul dengan suara itu. Pasti itu adalah Umil. Huft, untuk aja aku udah ready dan tinggal pakai jibab aja. Ku buka pintu dan ku persilahkan Yaumil untuk masuk.
“Mamake mau ke manaa?”
“Ke stand URC kita donk.”
“Alhamdulillah.. awak kita Mamake ntah mau pergi ke manaa. Awak malu kali sejak kemarin sendirian terus. Macam nggak punya kawan aja awak jadinya. Segan kali sama Ar-Royan, mereka ramai terus loh Mamakeee.”
Duh, Milll… maafin Mamake yang nggak becus ini yaaa.