Minggu, 31 Januari 2016

Psikologi Bangsa lewat filmnya

"Rin, kenapa ya film-film barat tu nggak ada yang romance-nya berkesan kecuali Titanic atau Romeo-Juliet yang selalu disebut-sebut orang? Film-film barat tu jarang banget yang menunjukkan keagungan cinta ya Rin? Kecuali kalau film tentang rumah tangga ya... tapi itu pun nggak terlalu menyayat-nyayat hati. Beda dengan film India; Film actionnya pun pasti selalu menyelipkan romantisme. Setiap perempuan yang dihadirkan di film-filmnya, pasti punya tujuan dan nggak ada yang hanya lewat begitu saja atau sekedar jadi hiburan."

"Iyaaa..yaa, gimana cara orang tu buat filmnya ya? Ngajak orang sebanyak itu untuk ikut menari. Kalau emang bukan kulturnya, mana mungkin segitunya penghayatannya ya kan? Orang tu memang suka menari dan menyanyi."
"Aku jadi pensaran Rin, kayaknya kekhasan film itu mencerminkan psikologi bangsanya deh! Tengoklah film-film Barat; Serba sadis dan canggih. Mereka memang cerdas secara otak, tapi mereka miskin rasa. Makanya mereka suka menjajah. Lihatlah India? Mereka kaya rasa banget Rin dan mana mungkin negara se-so sweet itu menjajah dan berperang? Ya nggak?"
"Iya ya El. Kayaknya ada berhubungan tuh!"

Di samping Garuda

Aku sudah gila, sepertinya
Cemarut ini mungkin biangnya
Atau, air haram ini?
Aku tak peduli
                Kau tersenyum padaku
                Mengabarkan ada harapan di penghujung jalan
                “Letakkan najis itu, kita ubah negri ini!”
                Lamat kau mengabur
Jangan pergi!
Bandit!
Muka bandit itu menggantikanmu
Tersenyum gagah di samping Garuda
mengubur nanah busuk di balik peci

Akankah kami dapati sosokmu memimpin barisan negri ini?
Mengembalikan cerita indah dalam siroh penuh debu

Januari dan negeri mimpi, 2016
*A Poem by Romi Kurniadi 

Sabtu, 30 Januari 2016

Yang membuatku berkata 'CUKUP'

Oh, Allah...
Mohon pertemukanlah daku dengan seseorang
yang siap menghalalkanku
dan
membuatku berkata 'CUKUP'
dengan bersamanya


Februari dan sebuah harap, 2016

Jumat, 29 Januari 2016

tiba-tiba membuatmu SEMPURNA

RASAmu yang tak TERBALAS
jangan sampai membuatmu merasa tak BERGUNA
percayalah padaNya,
akan ada seseorang yang sedang sangat
MENGINGINKANmu
lalu tiba-tiba kau akan merasa SEMPURNA
olehnya


Januari dan seseorang, 2016

Kamis, 28 Januari 2016

Tak habis Menuliskan tentangmu

Kau sudah terlalu banyak melewatkan tulisanku yang banyak MENULISKAN tentangmu...

Januari dan aku yang terlupakan, 2106

Bisa apa dalam gelap?



Hujan. Pagi seketika bertambah sejuk. Dinginnya pagi semakin gigil, beku. Untung saja jemariku tidak turut membeku ; ia masih terus hangat dan semangat menari-nari di atas keyboard. Aku sedang menuliskan diary hari kemarin. Pagi ini harus selesai, supaya bisa dibaca oleh mereka yang kemarin ada di dalam hariku.
Menulis 3 halaman setiap pagi adalah proses disiplin para penulis hebat!
Status FB barusan semakin membuatku bersemangat untuk terus menerus dalam rutinitas seperti ini; Menulis. Mungkin kalau ditanya lebih pilih mana antara diberi laptop atau diberi buku? Maka aku akan memilih laptop. Siapa bilang aku tidak suka membaca? Suka! Tapi tak selalu harus buku. Aku membaca apapun yang bisa ku baca dengan praktis. Yap! Aku suka sekali yang praktis-praktis tapi tetap beresensi. Aku lebih suka ngunjungi hipwee.com daripada baca buku dengan genre sama seperti hipwee.

Rabu, 27 Januari 2016

Mendoakan Sabtu


Kau tahu bagaimana rasanya sebuah RAGU?
Mungkin kau tahu, tapi tak sering merasakannya. Atau mungkin sering, tapi tak sesering aku. Kau tahu bagaimana sulitnya aku mengelola sebuah RAGU? Mungkin kau tidak bisa membantuku menjawabnya, sebab RAGU seolah sudah menjadi teman setiaku. Nyaris hingga titik ini, RAGU masih selalu mengganggu. Kadang, RAGU datang tak tahu waktu dan tak tepat waktu.
.
Kadang aku iri padamu. Iri pada semua kepolosanmu ketika berkata; "Aku ingin *something* tahun ini!" dan berbagai pernyataanmu lainnya yang serba berisi tentang INGIN. Kadang, aku bertanya di dalam hati; "Ajarkan aku memiliki hati yang seyakin itu!"
.
Ada beberapa hal yang mungkin kau menduga bahwa kita SAMA. Tapi, sebenarnya aku sedang menyimpan sebuah BEDA yang ku kemas menjadi KESAMAAN. Dan hingga sejauh ini pun, aku mengira bahwa kau masih mengiraku SAMA denganmu. Mungkin beberapa waktu lagi baru akan ku ceritakan padamu tentang RAGUku ini. Ketika RAGU telah berubah menjadi sesuatu yang BARU atau menjadi sesuatu yang lain.
.
Yang membuatku takut untuk mengakui RAGUku ini adalah rasa khawatir bahwa kita akan kehabisan cara untuk DEKAT. Eh, bukan kita, tapi aku! Aku terlalu khawatir kita tidak akan sedekat dulu. Karena dulu, kita pun didekatkan karena KESAMAAN, bukan? Lalu, apa jadinya kita jika SAMA tidak lagi ada? Maka ku putuskan, biarlah rahasia. Aku masih ingin (berpura) SAMA denganmu. Siapa tahu waktu akan menjadikanku benar-benar menjadi SAMA denganmu dan perlahan RAGUpun menghilang di antaranya. Lagipula, menjadi SAMA denganmu, ku yakini adalah hal BAIK dan tempat TERNYAMAN. Aku tidak akan menyesali ini. Insya Allah…

#‎celotehbertemaRAGU

Aku ingin kembali asing

Setelah mengetahui perasaanmu, aku jadi ingin kembal asing bagimu. Diketahui olehmu mendadak
ternilai olehku sebagai hak premature. Aku ingin kita kembali asing saja. Asing akan menjadikanku lebih spesial di mata waktu dan kau lebih spesial di mataku. Bukankah sebelumnya kita pun saling asing?


Januari yang asing, 2016

Selasa, 26 Januari 2016

Menanti Tulisanmu



Ajari aku menggunakan PENA, akan ku tulis gemericik air, udara dingin,
kabut senja sampai daun gugur...

*Menanti Tulisanmu*

Aku selalu menanti tulisanmu.
Karena darimana lagi aku bisa tahu apa yang sedang kamu fikirkan bila tidak dari sana? Kita tidak pernah bercakap-cakap tentang sesuatu yang dalam. Hanya sebuah sapaan. Aku selalu menunggu tulisanmu. Karena darimana lagi aku bisa tahu tentang jalan fikiranmu, tentang masalah yang sedang kamu hadapi atau tentang perasaan yang sedang kamu rasakan. Meski tulisanmu tidak sepenuhnya mewakili perasaan, setidaknya aku tahu bahwa perasaanmu masih hidup untuk nantinya aku cintai. Itupun bila kamu mengizinkan.

Aku selalu membaca tulisanmu. Dari halaman 1 hingga halaman yang aku yakin akan terus bertambah. Karena darimana lagi aku bisa mengenalmu dengan leluasa bisa tidak dari sana? Aku bahkan tidak kuasa menyebut namamu di hadapan temanku. Aku harus menunggu sepi atau malam hari agar bisa leluasa memandang layar dan membaca berulang-ulang setiap kata yang lahir dari fikiran dan hatimu. Aku mencinta cara jatuh cinta seperti ini; tidak diketahui olehmu dan aku pun tidak harus repot-repot bertanya ke sana ke mari tentang harimu. Teruslah menulis, karena suatu hari nanti, salah satu tulisanmu akan ku wujudkan. Tentang resahmu menunggu seseorang yang tak kamu tahu siapa. Tapi, kamu percaya ia pasti datang. 
Aku.... pasti datang.

Ajari aku Menggunakan Pena



Aku ingin berterimakasih kepada SASTRA yang telah mengajariku mengenal KEKAYAAN JIWA. Dan, saat ini aku sedang berusaha memupuknya. Terimakasih wahai SASTRA karena telah mengajariku banyak hal tentang KEMEWAHAN HATI; tentang bagaimana caranya mencintai tanpa menjadi lemah, tentang  bagaimana caranya hidup 2 kali, tentang  bagaimana caranya marah dengan ramah, tentang  bagaimana caranya menyentuh hati tanpa bersentuhan fisik, tentang  bagaimana caranya merapikan perasaan, tentang  bagaimana caranya membenci lewat larik puisi, tentang  bagaimana caranya mengagumi dari kejauhan, tentang  bagaimana caranya berharap dengan elegan, tentang  bagaimana caranya melukiskan segala warna tanpa kuas, tentang bagaimana caranya menggambar dengan bermodal pena, tentang cara  bagaimana caranya banyak orang yang jauh di sana, tentang bagaimana caranya meminta maaf tanpa berkata MAAF dan tentang bagaimana caranya menyebarkan cinta dan salam dari PENA. Terimakasih sastra...

Hari dan hari yang terutangi

Pada numerik 00.05, aku masih aku yang siang
segalanya menjadi larut dan pekat
Hening
dalam rayap gulita membening
aku masih aku yang siang
dalam malam yang malam
masih ada 1 puisi lagi yang terjanji
harus ku selesaikan sebelum aku lelap
sebab, sudah terlalu banyak hutangku pada hari
dan hati-hati yang belum sempat ku cintai

Januari dan tagihan hari, 2016

Senin, 25 Januari 2016

Bukan ke arahku

Aku harus tega
memaksa diri mengalihkanku darimu
perhatianku butuh disibukkan
supaya tunggu ini tak terlalu peduli waktu
memang, aku yang terlalu luang
hingga detik terasa jadi menit
menit terasa jadi jam
bahkan tahun rasanya seperti abad
luangku memang tak tanggung lagi
untukmu, sibuk selalu tereguk
tak ada alasan yang menandingin luangku padamu
seolah engkaulah alasan jedaku
padahal...
bahkan kau pun tidak sedang ke arahku

Januari dan seseorang yang memunggungi, 2016

Menyemogakanmu Membacanya



Hey kamu, anak muda! Tentunya kamu pernah merasa baper dengan seseorang dan membuatmu jadi nggak logis. Padahal, sebenarnya kalau dia lelet balas pesan kamu adalah hal biasa sebelumnya. Tapi, semenjak kamu baper, segala sesuatunya jadi dihubung-hubungkan dengan rumusan; ‘Kayaknya aku bukan orang yang spesial baginya.’ Hahahaa.. lucu ya? *ciyeee… yang berpengalaman. Eheeh.

Hemmmm…. Pasti capek ya rasanya di kondisi kayak gitu? Makanya, menjaga hati itu memang selalu jadi pilihan terbaik. Allah nggak ingin melihat seorang Elysa menunggu seseorang yang belum tentu jodohnya. Kasihan juga hati ini karena berharap lebih kepada manusia, padahal dia sendiri pun nggak pernah tahu kalau kita mengharapkannya, lebih. Gubrak! Intinya, pandai-pandai memenejemen hati sih. Kalau ngerasa udah ada candu-candu yang nggak beres di hati (Ex: Nungguin balasan bbmnya sampai membuatmu termenung cukup lama, padahal biasanya kamu bisa nyetrika baju, nyuci piring atau bobok siang), maka cepat-cepatlah kembali kepada KEMURNIAN. Segala sesuatunya akan jauh lebih objektif kalau kita nggak baper. Hidup akan lebih enjoy dan hangat. Baperlah seperlunya saja. *?

Dannn... terinspirasi dari pengalaman bathin tersebut, membuatku terinspirasi untuk merangkai sebuah quotes: Aku akan terus MENULISKANMU. Dan terus menyemogakanmu MEMBACANY. Jika tidak kini, mungkin suatu hari nanti. #TrulyElysa

Minggu, 24 Januari 2016

Adalah Jiwa

Ada yang lupa diperhatikan
diberi asupan
dirawat dengan pemuliaan
adalah JIWA

Tak sesering FIKIRAN gaungnya
yang selalu ditanyakan
dijagai
dipuji
adalah prematur

Adalah jiwa yang penting untuk dipulangkan pada perhatian.

Januari dan jiwa, 2016

Sabtu, 23 Januari 2016

Jika Tuhan memberitahuku

Jika Tuhan memberitahuku
siapakah penyempurna ketidaksempurnaan
penabah kesedihan
penggugah kediaman
pengubah kebekuan
maka aku akan memberitahu Tuhan
bahwa
Aku ingin waktu di-kini-kan...

Januari dan jawaban Tuhan, 2016

Jumat, 22 Januari 2016

Aroma puisi

Bukan untuk dipertanyakan
apa maknanya?
apa maksudnya?
apa tujuannya?

Dengar!
Puisi itu bukan numerik
tak juga mendekat kuadrat
apalagi menyerupai logika matematika
bukan!

Lihat!
puisi adalah milik hati
hanya hati yang tahu
meski liriknya tak berlagu
lagunya tak merdu

Tanyakanlah pada hati
bagaimana warna puisi?

Januari dan aroma puisi, 2016

Kamis, 21 Januari 2016

Apapun-ku

Sindiranmu tak mengubah apapun-ku
meski aneka cara mengudara
coba mengklarifikasi semesta
atau membatalkan warna jingga
pada senja yang merona
sudahlah!
Sindiranmu tak mengubah apapun-ku
ini keputusanku yang terlanjur basah kau amiinkan
amiinmu sudah terkabul
ijab-qabul si hati dan jiwa terlaksana sudah
kecewa telah menamai sebuah kehilangan
ini bukan salahmu, bukan juga salahku
ini salah waktu
kenapa mengulur setuju?


Januari yang absurd, 2016

Rabu, 20 Januari 2016

Masihkah Aku alasanmu?

Banyak dalih mengambil alih
kekinian niat yang mesti dibarukan
cara meraih si nanti beranak pinak jadi cabang
mengaku sama, tapi sebenarnya membeda

Merasa tetap setujuan
sesadar-sadarnya sadar, langkah tetap berpungguk
upaya berpundak-pundak telah bernisan
ini sudah terlalu jauh arahnya

masihkan Allah alasanmu?

Januari dan alasan, 2016

Selasa, 19 Januari 2016

Memilikimu

Menulis, jalanku memilikimu
Menulis, aku merasa memilikimu
Menulis, membuatku memilikimu
Menulis, terasa aku utuh memilikimu
Menulis, adalah memilikimu
Menulis, sempurna memilikimu
Menulis, sekalipun hanya tulisan yang memilikimu

Januari, memilikimu, 2016

Senin, 18 Januari 2016

Memampukan mampu yang baik

Mampu memampukan baik padahal mampu memburukkan adalah kemewahan hati yang mampu. Tiadalah mampu jika bukan yang Maha mampu yang memampukannya. Sebab, banyak yang masih mampu baik tapi lebih memampukan diri memburuk. Hingga yang di sekitar memburuk karena buruk memburukkannya. Tidak ada penularan selain pemburukan yang dimampukan. Sudahkan kita memampukan diri membaik? Atau sengaja pasrah pada ketidakmampuan yang dimampukan?

Januari kusut, 2016

Minggu, 17 Januari 2016

Maka ruhku tiada lagi

Hanya jika puisi tak bernyawa lagi
maka ruhku tiada lagi

Hanya jika puisi tak ku temui lagi
maka ruhku tiada lagi

Hanya jika puisi berkhianat pada hati
maka ruhku tiada lagi

Hanya jika puisi jadi benci
maka tuhku tiada lagi

Januari dan janji puisi 2016

Sabtu, 16 Januari 2016

Candu tak tahu malu

Ntah jenis candu macam apa ini?
Tak mampu beranjak bahkan sedetik
Alihkan pandangan pun enggan
Segala tuju hanya padamu

Meski diam selalu jadi jawaban
terus saja bicaramu ku semogakan
ntah hingga bila
terus ini ku teruskan
pinta pun bisa berkhianat, bukan?

Januari yang kacau, 2016

BAT 10; "Wahai diriku, engkaulah sang Pemenang!"



“Daaa… El pergi yaaa.. Assaalmualaikummm…”
Ku lambaikan tanganku pada papi dan Nilam lalu ku tutup pintu kamarku. Tapi, ketika sudah sampai di teras, mendadak aku ingin kembali lagi ke kamar. Hanya untuk berkata yang kedua kalinyaa…
“Daaa…Pi, Laammm.. Assalamualaikum.. muuuachhhhhh!”
Usai mereka meresponku, barulah ku tutup pintu dan dengan basmalah aku bergerak meninggalkan kosan.  Kalau bisa memilih, aku ingin mengiringi kepulangan papi dan Nilam, tapi tidak mungkin, karena aku sudah punya janji dengan sang Sabtu sejak jauh-jauh hari.
“Ya Allah… jaga papi dan Nilam, hamba titipkan mereka kepadaMu. Sesungguhnya Engkaulah Dzat yang selamanya tidak pernah menyia-nyiakan titipan. Selamatkan mereka, lancarkan perjalanan mereka, mudahkan urusan mereka, jauhkan mereka dari segala marabahaya. Aamiin..”
Aku sudah tiba di ujung jalan Lobak dan mulai memasuki kawasan Soekarno Hatta. Sebentar lagi, Arfin Ahmah akan menjelang.
Jangan lupa ya Lisss. Resto bintang 5 tu letaknya tepat di seberang BRI. BRI tu sebelah kiri kantornya kalau Elis masuknya dari jalan Lobak.

Jumat, 15 Januari 2016

Tak Jemu

Lewat nada, segala tentang mendadak terkenang
aku suka
Merdumu, canduku
Ntah hingga kapan aku akan mengulangnya
Mungkin hingga lagumu dipeluk waktu
Tak jemu
Aku


Seseorang yang melantunkan 'Azalia', 2015

Kamis, 14 Januari 2016

Aku berdua dengan doa, di belakangmu

Dari belakangmu
Aku duduk tenang penuh dedoa
Ingin melihatmu menyempurna
Semoga doa yang ku sampaikan saban hari
Sampai dihatimu

Menenangkanmu
Memenangkanmu
Dalam segala gelisah yang ringkih lagi renta
Tapi tak lelah juga menguntit debar

Aku, dari belakangmu
Ingin melihatmu dan calon masa depanmu

Januari adalah kita, 2016

Rabu, 13 Januari 2016

Ia yang membuatku cukup

Aku tak pantas harapkan yang sempurna
sebab aku pun jauh dari kata layak
bahkan mendekatinya pun tidak
aku sederhana

Maka, ku harapkan seseorang yang sederhana pula
yang membuatku merasa cukup
meyakinkanku untuk berhenti bersamanya
semesta merestui segala

Januari dan harapan, 2016

Selasa, 12 Januari 2016

Tutuplah pintumu

Kita ibarat empunya pintu
umpama pintu rumah
banyak harta, benda, perhiasan, keteduhan
suguhkan segala kepada tamu semesta jiwa
hati-hati pada pengetuk yang hanya singgah
tak lama, tak bermakna

Tutuplah pintumu hingga Dia tersipu
lalu ia datangkan tamu-mu
jadi raja di hatimu

Januari dan temu, 2016

Senin, 11 Januari 2016

Hati semakin tak temu

Menemukan hati
sesulit menyusuri putih pasir pasi
yang di dalamnya ada mutiara bening
dan, setelah ditemukan, kemudian hilang
hati kembali hilang
lalu kita kembali mencari
kadang mencuri-curi hati yang lain
bukannya semakin menemukan, malah kehilangan
2 kali kemalangan
pulang kemalaman
gelap, hati semakin tak temu

Januariku, 2016

Minggu, 10 Januari 2016

Siapalah kita tanpa cinta?

Telah sehebat apapun fikiran dipintarkan
tepatlah hati tak kalah harus pintar
lenturnya lidah berkata romantis, bukan hal tabu
justru dari sanalah cinta menyusul

Adakah hal yang lebih penting dari cinta di duna ini?
Aku rasa tak ada
kita diciptakan dari, oleh dan untuk cinta
siapalah kita tanpa cinta?

Kemampuanmu mencair dalam bekunya dialog
adalah indera ajaib yang terfungsikan alami
aku mungkin belum mampu
seperti itu

Januari dan lantun lagu, 2016

Sabtu, 09 Januari 2016

Kita sering berjalan menjauh

Kita sering memamerkan dosa
kepada waktu dan usia
padahal waktu jauh lebih gagah
daripada diri

Kita lupa berharap ampun
atas badan yang berkhianat pada khusyuk
atas hati yang bersulur dua
atas harap-harap yang kadang mendua

Kita terlalu jauh dari ampun dan syukur
Sering berjalan menjauh
Lalu mendadak tersadar
Bertanya; 'Kenapa rasanya aku jauh?'

Januari yang kembali khilaf, 2016

Jumat, 08 Januari 2016

Nelvon Allah dulu Yuk?



Aku sangat was-was. Berulang kali ku lihat jam di HP. Aku tidak boleh terlambat hari ini! Ada kepercayaan besar yang harus aku laksanakan; Mengawas Ujian mata kuliah Profesi Pendidikan. Aku masih terus menulis. Yap, beginilah rupaku kalau sudah kecanduan. Ku lirik lagi jam di HP. Sudah pukul 06.40wib. Aku segera mandi dan bersiap-siap untuk berangkat. Aku pakai jilbab pemberian Okta hari ini plus white long blazer dan rok hitam. Ready to go!
“Huft! Kirain udah jam berapa. Syukurlah masih jam 07.25wib,” legaku dalam perjalanan menuju fotokopian di Bina Krida.
Aku memilih jalan kaki hari ini supaya berkeringat dan lebih aktif. Ku foto kopi soal ujian ini sebanyak 33 rangkap.
“Semuanya Rp 3.800,” kata si abang FC Mandala.
Setelah membayar, ku lanjutkan langkahku. Aku melangkah besar-besar, persis seperti langkahnya orang-orang Jepang yang sering ku lihat di film-film. Ah, bukankah seharusnya Bina Krida ini sesak dengan mahasiswa yang ramai berjalan kaki? Yang terjadi justru ramai dengan pengendara motor. Hhehe, apa bedanya dengan aku? Bukankah baru hari ini saja aku berjalan kaki? Hehe. Aku jadi mengkhayal tentang Bina Krida yang seperti di film-film Jepang gitu. Keyen pastinya.

Suara santun

Telah ku dengar kembali suaramu
setelah tahun kembar ini
Ini benar-benar terasa baru
Tersadar bahwa sapa kita dulu adalah awal dan akhir
Sebelum sapa yang barusan ada setelah tiada

Ternyata kita dekat
Tapi tak merasa sebab tersekat
Oleh teknologi pemberi kabar
Mengabari sesuai kehendak pemiliknya

Telah ku dengar kembali suaramu
yang kali ini lebih terasa begitu
seolah kita baru berbincang
Waktu telah menyeka suara

ini adalah Januari, 2016


Kamis, 07 Januari 2016

Mencintamu dan segala ketidakpastian

Mungkin tak selamanya baik
jika aku selalu mengetahuimu
Mungkin tak selamanya terasa indah
jika aku selalu padamu, saling

Meski rindu demikian meranggas
karena kerontang
Aku masih dan akan selalu
hingga waktu menyulap tanya menjadi nyata

Aku mencintaimu dan segala ketidakpastian ini

Dalam alun Azalia, 2016

Hal yang Tidak Mungkin Ditentang dan Ditantang



Apa yang kamu fikirkan ketika kecewa dengan sebuah kualitas jasa?
Kalau aku? Biasanya aku refleks membathin seperti ini; ‘Cukup ini yang pertama dan terakhir kalinya aku datang ke tempat ini!’.
Bagiamana denganmu?
Pun biasanya, kalau aku memutuskan datang kedua kalinya ke tempat tersebut, itu hanya semata-mata untuk memastikan; “Udah nyadar atau belum ya nih orang?”. Hanya itu. Dan, ketika yang ku dapati ternyata masih sama, hemmmm… sudah bisa ditebak kan keputusanku selanjutnya?
Kamu juga begitu?
Walaubagaimana pun, pelayanan terbaik harus menjadi moto bagi setiap ‘penjual’ jasa dan atau barang. Kejujuran dalam pelayanan menjadi harga mutlak yang tidak akan tergantikan dengan apapun. Kalau memang bisa, katakan bisa. Kalau meminta pembeli menunggu 1 jam, maka tepatilah 1 jam. Kalau mengatakan pukul 5 akan sampai, maka tepat waktulah. Sesederhana  itu. Maka, kita akan tercengang betapa banyak pembeli yang telah kita puaskan.

Rabu, 06 Januari 2016

Ingin hidup 2 kali

Ingin hidup 2 kali
aku
Dalam hutan aksara
yang ku panen saban waktu
Sebab ku tanam saban tunggu

Ingin hidup 2 kali
aku
Dalam lautan kata
yang ku labuhkan dari setiap rasa
Sebab ku maknai dari setiap masa

Ingin hidup 2 kali.
Aku...

dalam Januari, 2016

Kita tidak Selalu Sama dan bisa Bersama



Kita tidak bisa membuat orang lain selalu menyukai kita. Karena, perasaan itu ibarat angin; bisa berpindah-pindah dan berubah arah. Ia ada, tapi tak terlihat nyata. Yang bisa kita lakukan adalah memastikan diri kita untuk selalu TIDAK PANTAS dibenci oleh orang lain. Karena, yang satu ini sangat mungkin untuk dilakukan. Bukankah kita adalah RAJA bagi diri kita sendiri? Maka, jadilah raja yang bijaksana.

Suatu waktu , mungkin kita akan merasa terasing dengan seseorang sebenarnya sangat dekat. Tapi, sebenarnya kita tidak pernah benar-benar asing sampai kita berhenti bersikap seperti biasa kepadanya.

Selasa, 05 Januari 2016

Aku ingin mencintaimu bagai tak cinta

Aku ingin mencintaimu bagai tak ada
Bagai tiada yang sedang ku cintai
Bagai yang ku cintai ntah siapa orangnya
Bagai sapa yang tak pernah tahu rupa
Bagai ajaibnya angin yang tak berupa, tapi berasa
Bagia heningnya malam dalam lelap mata

Aku ingin mencintaimu bagai kata-kata
Tersusun rapi dalam ada dan tiada pembaca
Dalam abai dan pedulinya jeda

Januari dan irama cinta, 2015

Surat Akhir Tahun



Aku sudah ke Prodi untuk menyebarkan angket lagi. Tapi, karena orang-orang pada nggak ada, nggak tahu pada kemana, akhirnya aku putuskan untuk balik ke kosan aja. Sebelum pulang, aku mampir dulu ke Pondok Hijau untuk beli nasi bungkus. Eh, ketemua Reni dan Isti di seberang jalan. Ketika ku kabarkan kepada mereka bahwa aku sedang menyebarkan angket, mereka merasa sangat surprise mendengarnya. Karena, aku ngebut banget. Isti tinggal mengurusi sidangnya sedangkan Reni masih mengurusi penelitiannya. Sama denganku. Padahal dia udah sejak bulan Mei lalu ujian Propsalnya sementara aku baru bulan Desember kemarin.

“Elis kok tembem kali pipinyaaaa?” kata Reni sambil mencubitku karena geramnya.
“Hemmmm… baru aja mau ku bilang, jangan ngatain pipiku. Eh, udah ngomong duluan aja Reninyaa…huft!”
“Hahhaaa… sori ya Eeelll. Hehee.”
Kami berpisah dengan sebuah pesang semangat para pejuang skripsi. Aku pulang ke kosan sedangkan mereka ke kampus.

Senin, 04 Januari 2016

Diskusi Mimpi

Padahal dering nada pengusik tidur sudah memekak
tapi mimpiku malah tak mau lepas
mengajak telinga berdiskusi dengan mimpi
lambat laun telinga menurut setuju
mengalah kemudian pada lelap

Barulah terpekik ketika wajah subuh mencerah
pudarkan gelap, samarkan kelabu
sigap bergerak menuju yang Satu
berjuta sesal menyesak, menyeruak
inilah aku, hamba yang penuh tunda

Tanda pagi selalu seperti ini
hadirkan harap-segenap yang baru
aku harus mengakhirkan semua enggan
demi genapi janji yang tertunda
pada segala yang tercita di dada

Januari yang ranum, 2015

Minggu, 03 Januari 2016

Rindu yang tak Meng-aku

Aku rindu
tapi kadang bingung bagaimana
harus berterus terang
atau bertegang gerus

Aku rindu
tapi mungkin tak menjadi apa
jika pun diungkap
pun aku tak siap bila tak berjawab

Aku rindu
tapi kadang sering ringkih
hanya bisa diam-diam meninjau
lewat doa pun jadi lah



Aku rindu pada Januari, 2016

Sabtu, 02 Januari 2016

Jika yang Maha Jika

Jika ku diamkan, ia menjadi-jadi
Jika ku ungkapkan, ia berapi-api

Jika ku dalami, ia tak terbendung
Jika ku punggui, ia malah menggunung

Jika ku acuhkan, ia semakin utuh
Jika ku abaikan, ia semakin menyentuh

Jika-jika yang tak pernah cukup
Terjemahkan Rindu dan Cinta.

Januari dan terjemahan cinta, 2016

Izinkan Ketulusan Melengkapi Kita



“Cin!” panggilku.
“Oikk?” jawab Lia tanpa mengalihkan pandangannya dari HP.
“Sebenarnya…. Ini menurut aku yaaa. Ujian terbesar bagi orang-orang yang mengaku faham tentang arti UKHWAH adalah ketika saudaranya… emmm….”
“Ke luar jalur?”
“Yap! Itu dia, Cin. Misalnya, nggak ngaji lagi kek, jarang nongol di syuro kek, pacaran kek, atau apalah yang sejenisnya tu. Sebenarnya di situlah hati ini diuji; sanggupkah kita tetap baik, ramah, hangat kepada saudara kita itu seperti sebelum dia berubah dulu? Dannn… makasih ya, mu tetap seperti ini kepadaku walau apapun yang terjadi, Cin. Karena, ada beberapa yang sikapnya berubah sama aku sekarang Cin,” jelasku.
Lia mengangguk, tersenyum. “Kalau bicara soal perubahan sikap orang kepada kita Ciinnnn… sebenarnya aku pun merasakannya.”
“Seriusan, Cin?”
“Ho’oh. Ntahlah ya kenapa bisa gitu, mungkin karena aku jarang datang atau gimana. Yang jelas, kita kan bica ngerasain hal itu kan Cin? Namanya aja berhubungan dengan hati, pasti hati kita bisa merasakannya.”

Jumat, 01 Januari 2016

Sabar yang paling Sungguh

Ini lebih dari tentang jodoh.

Membahas jodoh berarti membahas diri
bukan semata-mata tentang jadi atau tidak
sekarang atau nanti
baik atau buruk
tapi lebih dari itu, ini tentang diri kita

Banyak usia yang mengakui diri mendewasa
padahal tak ubahnya hanya jejeran deret angka
banyak pula yang sibuk merasa ranum
malah lambat laun mendewasa karena masa
bahkan ada pula yang tak tentu tuju
tapi bersungguh pada yang Satu.
Lalu mana yang lebih baik?

Jodoh bukan hanya tentang mencari,
tapi tentang menunggu dengan seanggun-anggunnya usaha.
Sabar saja,
tenang dalam doa yang paling elegan

Untuk bang Mono yang sedang 'mencari'. 2016